Waspada Risiko Bayi Tidur dengan Mulut Terbuka, Simak Penyebabnya
Tidur dengan mulut terbuka bisa menjadi gejala kondisi medis tertentu, Ma
5 Maret 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Melihat bayi tidur nyenyak membawa rasa tenang dan lega bagi Mama. Pada waktu tidur inilah para mama biasanya memeriksa kesehatan fisik buah hatinya.
Saat mengamati, Mama melihat si Kecil tidur dengan mulut terbuka. Itu berarti mereka bernapas melalui mulut, yang bukan merupakan cara alami untuk bernapas.
Pernapasan mulut tidak berbahaya jika jarang terjadi. Tetapi jika bayi bernapas melalui mulut lebih sering dari biasanya, itu juga bisa menjadi tanda komplikasi kesehatan yang mendasarinya.
Dalam ulasan berikut ini, Popmama.com akan membahas semua tentang bayi yang tidur dengan mulut terbuka dan kemungkinan penyebabnya serta cara mengatasinya, Ma. Apakah bayi mama juga sering tidur dengan mulut terbuka?
Apakah Mama Harus Khawatir jika Bayi Tidur dengan Mulut Terbuka?
Bayi yang baru lahir belum mahir bernapas melalui mulut. Perlu beberapa saat bagi bayi untuk mengembangkan refleks bertahan hidup ini sepenuhnya.
Oleh karena itu, jika bayi tidak bernapas melalui hidung dan melakukannya dengan mulut, hal ini dapat mengindikasikan adanya penyumbatan pada saluran hidung dan saluran pernapasannya. Membiarkannya tanpa pengawasan terlalu lama dapat memengaruhi kesehatan bayi.
Editors' Pick
Beberapa Alasan Mengapa Bayi Tidur dengan Mulut Terbuka
Pernapasan mulut dapat terjadi sebagai akibat dari kondisi berikut:
1. Lendir
Penumpukan lendir di hidung mungil bayi bisa menyumbat lubang hidung dan membuatnya sulit bernapas. Karena bayi tidak dapat bernapas melalui hidung, mereka mulai bernapas dari mulutnya.
2. Sleep apnea
Sleep apnea adalah gangguan di mana saluran udara bagian atas terhambat karena berbagai sebab, seperti amandel yang meradang, kelenjar gondok yang membesar, atau infeksi. Bayi dengan kondisi ini menunjukkan gejala seperti mendengkur, tidur gelisah, pernapasan tidak teratur, dan pernapasan melalui mulut.
3. Deviasi septum
Dinding jaringan tipis yang disebut septum hidung membagi hidung menjadi dua saluran hidung yang terpisah. Ketika septum ini bergeser ke satu sisi atau berubah bentuk, itu membuat hidung sulit bernapas. Hal ini dapat menyebabkan bayi bernapas melalui mulut. Perkembangan septum yang menyimpang ini dapat terjadi selama tahap janin, menyebabkan beberapa bayi terlahir dengan kondisi tersebut.
4. Alergi
Bayi dapat mengembangkan alergi yang menyebabkan produksi lendir berlebihan, yang kemudian dapat menyumbat saluran hidungnya. Mama dapat mencoba menghilangkan lendir dengan aspirator hidung untuk membantunya bernapas melalui hidung.
5. Kebiasaan
Bayi yang pernah mengalami gangguan pernapasan dapat mengembangkan kebiasaan bernapas melalui mulut.
Risiko Bayi Tidur dengan Mulut Terbuka
Jika dibiarkan, terlalu sering tidur dengan mulut terbuka dapat menimbulkan beberapa masalah seperti:
1. Bibir dan mulut kering
Bernapas melalui mulut menyebabkan air liur menguap dengan cepat, sehingga membuat bibir dan mulut menjadi kering. Bayi yang terbiasa tidur dengan mulut terbuka cenderung mengalami mulut dan bibir kering.
2. Asma yang semakin parah
Hidung menyaring iritasi, debu, dan polutan. Namun, mulut tidak bisa melakukan tindakan tersebut. Bernapas melalui mulut dapat menyebabkan alergen potensial mencapai paru-paru, meningkatkan risiko serangan asma pada bayi yang sudah memiliki kondisi tersebut.
3. Lidah menjulur
Bayi yang terbiasa bernapas melalui mulut cenderung mendorong lidahnya ke gigi depan. Kondisi ini disebut dorongan lidah. Pernapasan mulut yang berulang dapat melemahkan otot lidah dan mulut, yang menyebabkan lidah berdesakan. Hal ini pada akhirnya dapat menyebabkan masalah seperti gigi yang tidak sejajar, postur mulut yang tidak normal, kesulitan mengunyah makanan, dan bahkan gangguan bicara.
4. Perubahan wajah
Pernapasan mulut dapat mengganggu perkembangan otot rahang dan wajah yang sehat. Ini dapat menyebabkan perubahan struktural pada wajah, membuatnya tampak lebih panjang atau lebih sempit dari biasanya.
5. Perubahan postur tubuh
Untuk bernapas lega, penghirup mulut sering kali memiringkan kepala. Ini memberi tekanan pada panggul, punggung, bahu, dan leher mereka. Ini dapat menyebabkan postur tubuh yang buruk dan dapat mengganggu perkembangan muskuloskeletal bayi yang sehat.
6. Perubahan perilaku
Penelitian menunjukkan bahwa pernapasan mulut dapat menyebabkan gangguan tidur, yang pada gilirannya dapat menyebabkan gejala yang mirip dengan yang terjadi pada attention deficit hyperactivity disorder (ADHD). Selain itu, bayi, balita, dan anak dengan ADHD sering kali mengalami kurang tidur, yang juga dapat menyebabkan pernapasan melalui mulut.
7. Kurang tidur dan perkembangan
Bayi tumbuh dalam tidurnya. Jika bayi bernapas melalui mulut saat tidur, kemungkinan besar kualitas tidurnya tidak baik. Kurang tidur restoratif dapat memengaruhi pertumbuhan, konsentrasi, perilaku, dan perkembangan bayi secara keseluruhan dalam jangka panjang.
Bagaimana Mencegah Bayi Tidur dengan Mulut Terbuka?
Berikut beberapa cara untuk membantu bayi terbebas dari kebiasaan bernapas melalui mulut saat tidur:
- Melembapkan udara: Jika lendir berlebih yang menyebabkan kesulitan bernapas di hidung, gunakan pelembap kabut dingin yang akan meningkatkan kadar air di udara. Kelembapan yang meningkat ini dapat membantu menghilangkan hidung tersumbat dan membuat hidung lebih mudah bernapas.
- Mandi air hangat: Memandikan bayi dengan air hangat tidak hanya membantu mereka rileks tetapi juga membersihkan lendir yang terkumpul di saluran hidung.
- Pastikan bayi terhidrasi: Berikan ASI atau formula yang cukup untuk bayi agar tetap terhidrasi. Asupan cairan yang cukup mencegah dehidrasi dan membuat lendir tetap mengalir.
- Menyaring udara: Adanya alergen di udara bisa menjadi biang keladi alergi bayi, yang selanjutnya bisa menyebabkan penyumbatan hidung dan pernapasan mulut. Dapatkan filter udara yang dapat meningkatkan kualitas udara dan mengurangi kemungkinan tersumbatnya lendir.
- Jaga kebersihan lingkungan: Jika Mama memiliki hewan peliharaan di rumah, Mama harus sering-sering menyedot debu di rumah untuk menghilangkan bulu hewan peliharaan. Jauhkan kandang dari bulu hewan peliharaan dan alergen lainnya.
Kapan Harus Menemui Dokter?
Sebagian besar pengobatan yang disarankan di atas dapat membantu meningkatkan pernapasan hidung, sehingga meniadakan kebutuhan untuk bernapas melalui mulut. Jika tidak ada yang membantu, jika Mama memerhatikan bayi terengah-engah, atau jika pernapasan mulut tampaknya mengganggu makan dan tidur, segera temui dokter anak.
Apabila Mama mencurigai bayi mungkin bernapas dari mulut karena kondisi bawaan, seperti septum yang menyimpang atau sleep apnea, bicarakan dengan dokter anak. Dokter dapat melakukan berbagai tes untuk menentukan penyebab yang mendasari pernapasan mulut pada bayi.
Bayi selalu tumbuh dan banyak kebiasaan sejak masa bayi mereka perlahan-lahan bisa berkurang saat masa balita. Seorang bayi pada akhirnya bisa berhenti bernapas melalui mulut saat mereka tumbuh dewasa.
Semoga informasi mengenai penyebab bayi tidur dengan mulut terbuka ini bermanfaat, Ma.
Baca juga:
- Waspada 3 Hal ini Jika Bayi Tertidur Saat Disusui
- Simak! Alasan Medis Mengapa Bayi Baru Lahir Tak Boleh Tidur Tengkurap
- Mama Wajib Tahu! Ini Alasan Bayi Tidur dengan Mata Terbuka