Respiratory syncytial virus (RSV) menyebabkan infeksi saluran pernapasan bagian bawah. Meskipun ini dapat menginfeksi siapa saja pada usia berapa pun, infeksi RSV sering terjadi pada bayi di bawah usia dua tahun.
Tanda dan gejala dapat bervariasi dari ringan, gejala seperti pilek hingga parah, gejala seumur hidup, bahkan mengancam masalah pernapasan karena komplikasi. Terutama di masa pandemi Covid-19, infeksi ini gejalanya mirip dengan gejala infeksi virus Corona.
Simak ulasan Popmama.com berikut ini untuk mengetahui tanda, penyebab, faktor risiko, komplikasi, pencegahan, dan penanganan infeksi virus RSV pada bayi.
Gejala Infeksi RSV pada Bayi
Pexels/Prince Photos
Tanda dan gejala infeksi virus RSV biasanya muncul empat sampai enam hari setelah terpapar virus. Berikut beberapa gejala yang umum dialami oleh bayi:
Batuk (kering atau basah) dan bersin,
Pilek,
Demam,
Napas cepat dan pendek,
Kesulitan bernapas dan bengek,
Pernapasan perut,
Kepala terayun-ayun saat bernapas,
Rewel,
Kewaspadaan berkurang,
Kelelahan,
Nafsu makan berkurang.
RSV dapat menyebabkan pilek pada awalnya. Gejala ini dapat diikuti oleh pneumonia atau bronkiolitis pada banyak bayi, menyebabkan kesulitan bernapas yang parah.
Beberapa gejala infeksi RSV bisa mirip dengan infeksi corona karena virus pernapasan menyebabkan kedua kondisi tersebut. Infeksi virus corona juga dapat menyebabkan batuk, pilek, dan demam.
Penurunan kekebalan karena infeksi RSV dapat meningkatkan risiko infeksi Corona, Ma. Tingkat keparahan infeksi corona dapat memburuk jika terjadi bersamaan dengan infeksi RSV. Karena gejalanya mirip, dokter mungkin akan meminta tes Covid-19 juga.
Editors' Pick
Penyebab Infeksi RSV
Pexels/polina-tankilevitch
Virus RSV dapat masuk ke tubuh bayi melalui hidung, mata, atau mulut. Infeksi ini juga menular dari orang lain yang sudah terinfeksi.
RSV biasanya menyebar dengan cara berikut:
Droplet akibat bersin, berbicara, atau batuk.
Kontak langsung.
Permukaan yang terkontaminasi: RSV dapat bertahan di permukaan, seperti meja, gagang pintu, mainan, dan rel tempat tidur bayi, selama berjam-jam setelah terkontaminasi oleh orang yang terinfeksi.
Bayi dengan sistem kekebalan yang lemah dapat menyebarkan virus ke orang lain hingga empat minggu setelah gejalanya hilang.
Siapa yang Berisiko?
Freepik/chainfoto24
Bayi di bawah dua tahun berisiko terkena infeksi RSV dan komplikasinya. Bayi dengan kondisi berikut berisiko lebih tinggi terkena infeksi RSV:
Lebih muda dari enam bulan,
Lahir prematur,
Penyakit jantung bawaan,
Penyakit paru-paru kronis,
Distrofi otot dan gangguan neuromuskular lainnya.
Komplikasi Infeksi RSV
Pixabay/coltsfan
Virus RSV dapat menyebabkan komplikasi berikut pada beberapa bayi:
Pneumonia dan bronkiolitis,
Asma,
Infeksi virus RSV berulang.
Sebagian besar bayi dengan infeksi RSV yang parah mungkin memerlukan rawat inap karena kesulitan bernapas. Dokter dapat memantau dan mengobati masalah pernapasan selama dirawat di rumah sakit.
Cari perawatan medis jika Mama mencurigai adanya infeksi RSV pada bayi. Gejala, seperti warna biru pada kulit, kuku, dan bibir, demam tinggi, dan masalah pernapasan, memerlukan perawatan medis segera.
Kurang dari satu popok basah dalam delapan jam dapat mengindikasikan dehidrasi akibat infeksi. Segera bawa bayi ke dokter jika bayi mengalami dehidrasi.
Pencegahan dan Penanganan Infeksi RSV
Freepik
Tidak ada vaksin untuk mencegah infeksi RSV. Tindakan pencegahan berikut dapat membantu mengurangi penyebaran virus:
Cuci tangan dengan sabun dan air atau bersihkan dengan pembersih berbasis alkohol sebelum menyentuh bayi atau barang-barang mereka.
Hindari paparan dengan memerhatikan etika batuk dan bersin jika memiliki gejala gangguang pernapasan. Hindari mencium bayi jika memiliki gejala pilek.
Cobalah untuk menggunakan masker wajah bila memungkinkan jika memiliki gejala pilek.
Batasi kontak bayi dengan orang yang pilek dan demam.
Jaga kebersihan rumah. Desinfeksi gagang pintu, meja kamar mandi, dan permukaan lainnya. Buang tisu bekas dengan benar.
Jangan berbagi botol, mainan, dan barang pribadi bayi lainnya dengan orang lain.
Cuci mainan secara teratur, terutama jika beberapa anggota keluarga atau pengasuh memiliki gejala gangguan pernapasan.
Jangan merokok di dekat bayi.
Tindakan perawatan di rumah berikut dapat membantu meringankan beberapa gejala infeksi RSV:
Humidifier: Ini dapat melembapkan udara dan mengurangi hidung tersumbat dan batuk. Pastikan untuk menjaga pelembap tetap bersih untuk menghindari jamur dan pertumbuhan bakteri.
Hindari ruangan yang terlalu panas.
Tetes hidung saline: Mama dapat mencoba tetes hidung saline untuk meredakan hidung tersumbat sesuai instruksi dokter anak.
Cukupi asupan cairan: Susui bayi dengan teratur. Mama dapat memberikan air atau makanan berbahan dasar air pada bayi yang sudah mendapatkan MPASI. ASI juga mengandung faktor kekebalan untuk melawan infeksi.
Hindari asap rokok.
Tindakan ini bukan untuk menyembuhkan tetapi dapat membantu meredakan gejala gangguan pernapasan. Diskusikan dengan dokter mengenai penanganan yang tepat untuk bayi.
Tidak ada obat khusus untuk infeksi RSV. Bayi mungkin memerlukan rawat inap dan perawatan suportif karena masalah pernapasan. Perawatan berikut biasanya diberikan di rumah sakit untuk bayi dengan infeksi virus RSV:
Cairan intravena (IV) diberikan untuk mempertahankan hidrasi.
Oksigen yang dilembapkan dapat meredakan masalah pernapasan pada banyak bayi.
Ventilasi mekanis atau mesin pernapasan mungkin diperlukan untuk bayi dengan masalah pernapasan parah.
Obat antivirus diresepkan untuk beberapa bayi.
Acetaminophen (Tylenol) dapat diresepkan untuk demam.
Antibiotik hanya diresepkan jika bayi memiliki komplikasi bakteri, seperti pneumonia bakteri.
Infeksi RSV dapat terjadi pada anak-anak dari segala usia, tetapi biasanya dapat menyebabkan gejala parah pada bayi di bawah dua tahun.
Kebersihan tangan yang tepat dan etika batuk dan bersin dapat membantu mencegah infeksi. Menjauhkan bayi dari orang yang pilek dapat mengurangi risiko lebih lanjut.
Itulah beberapa informasi terkait infeksi RSV pada bayi, yang gejalanya mirip penyakit Covid-19. Jika bayi mama mengalami gejala seperti pilek atau demam, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter anak.