13 Penyebab Ruam pada Pipi Bayi Tak Kunjung Sembuh
Ruam sering dialami bayi di sekujur tubuhnya, termasuk pipi
26 Oktober 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bayi memiliki kulit yang sensitif, Ma. Oleh karena itu, ruam adalah masalah yang biasa ditemukan pada bayi. Dalam beberapa kasus, ruam bisa saja disebabkan oleh jenis sabun baru atau penggunaan krim.
Biasanya, ruam akan segera hilang. Namun, jika ruam tidak kunjung reda atau sembuh, Mama perlu mencari penyebabnya sehingga bisa ditangani dengan tepat.
Ruam bisa ditemukan di hampir seluruh bagian tubuh si Kecil, termasuk pipi.
Kali ini Popmama.com membahas tentang penyebab ruam pipi bayi tak kunjung sembuh.
Editors' Pick
Penyebab Ruam di Pipi Bayi
Ruam di pipi bayi bisa disebabkan oleh beberapa hal, seperti:
- Eksim
American Academy of Dermatology Association (AAD) menunjukkan bahwa hingga 60% bayi baru lahir memiliki eksim.
Eksim menyebabkan kulit merah dan kering yang biasanya terasa gatal dan kasar saat disentuh. Meskipun tidak ada obat untuk eksim, Mama dapat membantu mengurangi gejala dengan perawatan yang tepat, seperti mencuci, melembabkan, dan mengurangi paparan pemicu.
- Tumbuh gigi
Ketika tumbuh gigi, bayi sering mengeluarkan air liur lebih banyak dari biasanya. Air liur ini dapat mengiritasi kulit sensitif mereka dan menyebabkan ruam di sekitar mulut, dagu, dan pipi. Ruam jenis ini umumnya berwarna merah.
- Kulit kering
Kulit kering bisa menjadi penyebab umum ruam pada bayi. Ini terutama terjadi bila udara kering dan lebih dingin. Menghabiskan terlalu banyak waktu di bak mandi juga bisa menyebabkan kulit bayi mengering.
Selain pipi merah, Mama mungkin menemukan jika kulit bayi terasa kering saat disentuh, bukannya halus dan kenyal. Mungkin juga tampak terkelupas atau retak.
- Infeksi kulit
Dalam beberapa kasus, ruam merah di wajah bayi bisa menjadi tanda infeksi kulit. Selulitis adalah salah satu jenis yang paling umum, dan biasanya muncul sebagai bercak merah menyakitkan yang terasa hangat saat disentuh. Sering kali terasa lunak atau bengkak, dan Mama mungkin juga melihat lecet atau area kulit yang pecah.
- Jerawat
AAD menyatakan bahwa jerawat terjadi pada sekitar 20% bayi baru lahir. Orangtua mungkin pertama kali memperhatikan hal ini saat bayi berusia sekitar dua minggu, tetapi dapat berkembang kapan saja sebelum usia 6 minggu.
Mama tidak boleh mengobati jerawat dengan obat yang ditujukan untuk orang dewasa. Jerawat bayi biasanya hilang dalam beberapa minggu tanpa penanganan khusus.
- Impetigo
Impetigo adalah yang umum infeksi bakteri pada anak-anak dan bayi. Ini menyebabkan benjolan dan lecet yang gatal, salah satunya di area pipi.
Penyakit ini sangat menular dan membutuhkan pengobatan. Ruam berhenti menular 24 jam setelah memulai pengobatan antibiotik. Tanpa pengobatan apa pun, impetigo dapat tetap menular lebih lama, hingga beberapa minggu.
- Penyakit Kelima
Penyakit Kelima adalah penyebab umum ruam dan demam pada bayi dan anak-anak. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), virus Parvovirus B19 bertanggung jawab atas kondisi tersebut. Dokter terkadang menyebutnya eritema infectiosum.
Selain ruam, bayi mungkin mengalami pilek, demam, dan sakit kepala.
Penyakit Kelima sering muncul sebagai ruam merah di pipi, tetapi bisa juga muncul di bagian tubuh yang lain.
- Reaksi alergi
Reaksi alergi dapat menyebabkan ruam pada kulit bayi. Ruam alergi, atau gatal-gatal, sering kali berwarna merah, timbul benjolan di kulit.
Reaksi dapat terjadi karena makanan, sengatan, gigitan, atau obat-obatan. Reaksi ringan biasanya hilang tanpa pengobatan.
- Sindrom Frey
Kadang-kadang, setelah seorang bayi mengonsumsi makanan yang beraroma tinggi, seperti sesuatu yang pedas, tomat, atau buah jeruk, mereka mungkin mengalami ruam merah yang berlangsung singkat di wajah. Bayi mungkin juga berkeringat.
Walaupun kondisi ini menyerupai alergi makanan, sebenarnya ini adalah sesuatu yang disebut Sindrom Frey. Sindrom ini disebabkan oleh reaksi abnormal antara saraf wajah dan kelenjar keringat, yang menyebabkan ruam dan berkeringat sebagai respons terhadap makanan tertentu.
- Ruam panas atau biang keringat
Bayi dan orang dewasa dapat mengalami biang keringat. Ruam biasanya muncul sebagai kumpulan titik-titik berwarna merah muda yang terjadi karena kepanasan.
Bayi dapat mengalami lepuh air kecil pada ruam. Tidak ada penyakit atau demam yang berhubungan dengan biang keringat.
- Cacar air
Cacar air bisa terjadi pada siapa saja, termasuk bayi. Cacar air biasanya muncul sebagai ruam yang berkembang menjadi kantung berisi cairan yang gatal.
Cacar air sering muncul dengan demam, kehilangan nafsu makan, atau kelelahan.
- Milia
Sekitar 40–50 persen bayi baru lahir yang sehat mengembangkan milia, yaitu benjolan kecil berwarna putih atau kuning berukuran sekitar 1–3 mm.
Milia diakibatkan oleh pori-pori yang tersumbat dan biasanya berkembang di wajah, seringkali di sekitar mata, hidung, atau pipi. Benjolan bisa muncul dalam jumlah banyak, dan biasanya jumlahnya kurang lebih sama di setiap sisi wajah.
Pada bayi, milia juga bisa berkembang di mulut.
- Meningitis
Meningitis adalah penyakit serius yang membutuhkan perhatian medis segera. Selain ruam, tanda dan gejala meningitis lainnya meliputi kepekaan terhadap cahaya, leher bayi kaku, gemetar tak terkendali, tangan atau kaki sangat dingin, tampak bingung, dan demam.
Pencegahan Ruam pada Bayi
Tidak mungkin mencegah semua ruam. Jika ruam terjadi karena suatu penyakit, biasanya ruam akan hilang setelah bayi tidak lagi sakit.
Mama dapat mengurangi paparan bayi terhadap alergen dan pemicu eksim dan ruam lainnya. Ini mungkin tidak mencegah semua ruam, tetapi melakukan tindakan pencegahan dapat membantu.
Mama dapat membantu mencegah ruam popok dengan menjaga area tersebut tetap bersih dan kering. Memastikan pakaian bayi bersih dan kering dapat membantu mencegah terjadinya ruam akibat kelembapan.
Sedangkan untuk area pipi, pastikan wajah bayi selalu dibersihkan dengan benar.