Pemakaian Gurita Bayi, Perlu atau Tidak?

Penggunaan gurita pada bayi baru lahir merupakan tradisi turun-temurun sejak dulu

22 Juni 2023

Pemakaian Gurita Bayi, Perlu atau Tidak
Lazada

Setelah melahirkan, para Mama biasanya mengikuti sejumlah tradisi atau kebiasaan tertentu. Tradisi ini biasanya sudah dilakukan turun-temurun. Salah satunya adalah pemakaian gurita pada bayi yang baru lahir.

Menurut kepercayaan, pemakaian gurita bayi ini dipercaya bisa mencegah bayi masuk angin hingga mencegah pusar bodong. Benarkah demikian?

Sebaliknya, ada juga yang berpendapat bahwa pemakaian gurita pada bayi baru lahir harus dihindari. Sebagai orangtua baru, Mama tentu bingung.

Jadi pemakaian gurita bayi, perlu atau tidak? Bila Mama sedang mempertimbangkannya, simak dulu penjelasannya pada ulasan Popmama.com berikut ini!

Editors' Pick

Apa Itu Gurita Bayi?

Apa Itu Gurita Bayi
blibli.com

Gurita adalah selembar kain kecil dengan tali pengikat. Dipakai untuk membebat bagian perut bayi. Gunanya untuk mencegah masuk angin, mencegah pusar menjadi bodong, mengecilkan perut, bahkan melindungi tali pusar yang belum mengering dan lepas (belum puput).

Namun benarkah pemakaian gurita bayi membawa manfaat? Faktanya, alih-alih memberikan manfaat, pemakaian gurita pada bayi baru lahir justru berisiko.

Apakah Bayi Baru Lahir Perlu Menggunakan Gurita?

Apakah Bayi Baru Lahir Perlu Menggunakan Gurita
Freepik/yanalya

Melansir dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), bayi baru lahir tidak boleh mengenakan gurita. Tujuannya agar bayi bernafas lebih banyak menggunakan otot-otot perut.

Tidak seperti yang Mama pikirkan, pemakaian gurita justru dapat meningkatkan risiko, antara lain:

  • Iritasi kulit

Pemakaian gurita malah bisa menyebabkan bayi merasa kepanasan lalu berkeringat. Jika gurita tidak segera dilepas, keringat yang terkumpul akan menyebakan iritasi kulit seperti gatal, biang keringat, atau ruam merah. Kulit bayi baru lahir masih sangat sensitif dan ia belum mampu mengatur suhu tubuhnya. 

  • Gumoh dan muntah

Pemakaian gurita yang terlalu ketat membuat perut bayi tertekan. Akibatnya, ini bisa membuat bayi muntah setelah menyusu.

  • Sesak napas

Sistem pernapasan bayi yang masih berkembang dan belum sempurna. Bayi baru lahir lebih dominan menggunakan pernapasan perut dibandingkan pernapasan dada. Ikatan gurita yang terlalu kencang akan berdampak sesak napas, batuk, tersedak hingga kekurangan oksigen pada bayi.

Jika pemakaian gurita dibiarkan dan terus dilakukan secara berulang, bayi akan mengalami gangguan pernapasan yang ditandai dengan:

  • perubahan pada kecepatan atau pola pernapasan,
  • batuk karena saluran napas yang tertekan kain,
  • berisiko tersedak,
  • mendengkur keras,
  • henti napas yang menyebabkan kulit yang membiru. 

Gangguan pernapasan bayi akan berakibat fatal. Jika asupan oksigen tidak maksimal, maka bayi bisa berhenti bernapas, kegagalan jantung, berisiko mengalami kerusakan otak, dan kematian. 

Mitos Seputar Pemakaian Gurita Bayi

Mitos Seputar Pemakaian Gurita Bayi
Freepik/freepik

Mitos 1: Gurita mencegah perut bayi buncit

Faktanya: Pemakaian gurita pada bayi dilakukan karena kekhawatiran orangtua melihat perut bayi yang besar.

Padahal, hal itu wajar terjadi. Besar atau kecilnya perut bayi ditentukan dari ketebalan kulit, lemak di bawah kulit, dan otot perut yang berfungsi menahan daya dorong isi perut. Semua ini membuat perut bayi membuncit seperti sedang kembung.

Seiring berjalannya waktu dan tumbuh kembang bayi, kulit, lemak, dan ototnya akan menebal sehingga bentuk perut bayi akan mengecil dengan sendirinya dan terlihat lebih proposional.

Mitos 2: Gurita mencegah pusar bodong

Faktanya: Pusar bodong bukanlah disebabkan karena tidak pakai gurita. Pusar bodong adalah karena tidak sempurnanya penutupan lubang cincin pusar saat testis bayi laki-laki atau ovarium bayi perempuan turun ke rongga panggul sesaat sebelum ia dilahirkan.

Pusar bodong biasanya bukan masalah yang serius sehingga orangtua tidak perlu mengkhawatirkan kondisi tersebut. Namun jika bayi sering kembung atau terlihat kesakitan, disarankan Mama membawanya ke dokter. 

Mitos 3: Gurita mencegah masuk angin

Faktanya: Orangtua menganggap bayi masuk angin karena perutnya yang terlihat kembung. Padahal perut kembung bayi bisa disebabkan oleh terlalu lama menangis, cara minum susu yang belum benar, suhu atau udara yang terlalu dingin, atau memang gejala penyakit yang serius.

Mitos 4: Gurita menjaga tali pusat yang belum puput (belum kering dan lepas)

Faktanya: Pemakaian gurita untuk melindungi tali pusar yang belum puput juga bukanlah perawatan yang tepat. Sebab, pada dasarnya pusar akan puput dengan sendirinya setelah 1-2 minggu.

Mama hanya perlu menjaga tali pusar tetap bersih dan tidak terkena urine maupun tinja bayi. Jika tali pusar kotor, cuci tali pusar dengan air bersih dan sabun lalu keringkan dengan kain bersih. Dan jangan gunakan gurita agar tali pusar tidak lembap dan tetap kering. 

Melakukan tradisi memang baik, tapi jangan dilakukan tanpa diperiksa faktanya dulu ya, Ma. Misalnya soal pemakaian gurita bayi. Faktanya, bayi baru lahir tidak perlu dipakaikan gurita karena ada risiko yang bisa membahayakan kesehatan dan perkembangannya.

Semoga informasi ini bisa menambah wawasan, ya, Ma.

Baca juga:

The Latest