Mengenal Oshichiya Meimei Shiki, Upacara Penamaan Bayi di Jepang
Upacara ini biasanya dilakukan pada hari ketujuh setelah bayi lahir
5 Februari 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Oshichiya Meimei Shiki merupakan upacara untuk menamai bayi. Oshichiya Meimei Shiki dilakukan untuk memberikan nama secara resmi kepada bayi yang baru lahir.
Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut Popmama.com telah rangkum informasi mengenai Oshichiya Meimei Shiki, upacara penamaan bayi di Jepang. Yuk, kita simak bersama, Ma!
1. Apa itu Oshichiya Meimei Shiki?
Oshichiya Meimei Shiki merupakan salah satu tradisi upacara penamaan bayi dalam agama Buddha dan Hindu yang biasa dilakukan di negara seperti Jepang, China, India bahkan Indonesia khususnya di Bali. Setiap negara memiliki cara mereka masing-masing.
Dalam memilih nama, pendeta di kuil dapat membantu memilih nama yang menguntungkan, baik berdasarkan karakter kanji (karakter China) atau untuk mengubah nama kanji ke nama bahasa Inggris.
Editors' Pick
2. Dilakukan setelah tujuh hari bayi dilahirkan
Upacara ini biasanya dilakukan tujuh hari setelah bayi lahir, Ma. 'Shichi' artinya 7 dan 'ya' artinya malam. Sehingga oshichiya meimeishiki artinya upacara penamaan bayi di malam ke 7 bayi lahir ke dunia.
Di hari ketujuh ini, orangtua dan kerabat akan memulai pelaksanaan 'oshichiya' atau upacara penamaan bayi.
Di hari ke tujuh ini juga bayi akan mendapatkan namanya secara resmi di depan butsudan (altar Buddha di rumah).
Walaupun artinya memang hari ketujuh, namun banyak juga keluarga Jepang yang melakukan upacara penamaan bayi ini dua atau tiga minggu setelah bayi lahir.
Sebelum upacara ini dilakukan, para orangtua di Jepang yang beragama Buddha akan memberikan bayi mereka nama samaran atau sementara seperti 'muka lumpur' dengan tujuan agar roh jahat merasa jijik dan menjauhkan mereka dari bayi.