Wajib Tahu: Penyebab dan Cara Mengatasi Batuk Malam Hari pada Bayi
Ini yang harus diwaspadai bila bayi batuk
24 Mei 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mama mungkin pernah mengalami batuk di malam hari yang membuat Mama tetap terjaga. Dengan mudah Mama dapat mencari tahu penyebabnya dan cara mengatasinya.
Tetapi bagaimana bila bayi Mama batuk sepanjang malam? Mencari tahu apa penyebabnya justru lebih sulit. Tapi jangan khawatir, Popmama.com mengulasnya untuk Mama.
Penyebab Batuk pada Malam Hari
Batuk pada malam hari tidak dianggap normal pada bayi. Dan lebih buruk karena terkadang bayi tidur dengan posisi telungkup.
Batuk malam hari dapat mengindikasikan beberapa kondisi kesehatan. Menurut dr. Hai Cao, M.D., seorang dokter anak di Brooklyn, batuk yang terjadi pada malam hari kemungkinan besar dipicu oleh lendir yang mengalir melintasi refleks muntah. Jika bayi sakit, tindakan batuk itu sendiri berfungsi untuk membersihkan tenggorokan dan saluran atas dari lendir dan hambatan lain.
Penyebab lain mungkin penyakit gastroesophageal reflux (GERD), di mana asam lambung naik menuju kerongkongan.
Yang paling penting adalah mengetahui apakah batuk bayi terkait dengan paru-paru atau tidak. Jika berasal dari paru-paru maka tanda-tanda visual gangguan pernapasan akan terlihat jelas. Misalnya otot-otot di antara tulang rusuk akan berkontraksi setiap bayi bernapas. Lubang hidung akan mengembang lebar saat mengambil napas.
Jika tanda-tanda visual tersebut tidak ada, batuk mungkin terjadi karena bayi Mama pilek. Bagaimana cara mengobatinya?
Editors' Pick
Cara Mengatasi Batuk karena Flu
Jika batuk bayi disebabkan oleh flu dan cukup buruk untuk membuatnya tetap terjaga sepanjang malam, ada beberapa cara untuk membuatnya lebih nyaman. Bersihkan saluran udara bayi dengan tetes saline yang dijual bebas.
Mama juga bisa menggunakan alat penyedot untuk membantu mengeringkan saluran hidung. Pastikan aliran udara di kamar di mana bayi tidur lancar sehingga tidak mengganggu pernapasan bayi.
Dr. David L. Hill, M.D., seorang dokter anak dan penulis buku Dad To Dad tidak menyarankan pemberian obat batuk untuk bayi di bawah usia 2 tahun. Menurutnya, obat flu atau penghilang batuk tidak pernah terbukti efektif bagi bayi dan beresiko bagi anak di bawah usia 2 tahun. Ia menyarankan untuk memberikan 1 sendok teh sirup jagung untuk mengatasi batuk yang disebabkan oleh pilek.
Jika bayi menggunakan bantal saat tidur, beri satu bantal tambahan untuk malam ketika batuknya sangat buruk. Menjaga agar kepala bayi tetap tinggi dapat melegakan saluran napas.
Mengatasi Batuk karena GERD
Jika bayi tiba-tiba menjadi sering batuk dapat disebabkan oleh kadar asam lambung yang melonjak. Kondisi ini disebut juga sebagai batuk kronis, yaitu batuk yang berlangsung selama delapan minggu atau lebih dan tak kunjung sembuh.
Menurut para peneliti dari University of North Carolina School of Medicine, sebanyak 25 persen kejadian batuk kronis disebabkan oleh GERD.
Hingga saat ini memang belum diketahui secara pasti mengapa bayi, anak-anak, dan orang dewasa menjadi lebih sering batuk saat asam lambungnya naik. Hal ini diduga terjadi karena bentuk refleks saat asam lambung naik ke kerongkongan dan kondisi refluks laringofaring.
Refluks laringofaring merupakan suatu bentuk refleks tubuh saat asam lambung jatuh ke tenggorokan. Saat asam lambung naik, tubuh mengeluarkan respon tertentu untuk melindungi tenggorokan dari naiknya asam lambung. Responnya berupa batuk.
Ciri-ciri lain adalah sering batuk setelah makan atau saat berbaring. Bila ini yang terjadi, segera konsultasikan kepada dokter anak agar bayi mendapatkan penanganan yang tepat.
Waspada Batuk yang Berhubungan dengan Penyakit Paru-paru
Jika Mama curiga batuk bayi berasal dari paru-paru, ini adalah kondisi yang serius. Ketika ritme napas bayi menjadi cepat dan tampak tidak nyaman ketika bernapas, jangan tunggu sampai bayi lemas.
Batuk yang berhubungan dengan paru-paru bisa jadi merupakan salah satu gejala pneumonia. Pneumonia merupakan proses radang akut pada jaringan paru (alveoli) akibat infeksi kuman yang menyebabkan gangguan pernapasan.
Bila bayi Mama menunjukkan gejala-gejala seperti di bawah ini maka segera bawa bayi ke dokter:
- Batuk berlendir,
- bayi tidak mau menyusu,
- napas cepat dan berbunyi,
- demam parah,
- buang air besar tidak rutin,
- bibir dan kuku menjadi biru.
Batuk merupakan salah satu sarana perlindungan napas. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia, batuk bukan penyakit melainkan merupakan gejala penyakit. Amati gejala-gejalanya sehingga bayi Mama mendapatkan penanganan yang terbaik.
Baca juga:
- 7 Pertanyaan Wajib Saat Kunjungan Pertama Bayi ke Dokter
- Kenali Gejala Hepatitis A pada Bayi dan Penanganannya
- Wajib Tahu: Sistem Kekebalan Tubuh Bayi dan Cara Meningkatkannya