Kenali Kondisi Bayi Baru Lahir yang Memerlukan Tindakan Resusitasi
Resusitasi seringkali menyelamatkan nyawa sang Bayi
6 Juni 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat bayi lahir, ia akan segera memasuki masa transisi untuk bernapas sendiri. Namun ada kondisi di mana bayi tidak dapat beradaptasi dengan baik. Dalam kondisi ini, ia memerlukan intervensi dan bantuan dari tenaga medis untuk mampu bernapas sendiri. Ini dikenal juga dengan tindakan resusitasi bayi.
Dalam beberapa kasus, kebutuhan untuk intervensi khusus bahkan mungkin tidak disadari sampai bayi lahir. Oleh karena itu, sangat penting bagi dokter untuk memiliki pengalaman dalam menangani kondisi medis bayi yang mungkin memerlukan perawatan darurat, dan juga memerhatikan tanda-tanda gawat janin yang mungkin mengarah pada kebutuhan untuk resusitasi.
Untuk memahami mengenai tindakan resusitasi bayi baru lahir serta kondisi apa yang membutuhkan resusitasi, simak ulasan Popmama.com berikut ini.
Apa itu Resusitasi Bayi yang Baru Lahir?
Resusitasi merupakan teknik penanganan medis penting untuk dilakukan dalam kondisi darurat. Tujuannya agar sirkulasi darah tetap terjaga dan oksigen tetap beredar ke seluruh tubuh. Ini salah satunya dilakukan pada bayi baru lahir yang mengalami gangguan pernapasan.
Editors' Pick
Apa Penyebab Bayi Baru Lahir Membutuhkan Resusitasi?
Ada beberapa faktor yang menyebabkan bayi berisiko tinggi membutuhkan resusitasi, seperti:
- Penggunaan alat bantu kelahiran selama persalinan, seperti alat ekstraksi vakum atau forsep,
- prolaps tali pusar,
- persalinan prematur,
- cairan ketuban diwarnai dengan mekonium,
- pembatasan pertumbuhan intrauterin (IUGR),
- ukuran bayi besar.
Selain kondisi bayi, beberapa kondisi ibu juga berisiko untuk menyebabkan masalah pada bayi, antara lain:
- Memiliki infeksi dan penyakit tertentu,
- usia ibu di atas 40 atau di bawah 16 tahun,
- masalah plasenta, seperti solusio plasenta atau plasenta previa,
- memiliki kehamilan berisiko sebelumnya,
- mengalami perdarahan berat selama kehamilan,
- ketuban pecah dini,
- diabetes gestasional.
Menurut Robin L Bissinger, PhD, APRN, NNP-BC, penulis tentang resusitasi neonatal, hampir setengah dari semua kematian bayi baru lahir terjadi dalam 24 jam pertama kelahiran. Dalam banyak kasus, asfiksia dan masalah pernapasan adalah penyebabnya.
Meskipun ultrasonografi dini serta pemeriksaan dan tes medis lainnya dapat memberi informasi kepada dokter dan Mama mengenai risiko janin, namun penting untuk memiliki staf medis yang berpengalaman dan berkualifikasi di setiap proses kelahiran.
Perawatan Apa yang Tersedia jika Bayi Membutuhkan Resusitasi?
Jenis upaya resusitasi akan tergantung pada kondisi bayi. Berikut jenis-jenis resusitasi yang bisa dilakukan pada bayi baru lahir:
- Ventilasi Tekanan Positif (PPV).
- CPR dan kompresi dada.
- Intubasi.
- Penyedotan jalan napas.
- Obat epinefrin.
- Defribilasi.
Risiko jika Terlambat atau Tidak Dilakukan Resusitasi
Seperti disebutkan sebelumnya, sangat penting bahwa dokter dan staf medis berpengalaman dalam menangani keadaan darurat apa pun yang mungkin timbul selama persalinan.
Satu kesalahan kecil atau kelalaian dapat menyebabkan masalah kesehatan yang mengancam jiwa untuk bayi. Jika bayi kekurangan oksigen dalam waktu yang cukup lama, kerusakan permanen dapat terjadi dalam hitungan menit termasuk:
- Kerusakan otak.
- Cerebral palsy (CP).
- Skor IQ lebih rendah.
- Autisme.
- Cacat kognitif.
- Ketidakmampuan fisik.
- ADHD atau ADD.
Sayangnya, ada banyak alasan untuk resusitasi bayi yang tertunda, tetapi sebagian besar disebabkan oleh kurangnya pengalaman medis dan kelalaian. Beberapa alasan paling umum untuk kegagalan resusitasi meliputi:
- Kegagalan untuk mendeteksi perlunya resusitasi segera setelah bayi lahir.
- Tidak memiliki kualifikasi.
- Teknik resusitasi bayi yang tidak tepat.
Lebih lanjut, kerusakan mesin resusitasi dapat menyebabkan masalah jangka panjang pada bayi. Jika bayi tidak menerima oksigen yang cukup saat menggunakan sistem resusitasi, kematian dapat terjadi.
Resusitasi bayi yang baru lahir biasanya dilakukan oleh dokter dan tenaga medis yang berpengalaman. Namun sangat penting bagi orangtua untuk mengetahui informasi dan tekniknya, sehingga jika diperlukan dalam keadaan darurat, Mama dapat melakukan pertolongan pertama.
Demikian informasi mengenai tindakan resusitasi pada bayi baru lahir. Semoga informasi ini bermanfaat, Ma.
Baca juga:
- Waspadai Penyebab Keguguran di Usia Kehamilan 7 Bulan
- 5 Fakta Preeklampsia Pada Ibu Hamil, Mama Wajib Tahu
- 5 Masalah Kesehatan yang Sering Terjadi pada Bayi Prematur