Seberapa Sering Mama Harus Mengganti Popok Kain Bayi?
Terlalu lama mengganti popok bisa menyebabkan ruam pada bayi, Ma!
13 Januari 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mama selalu belajar hal baru saat menjadi orangtua. Termasuk dalam hal memilih popok yang tepat untuk bayi.
Kegiatan mengganti popok seringkali melelahkan terutama bila Mama harus terus-terusan menggantinya. Tetapi tidak peduli seberapa menakutkan dan melelahkan, mengganti popok itu penting karena secara langsung berpengaruh kebersihan dan kesehatan bayi.
Jika Mama menggunakan popok kain, penting bagi Mama untuk mengetahui seberapa sering harus mengganti popok kain. Simak ulasan berikut.
Editors' Pick
1. Apakah popok kain lebih baik daripada popok sekali pakai?
Perdebatan tentang popok sekali pakai dan popok kain telah berlangsung sejak lama. Kedua jenis popok memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dilansir dari laman IDAI, popok yang ideal harus dapat menjaga kestabilan pH dan keringnya kulit serta mencegah terjadinya ruam.
Manfaat utama yang bisa Mama dapatkan saat menggunakan popok kain adalah menghindari bayi dari iritasi kulit. Ruam popok merupakan peradangan yang terjadi pada kulit bayi di bagian yang tertutup popok. Hal ini biasanya disebabkan karena kulit bayi yang bersentuhan dengan urine serta popok sekali pakai yang mengandung pewangi.
Popok kain juga bisa menjadi pertimbangan karena ramah lingkungan. Namun, Mama perlu menggantinya segera setelah basah atau menjadi kotor untuk menghindari ruam popok atau iritasi kulit.
2. Seberapa sering Mama harus mengganti popok kain?
Mama perlu mengganti popok kain sesering mungkin. Jangan terlalu lama mengganti popok kain ya, Ma. Bahkan jika bagian luar dari popok kain terbuat dari bahan yang bisa manahan pipis agar tidak merembes. Meski bagian luar masih kering, bagian dalam yang bersentuhan dengan kulit menjadi lembap terkena urine.
Penggantian popok kain disarankan paling lama sekitar 3 jam sekali. Hal ini mencegah munculnya ruam popok serta penyakit infeksi saluran kencing akibat kulit terpapar urine dan feses terlalu lama. Bahkan IDAI merekomendasikan mengganti popok kain setiap bayi berkemih atau buang air besar.
Hindari mengganti popok saat bayi masih tidur. Bayi akan bangun ketika popoknya cukup basah sehingga ia merasa tidak nyaman. Namun, Mama harus mengganti popok segera setelah dia bangun.
3. Bagaimana mengganti popok kain?
Mengganti popok sama pentingnya dengan perawatan untuk bayi. Berikut adalah langkah-langkah menggati popok kain:
- Siapkan meja ganti atau alas ganti. Selalu gunakan permukaan yang rata untuk mengganti popok. Jika menggunakan meja ganti, pastikan mengamankan bayi dengan sabuk pengaman. Selalu pegang dengan satu tangan.
- Siapkan tisu bayi atau kain katun hangat yang dibasahi.
- Saat mulai membersihkan, pegang pergelangan kakinya dengan hati-hati bersama dengan satu tangan dan tarik ke atas cukup untuk membersihkan bagian belakang.
- Gunakan bagian popok yang tidak kotor untuk membersihkan kotoran.
- Lap dan bersihkan dengan lembut menggunakan tisu bayi bebas alkohol. Alkohol dapat mengiritasi kulit bayi. Gunakan kain katun yang dibasahi untuk menyeka
- Setelah selesai membersihkan, tunggu sampai area popok kering.
- Bila diperlukan, Mama juga dapat menggunakan air dan sabun bayi untuk membersihkan jika banyak yang harus dibersihkan.
- Setelah selesai membersihkan, angkat kembali pergelangan kaki dengan lembut, geser popok baru di bawah pantatnya.
Latihan membuat semuanya menjadi sempurna ya, Ma. Jadi jangan khawatir kalau Mama kesusahan saat pertama kalo mengganti popok. Selamat mencoba!
Baca juga:
- 10 Rekomendasi Krim Pencegah Ruam Popok
- 7 Rekomendasi Merek Popok untuk Tipe Kulit Bayi yang Sensitif
- Dengan Kembali ke Popok Kain, Ini 5 Manfaat yang Bisa Mama Dapatkan