Mitos atau Fakta: Penggunaan Peniti pada Bayi sebagai Jimat Tolak Bala
Benarkah peniti dapat menolak bala pada bayi?
10 Oktober 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat hamil hingga melahirkan, Mama mungkin sering mendengar nasihat-nasihat. Mulai dari yang dapat dibuktikan secara ilmiah hingga mitos.
Mitos biasanya berupa kepercayaan yang diteruskan secara turun-temurun. Seringkali, mitos dipercaya tanpa diperiksa kebenaran dan fakta-faktanya. Padahal, mempercayai dan mempraktikkan mitos tanpa dicek lagi bisa membahayakan.
Salah satu nasihat yang mungkin sering Mama dengar adalah penggunaan peniti pada bayi sebagai jimat tolak bala. Peniti ini biasanya ditempelkan di tubuh bayi untuk menangkal bala agar bayi tetap terlindung dan selalu sehat. Namun benarkah peniti dapat melindungi bayi atau itu sekedar mitos belaka?
Penjelasannya bisa Mama simak pada ulasan Popmama.com berikut ini!
Editors' Pick
Asal usul Penggunaan Peniti sebagai Jimat Totak Bala pada Bayi
Penggunaan peniti sebagai jimat dipercaya dapat menolak bala. Praktik ini diperkirakan sudah dimulai sejak abad ke-17 atau sebelumnya.
Penggunaan jimat sejak dulu tidak lepas dari faktor adat dan kebiasaan, Ma. Mereka yang menggunakan jimat dan terlindung dari masalah, dipandang sebagai hubungan sebab akibat. Maka, kepercayaan bahwa jimat tertentu ampun pun diwariskan secara turun-temurun, termasuk peniti.
Mitos atau fakta, Peniti Digunakan sebagai Jimat Tolak bala untuk Melindungi Bayi
Mama mungkin pernah mendengar tentang penggunaan peniti untuk tolak bala atau melindungi bayi dari roh jahat. Peniti dilekatkan di tubuh bayi.
Saat ini, kedokteran berbasis bukti ilmiah merupakan baku emas untuk rekomendasi praktik kesehatan, termasuk untuk bayi. Hingga saat ini, penggunaan peniti untuk kesehatan serta tolak bala pada bayi tidak memiliki bukti ilmiah, Ma.
“Penggunaan peniti untuk tolak bala merupakan kepercayaan yang berbasis mitos,” kata dr. Ignatia Karina di akun Instagramnya @ignatia.karina.
Untuk menjaga kesehatan bayi, pemberian nutrisi yang baik, imunisasi, dan stimulasi harus dilakukan dengan baik.