Wajib Tahu: Penyebab dan Pencegahan Infeksi Darah pada Bayi
Infeksi darah ternyata juga bisa terjadi pada bayi
28 April 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Infeksi darah atau sepsis, adalah penyebab utama kematian di antara anak-anak di seluruh dunia setiap tahun.
Ini merupakan suatu kondisi di mana sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan sedemikian rupa sehingga mempengaruhi organ-organ yang menyebabkan kematian.
Mengapa anak bisa terkena infeksi darah? Popmama.com mengulasnya untuk Mama.
1. Apa itu infeksi darah pada bayi?
Infeksi darah terjadi ketika tubuh menciptakan sejumlah besar antibodi untuk melawan infeksi dalam aliran darah. Bayi baru lahir dari usia 2 bulan dan anak-anak (yang tidak divaksinasi) hingga usia 3 tahun sangat rentan terhadap penyakit ini karena kekebalan mereka belum berkembang sepenuhnya.
Namun, bayi yang berusia di bawah 2 bulan, yang telah menerima antibodi dalam rahim mama, dilindungi dari infeksi semacam itu.
Editors' Pick
2. Penyebab infeksi darah
Ada berbagai faktor lain yang menyebabkan penyakit pada bayi:
- Infeksi darah dapat terjadi jika bayi dan anak tidak divaksinasi. Sampai usia 3 tahun, kekebalan tubuh seorang anak masih rendah.
- Luka jika tidak dirawat dalam waktu lama dapat menyebabkan infeksi darah pada bayi. Alasannya adalah bakteri staphylococcus aureus dapat menyebar ke aliran darah utama melalui luka terbuka yang tidak dirawat.
- Infeksi darah pada bayi baru lahir juga dapat terjadi karena infeksi saluran kemih, pneumonia, infeksi telinga dan meningitis.
- Komplikasi kehamilan misalnya Mama mengalami infeksi di dalam rahim atau plasenta, ketuban pecah sebelum persalinan, demam atau infeksi selama persalinan juga dapat menyebabkan infeksi darah pada bayi baru lahir.
- Bayi yang dilahirkan dan dibesarkan di lingkungan yang tidak sehat dan gizi buruk dapat mengakibatkan sistem kekebalan tubuh lemah dan berefek pada terjadinya infeksi darah.
- Peralatan yang digunakan di NICU seperti kateter, tabung dan jalur intravena yang digunakan untuk membuat sayatan untuk memberikan obat-obatan juga dapat menyebabkan infeksi darah.
3. Tanda dan gejala infeksi darah
Seringkali sulit untuk melihat apakah bayi terkena infeksi darah atau tidak. Berikut ciri-cirinya:
- Bayi berusia di bawah usia tiga bulan mungkin menjadi lelah, rewel, muntah dan kehilangan napsu makan.
- Bayi baru lahir yang terinfeksi mungkin mengalami kesulitan bernapas dan kadang-kadang beberapa bahkan berhenti bernapas selama 10 detik.
- Frekuensi buang air kecil berkurang.
- Terdapat ruam pada kulit dan tonjolan titik lunak (fontanel) di dahi.
- Infeksi darah juga dapat menyebabkan kejang pada bayi baru lahir yang terinfeksi.
- Perubahan denyut jantung.
4. Efek dari infeksi darah pada bayi
Infeksi darah ini sangat berbahaya bagi bayi. Jika tidak didiagnosis dan ditangani dengan cepat maka dapat berakibat fatal bagi bayi. Dalam kasus terburuk, tekanan darah turun, jantung melemah, beberapa organ dalam tubuh kita berhenti bekerja dan begitu ini terjadi akan menyebabkan kegagalan multi-organ.
Infeksi darah adalah salah satu tantangan utama di unit perawatan intensif di rumah sakit dan merupakan salah satu penyebab utama kematian.
5. Cara mencegah terjadinya infeksi darah pada bayi
Mama harus melakukan beberapa hal agar dapat mencegah resiko terjadinya infeksi darah:
- Bayi harus diimunisasi sesuai dengan jadwal vaksinasi dan usianya.
- Bersihkan luka dengan antiseptik.
- Jika melihat tanda-tanda infeksi darah, segera bawa ke dokter untuk dilakukan penanganan dini sehingga dapat disembuhkan.
- Meminimalisir kontak dengan orang yang terkena infeksi.
- Meningkatkan makanan yang sehat dan bergizi untuk meningkatkan kekebalan tubuh.
- Menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan sekitar.
Seperti pepatah, mencegah lebih baik daripada mengobati. Semoga bermanfaat.
Baca juga:
- Wajib Tahu: Penyebab dan Efek Buruk Cacingan pada Bayi
- Pertolongan Pertama Paling Tepat untuk Mengatasi Bayi Demam
- Imunisasi yang Harus Diberikan Kepada Bayi Umur 7-12 Bulan