Awas! 4 Hal ini Menyebabkan Ruam Leher pada Bayi, Ma
Kok leher bayi merah dan berkerak, ya, Ma?
19 Desember 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ruam pada leher merupakan hal yang sering terjadi karena bayi memiliki kulit yang lembut dan masih sensitif. Leher bayi biasanya lebih berlemak dengan banyak lipatan kulit yang membuatnya rentan terhadap ruam karena bayi belum bisa menggerakkan lehernya sendiri.
Sebagian besar ruam tidak perlu dikhawatirkan, Ma, karena akan menghilang dengan sendirinya ketika bayi belajar mengangkat atau menahan lehernya tanpa bantuan.
Untuk mengobati ruam pada leher bayi, Mama harus mengetahui apa yang menyebabkan ruam dan bagaimana menghindarinya. Popmama.com mengulas informasi mengenai ruam merah pada leher bayi untuk Mama.
Apa Itu Ruam Leher pada Bayi?
Ruam merah pada leher bayi biasanya terjadi ketika kulit berubah menjadi merah dan gatal. Kulit yang mengalami ruam cenderung tampak bergelombang atau bersisik. Biasanya muncul di lipatan kulit leher.
Bayi yang berumur sekitar empat hingga enam bulan umumnya menderita ruam leher karena berbagai alasan seperti infeksi jamur, biang keringat, iritasi kulit, dan sebagainya.
Dilansir dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kulit bayi masih dalam tahap perkembangan dan penyempurnaan. Misalnya, proses penyerapan dan pengeluaran keringat belum berjalan semestinya sehingga bayi berkeringat berlebihan. Keadaan ini dapat memicu terjadinya ruam.
Apa Penyebab Ruam Leher pada Bayi?
Agar Mama dapat mengobati ruam ini, sebaiknya cari tahu dulu penyebab ruam pada leher bayi:
1. Udara panas
Bayi dapat mengalami ruam leher karena panas yang menyengat, terutama selama musim panas ketika suhu tinggi. Akibatnya, keringat bisa terperangkap di bawah kulit dan menghalangi saluran keringat. Benjolan merah dapat muncul di leher bayi, yang mungkin terasa gatal. Ruam seperti ini juga disebut ruam panas atau ruam keringat.
2. Tetesan ASI yang mengalir sampai ke leher
Selama menyusui, kelebihan ASI bisa tumpah ke leher bayi, yang terkumpul di lipatan kulit. Jika tidak dibersihkan dengan benar, kulit mungkin tetap lembap dan akhirnya timbul ruam.
3. Infeksi jamur
Ruam mungkin muncul di leher bayi karena infeksi jamur. Jamur seperti candida cenderung tumbuh subur di tempat yang basah dan hangat. Lipatan kulit leher bayi dapat menjadi tempat berkembang biak yang sempurna untuk jamur semacam itu, jika keringat dan kelembapan terperangkap di dalamnya.
4. Iritasi kulit
Kerutan di kulit leher bayi dapat terus-menerus bergesekan satu sama lain dan juga terhadap pakaian bayi. Gesekan yang terus-menerus ini dapat mengiritasi kulit, sehingga menyebabkan ruam.
Editors' Pick
Gejala Ruam leher Bayi
Gejala khas ruam leher pada bayi adalah munculnya bintik-bintik merah yang dapat menyebabkan rasa gatal dan nyeri. Beberapa bayi mungkin mengalami demam juga.
Dalam beberapa kasus, bayi mungkin mengalami kehilangan nafsu makan. Secara keseluruhan bayi mungkin menjadi lebih rewel dan mudah kesal.
Mengobati Ruam Leher
Ruam leher pada bayi umumnya mudah untuk diobati. Berikut beberapa hal yang dapat Mama lakukan:
1. Membersihkan dan mendinginkan kulit
Gunakan sabun bayi yang lembut untuk membersihkan leher bayi dengan benar, usap dengan lembut agar kulit yang terkena ruam tidak bertambah parah. Seperti produk sabun cair dan sampo yang mengandung Prebiotic Moisturizer.
Untuk Mama yang belum tahu, Prebiotic merupakan nutrien yang dikonsumsi oleh bakteri baik untuk bertumbuh dan menyeimbangkan kesehatan kulit. Pertumbuhan bakteri baik pada kulit akan menstimulasi produksi Lactic Acid atau yang disebut juga dengan Natural Moisturizing Factor (NMF).
Natural Moisturizing Factor inilah yang dapat membuat kulit buah hati Mama tetap lembap, lembut, dan sehat. Kulit si Kecil pun akan terlindungi oleh skin barrier yang terbentuk dari keseimbangan bakteri baik tersebut.
Untuk produk mandi bayi yang mengandung Prebiotic Moisturizer, Popmama rekomendasikan Mama untuk menggunakan Zwitsal Baby Bath Hair & Body. Produknya sudah teruji klinis, halal, lembut di mata, dan kulit sensitif.
Oh iya, Zwitsal Natural Baby Bath juga nggak mengandung paraben dan SLES lho, Ma. Jadi benar-benar aman untuk kulit si Kecil. Kalau tertarik, Mama bisa langsung beli dan check out produk Zwitsal Baby Bath Hair & Body di sini ya!
Kemudian tepuk-tepuk leher dengan lembut setelah dicuci dengan handuk katun lembut, alih-alih menggosok area tersebut. Pastikan area leher benar-benar kering dan tidak lembap. Setelah membersihkan, Mama bisa memberikan pelembap atau salep kulit untuk membuat kulit leher menjadi sejuk.
2. Menggunakan krim anti jamur
Bersihkan bagian leher bayi dan pastikan bagian tersebut benar-benar kering. Ruam leher yang umum biasanya sembuh sendiri tanpa bantuan dokter.
Jika bayi mengalami ruam leher karena infeksi jamur, dokter dapat meresepkan krim anti jamur untuk mengobati ruam leher. Mengoleskan krim hidrokortison 1 persen topikal juga terbukti bermanfaat. Namun, penggunaan hidrokortison dalam waktu lama tidak dianjurkan. Pastikan Mama berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter anak mengenai pemakaian salep.
3. Menghindari pakaian yang terlalu tebal
Kurangi pakaian bayi yang terlalu tebal agar kulit bisa bernapas. Gunakan pakaian dengan bahan kapas murni, yang merupakan kain lembut yang dapat menyerap keringat.
Meletakkan bayi di ruang ber-AC atau sejuk juga dapat membantu meringankan iritasi dan ketidaknyamanan yang dihadapi bayi.
4. Kompres dingin
Mengompres dengan handuk dingin pada ruam leher dapat mengurangi rasa gatal dan sakit. Ini juga dapat menenangkan kulit dengan mengurangi peradangan. Kompres dingin dapat diterapkan beberapa kali sehari. Selalu ingat untuk mengeringkan area leher setelah Mama mengompres.
5. Minyak kelapa
Minyak kelapa memiliki sifat anti-mikroba, yang menjadikannya sebagai obat rumah yang sangat baik untuk mengobati ruam leher pada bayi. Mengoleskan minyak kelapa pada ruam leher dapat membantu mengurangi peradangan dan rasa gatal.
Cara Pencegahan Ruam Leher
Agar tidak terjadi ruam pada leher, Mama dapat melakukan beberapa hal berikut:
- Penting agar leher bayi dibersihkan dengan benar dan tetap kering, untuk mencegah timbulnya ruam leher.
- Hindari terlalu sering memandikan bayi karena dapat membuat kulitnya terlalu kering. Mama dapat membersihkan bayi dengan kain lembap.
- Pastikan bayi tidak merasa kepanasan selama musim panas.
- Tahan keinginan untuk memakaikan bayi pakaian tebal atau memakaikan selimut.
- Pastikan ASI tidak mengalir sampai ke leher bayi. Mama bisa menggunakan kain untuk menahan.
Kapan Harus ke Dokter?
Kadang-kadang, mengobati ruam leher dengan pengobatan rumah mungkin tidak cukup. Ada saatnya Mama harus menghubungi dokter, seperti berikut ini:
- Jika ruam leher tidak menunjukkan tanda-tanda membaik atau menghilang.
- Jika ruam tampaknya menyebar ke bagian tubuh yang lain.
- Jika bayi mengalami demam bersama dengan ruam leher.
- Jika ruam leher menjadi bernanah.
Ruam pada leher bayi lebih mungkin terjadi selama bulan-bulan awal setelah kelahiran. Karena itu, penting bagi orangtua untuk berhati-hati pada bulan-bulan awal untuk mencegah munculnya ruam.
Baca juga:
- Kulit Si Kecil Sensitif? Perhatikan 5 Hal Ini Sebelum Membeli Produk
- Jangan Panik Ini Masalah Kulit yang Kerap Dialami Newborn
- 5 Cara Merawat Kulit Bayi yang Super Kering