Suhu Bayi Turun, Waspada Hipotermia yang Membahayakan Kesehatan Bayi
Hati-hati, Ma, penurunan suhu tubuh pada bayi bisa berakibat fatal
24 Februari 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Hipotermia atau suhu tubuh rendah adalah kondisi di mana suhu tubuh turun di bawah kisaran normal. Ini dapat terjadi pada orang dewasa dan bayi. Hipotermia neonatal harus segera ditangani karena tubuh bayi belum berkembang dengan sempurna untuk mengatur suhu tubuhnya. Jika tidak terdeteksi sejak dini, suhu tubuh yang rendah pada bayi bisa menjadi masalah yang serius.
Apa yang menyebabkan bayi mengalami hipotermia? Untuk mencegah bayi mengalami hipotermia, Popmama.com akan membahas soal penyebab, penanganan, serta pencegahan hipotermia pada bayi, khusus untuk Mama.
Bagaimana Mengetahui jika Bayi Memiliki Suhu Rendah?
Menurut pedoman yang dikeluarkan oleh WHO, perawatan esensial diperlukan selama persalinan dan hari-hari awal setelah lahir karena tubuh bayi yang baru lahir belum berkembang untuk mengatur suhu tubuh.
Suhu tubuh rata-rata bayi berkisar antara 35,5 dan 37,5℃ saat diukur secara oral, 36,6℃ dan 38 saat diukur secara rektal, 35,8℃ dan 38 saat diukur melalui telinga, dan 36,5℃ dan 37,5℃ saat diukur di ketiak.
Bayi dikatakan mengalami hipotermia ketika suhu tubuhnya turun di bawah 36,5 ℃. Kondisi ini dapat diklasifikasikan menjadi tiga tahap:
- Stres dingin: 36–36.4℃
- Hipotermia sedang: 32–35.9 ℃
- Hipotermia berat: 32℃
Gejala Hipotermia pada Bayi
Sangat penting untuk mendeteksi tanda-tanda hipotermia pada bayi sejak dini, karena ini akan membantu Mama mengidentifikasinya pada tahap awal dan mengambil tindakan. Di bawah ini adalah beberapa tanda pertama yang mungkin menunjukkan tahap stres dingin:
- Kaki menjadi dingin sebelum badan menjadi dingin,
- lemas atau ketidakmampuan mengisap saat menyusui,
- reaktivitas lamban dan lambat terhadap rangsangan,
- tangisan yang lemah dan pendek.
Di luar tahap ini, bayi berisiko mengalami cedera dingin, yang ditandai dengan kelesuan; pernapasan lambat, dangkal, dan tidak teratur; detak jantung lambat, gula darah rendah; dan asidosis metabolik.
Gejala hipotermia parah lainnya termasuk kemerahan pada wajah dan ekstremitas, sianosis sentral, dan pengerasan kulit di punggung dan tungkai. Gejala ini berisiko dan memerlukan perhatian medis.
Editors' Pick
Risiko Hipotermia pada Bayi
Hipotermia merupakan hal berbahaya yang perlu penanganan segera. Oleh karena itu, pengenalan kondisi hipotermia secara dini dan segera melakukan tindakan yang memadai sangatlah penting.
Ketika suhu tubuh berada jauh di bawah normal, fungsi sistem saraf dan organ tubuh lainnya akan mengalami gangguan.
Apabila tidak segera ditangani, kondisi ini dapat menyebabkan gagal jantung, gangguan sistem pernapasan, dan bahkan kematian.
Penyebab Hipotermia pada Bayi
Hipotermia adalah komplikasi pada bayi yang serius namun dapat dicegah. Mengetahui penyebab suhu tubuh rendah dapat membantu Mama mencegahnya.
Berikut adalah beberapa penyebab hipotermia pada bayi:
- Faktor lingkungan
Suhu udara yang rendah dan tubuh bayi tidak terbungkus dengan nyaman dapat menyebabkan penurunan suhu tubuh.
- Hipoglikemia
Hipoglikemia juga dapat menyebabkan hipotermia pada bayi. Ini adalah kondisi di mana kadar gula darah atau glukosa dalam tubuh rendah. Bayi bisa menjadi hipoglikemik saat lahir atau setelahnya.
- Infeksi
Dalam beberapa kasus, hipotermia bisa menjadi gejala infeksi parah pada bayi. Dua infeksi tersebut adalah meningitis dan sepsis neonatal.
- Gangguan metabolisme
Beberapa gangguan metabolisme langka seperti defisiensi asam L-amino dekarboksilase aromatik, penyakit Menkes, dan defisiensi Koenzim Q10 juga dapat menyebabkan penurunan suhu tubuh pada bayi. Ini jarang terjadi dan dapat menyebabkan kelesuan, kesulitan makan, kejang, dan tonus otot yang lemah.
Mengatasi Hipotermia pada Bayi
Apabila bayi kedinginan dan menunjukkan gejala hipotermia, cobalah untuk mengukur suhu tubuhnya. Pengukuran suhu yang paling akurat dapat dilakukan melalui rektal. Namun jika Mama tidak memiliki termometer khusus rektal, pengukuran suhu lewat ketiak juga dapat dilakukan.
Susui terus si Kecil dengan metode kontak kulit sampai suhunya kembali normal. Menyusui dalam kondisi ini sangat penting untuk mejaga bayi tetap hangat serta kadar gulanya tidak turun. Seperti yang disebutkan di atas, hipoglikemia juga menjadi salah satu penyebab hipotermia pada bayi.
Mama juga dapat menambahkan selimut atau mengenakan pakaian tambahan pada bayi agar ia menjadi hangat. Apabila semua ini tidak menaikkan suhu tubuhnya, segera bawa bayi ke dokter untuk mendapatkan penanganan, Ma. Hipotermia adalah kondisi yang sangat serius pada bayi dan harus segera ditangani.
Tips untuk Mencegah Hipotermia pada Bayi
Hipotermia pada bayi dapat dicegah sejak dini, Ma. Berikut beberapa hal yang dapat Mama lakukan:
- Selalu menjaga tubuh bayi agar tetap hangat, terutama ketika hujan atau cuaca dingin. Kenakan pakaian yang tepat dan selimut yang tebal. Topi, kaos kaki, dan sarung tangan pun dapat menjaga agar si Kecil tetap hangat.
- Jaga agar suhu kamar bayi tidak kurang dari 25 derajat celcius.
- Jangan tempatkan bayi searah hembusan angin dari jendela, pintu, atau pendingin ruangan.
- Pastikan bayi selalu dalam kondisi kering. Ini termasuk memastikan popoknya tidak terlalu basah dalam jangka waktu yang lama serta bayi dikeringkan dengan benar setelah mandi.
Hipotermia adalah kondisi serius yang bisa berbahaya untuk bayi. Oleh karena itu, orangtua harus selalu waspada. Kenali gejala hipotermia pada bayi agar Mama dapat mengambil tindakan yang tepat. Jangan ragu untuk membawa bayi ke dokter jika Mama melihat gejala yang parah.
Baca juga:
- 5 Rekomendasi Obat Alami untuk Diare pada Bayi
- Kepala Bayi Panas Tetapi Tidak Demam? Bisa Jadi Ini Penyebabnya
- Hati-Hati Kepanasan! Ini Gejala dan Penanganan Heat Stroke pada Bayi