Ptosis Kongenital, Kondisi yang Menyebabkan Kelopak Mata Bayi Turun
Apakah kondisi ini dapat menyebabkan gangguan penglihatan?
18 November 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ptosis kongenital merupakan kondisi di mana bayi memiliki kelopak mata yang turun sejak lahir. Kelopak mata bisa turun karena otot levator palpebrae superioris lemah. Otot ini yang mengangkat kelopak mata.
Kelopak mata yang turun mungkin tidak langsung terlihat saat lahir, Ma. Pada sebagian bayi, ini terlihat setelah beberapa minggu atau bulan.
Ada beberapa penyebab bayi mengalami kondisi ini. Ptosis kongenital bisa terjadi pada satu sisi mata atau bahkan keduanya, Ma.
Popmama.com merangkum informasi soal ptosis kongenital pada bayi, apa penyebab, dan cara menanganinya pada ulasan berikut, Ma.
Kemungkinan Penyebab Kelopak Mata Turun (Ptosis Kongenital) pada Bayi
Penyebabnya biasa tidak diketahui pada sebagian besar bayi. Salah satu kemungkinan adalah kondisi ini diturunkan dalam keluarga.
Pada bayi dengan ptosis kongenital, jaringan otot pada otot levator sering digantikan oleh jaringan lemak atau fibrosa.
Temuan histologis ini menunjukkan bahwa ptosis kongenital dapat disebabkan oleh cacat perkembangan pada struktur otot.
Kemungkinan penyebab lain dari ptosis kongenital mungkin termasuk:
- Fibrosis kongenital otot ekstraokular (CFEOM) tipe 1, 2, dan 3 dapat dikaitkan dengan ptosis dan kelainan mata lainnya.
- Kegagalan sambungan neuromuskular atau disfungsi neurologis otot levator dapat menyebabkan ptosis kongenital pada beberapa bayi.
- Sindrom retraksi duane adalah kelainan gerak mata bawaan akibat keterbelakangan saraf kranial.
- Marcus Gunn jaw-winking syndrome menyebabkan kedipan kelopak mata pada pergerakan rahang. Hal ini dapat terjadi karena hubungan abnormal antara saraf okulomotor kelopak mata ke cabang motorik saraf trigeminal yang menyuplai rahang.
- BPES (blepharophimosis, ptosis, and epicanthus inversussyndrome) adalah kelainan autosomal dominan yang diturunkan dengan blepharoptosis (kelopak mata mengendur), blepharophimosis (penyempitan kelopak mata), epicanthus inversus (lipatan kelopak mata bawah bagian dalam), dan telecanthus (mata melebar).
- Sindrom Horner adalah kelumpuhan okulosimpatik yang menyebabkan disfungsi saraf simpatis mata dan sering menunjukkan masalah mata lainnya dengan ptosis.
Bayi juga dapat mengalami ptosis karena kondisi neurologis, seperti kelumpuhan saraf kranial ketiga, trauma lahir, miastenia gravis, dan massa kelopak mata (tumor periorbital). Kondisi neurologis tersebut memengaruhi fungsi saraf dan otot mata.
Editors' Pick
Tanda Dan Gejala Ptosis Kongenital pada Bayi
Kelopak mata yang terkulai adalah tanda khas ptosis bawaan pada bayi. Ini dapat terjadi pada salah satu atau bahkan kedua kelopak mata.
Selain itu, beberapa bayi mungkin mengalami peningkatan air mata (mata berair). Ptosis yang parah dapat mengganggu penglihatan bayi, menyebabkan sebagian besar mata tertutup.
Selain itu, bayi mungkin mengangkat alisnya saat mencoba membuka kelopak mata.
Sebagian bayi memiliki posisi kepala yang tidak normal, seperti mengangkat kepala dan dagu ke atas untuk melihat ke bawah kelopak mata.
Jika si Kecil memiliki tanda-tanda ptosis, diskusikan dengan dokter untuk mengetahui penanganan yang sesuai untuk bayi.
Apakah Ptosis Kongenital Dapat Menyebabkan Komplikasi?
Kelopak mata yang turun dapat menyebabkan masalah berikut pada beberapa bayi, seperti:
- Astigmatisme: Tekanan pada bagian depan mata dapat merusak bola mata dan menyebabkan kelainan refraksi.
- Posisi dagu ke atas: Ptosis parah dapat menyebabkan bayi mengangkat dagu untuk melihat di bawah kelopak mata. Hal ini dapat menyebabkan masalah leher dan keterlambatan perkembangan. Bila ini terjadi, bayi mungkin membutuhkan pembedahan untuk mengatasi gangguan ini.
- Kontraksi otot di dahi: Kontraksi otot yang mengangkat kelopak mata atas (otot frontalis) terlihat pada beberapa bayi. Kondisi ini juga membutuhkan pembedahan, Ma.
Penanganan Ptosis Kongenital pada Bayi
Ptosis ringan yang tidak mengganggu perkembangan penglihatan normal mungkin tidak memerlukan pengobatan.
Namun hal ini harus dievaluasi dan dikonfirmasi oleh dokter mata anak. Bayi dengan ptosis kongenital memerlukan pemantauan rutin untuk mengetahui apakah ada komplikasi.
Penanganan ptosis diperlukan jika penglihatan terganggu. Terapi dan operasi medis dini dapat membantu mempertahankan penglihatan.
Meski tidak mengganggu penglihatan, sebagian anak mungkin akan memilih opsi operasi pada akhir masa kanak-kanak atau remaja.
Ini disebabkan karena posisi kelopak mata yang tidak normal mungkin dapat menyebabkan anak menjadi minder.
Penurunan bidang penglihatan dan sakit kepala bagian depan juga bisa menjadi alasan untuk memilih operasi koreksi kelopak mata di kemudian hari.
Kenali gejalanya pada si Kecil ya, Ma. Kondisi ini biasanya baru terlihat saat bayi berusia beberapa minggu atau bulan.
Karena ini berhubungan dengan penglihatan, diskusikan dengan dokter agar dokter bisa memberikan penanganan yang tepat.
Semoga informasi ini dapat menambah wawasan, Ma!
Baca juga:
- Benarkah Memotong Bulu Mata Bayi Dapat Membuatnya Lebih Lentik?
- Waspadai Mata Juling pada Bayi, Kenali Penyebab dan Gejalanya
- Waspada, Ini 5 Penyebab Mata Kuning pada Bayi