Waspada Pemberian Obat Batuk dan Pilek yang Dijual Bebas untuk Bayi
Sebelum memberikan obat batuk yang dijual bebas untuk bayi, simak faktanya dulu, Ma
27 Maret 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Batuk dan pilek sering dialami oleh bayi, terutama ketika terjadi perubahan cuaca. Di pasaran, banyak obat batuk dan pilek yang dijual bebas. Obat semacam ini dikenal dengan sebutan over the counter (OTC).
Selain untuk orang dewasa, Mama juga bisa menemukan obat batuk dan pilek OTC untuk bayi dan anak-anak. Namun apakah obat tersebut ampuh untuk si Kecil.
dr. Lucky Yogasatria Sp.A, melalui unggahan di laman Instagram-nya, menyarankan agar orangtua menghindari pemberian obat batuk dan pilek OTC pada bayi. Apa sebabnya?
Nah, Popmama.com sudah merangkum ulasan tentang pemberian obat batuk dan pilek yang dijual bebas untuk bayi.
Editors' Pick
Kandungan Obat Batuk dan Pilek yang Dijual Bebas
Obat batuk dan pilek over the counter (OTC) atau obat yang dijual bebas tersedia di pasaran dengan berbagai kombinasi kandungan.
Obat OTC pada umumnya mengandung:
- Promethazine,
- Aspirin,
- Pseudoephedrine,
- Amboroxol,
- Ibuprofen,
- Dextroethorphan,
- Guanfeneisin,
- Naproxen sodium,
- Chlorpheniramine maleate,
- Phenylephrine,
- Diphenhydramine.
Mengutip dari unggahan dr. Lucky, orangtua perlu memahami batuk adalah refleks alamiah tubuh seseorang, termasuk anak. Ini adalah mekanisme tubuh membersihkan saluran napas dan paru-paru dari mikroorganisme, lendir, dan benda asing.
Pemberian obat yang dilakukan oleh orangtua biasanya ditujukan untuk menghentikan gejala batuk, hidung tersumbat, dan hidung berair.
Menurut dr. Lucky, bukti ilmiah terhadap penggunaan obat batuk pilek OTC sangat sedikit. Bahkan terdapat bukti peningkatan adanya efek merugikan yang dapat diakibatkan oleh penggunaan obat tersebut. Apa saja efek negatifnya? Penjelasannya bisa Mama simak di bawah ini, ya.
Efek Negatif Penggunaan Obat Batuk dan Pilek OTC pada Bayi
dr. Lucky menjelaskan beberapa efek negatif dari penggunaan obat batuk dan pilek yang dijual bebas pada bayi:
Obat batuk pilek OTC belum tentu akan membuat bayi sembuh lebih cepat. Beberapa obat batuk memiliki efek samping serius seperti: mempercepat detak jantung, memperlambat pernapasan bayi, dan meningkatkan risiko kejang.
Banyak obat batuk dan pilek OTC yang mengandung berbagai komposisi yang bisa meningkatkan risiko tumbulnya overdosis yang tidak disengaja. Jadi pastikan Mama membaca bahan aktif apa saja yang terkandung dalam obat, hindari memberikan lebih dari satu obat dengan kandungan yang sama, dan jangan memberikan obat OTC lebih sering atau lebih banyak dari anjuran pemakaian.
Keefektifan kandungan obat belum tentu didukung oleh fungsi kerja tubuh bayi Mama. Salah satu kandungan obat batuk dan pilek adalah ambroxol. Ambroxol bekerja dengan meningkatkan produksi surfaktan paru dan merangsang aktivitas silia untuk mengencerkan dahak. Pada bayi dengan fungsi kerja sistem pernapasan yang belum sempurna, kandungan obat ini berpotensi membuat dahak semakin banyak dan sulit dikeluarkan. Akibatnya, bayi akan semakin kesulitan bernapas.
Fakta lainnya, kombinasi chlorpheniramine maleate dan difenhidramine memiliki efek samping, salah satunya adalah memperkental sekresi mukus. Bila ini terjadi, dahak akan semakin sulit keluar. Pada bayi yang memiliki asma, hindari penggunaan obat batuk karena justru bisa membuat dahak tidak bisa dikeluarkan dan membuatnya kesulitan bernapas.
Expectorants juga dapat mengiritasi dinding lambung, sehingga penggunaannya tidak boleh sembarangan, Ma.