5 Fakta Mikrotia dan Anotia, Kelainan Bentuk Telinga pada Bayi
Kelainan bentuk daun telinga ini ternyata ada banyak jenisnya
13 Desember 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Memiliki bayi yang terlahir sempurna, tentu menjadi doa semua orangtua. Namun karena satu dan lain hal, selalu ada kemungkinan bayi lahir dengan cacat bawaan atau dikenal juga dengan istilah birth defects.
Salah satu birth defects yang mungkin terjadi pada bayi adalah mikrotia dan anotia. Masalah yang satu ini memang agak jarang terdengar ya, Ma.
Nah, bagi Mama yang bertanya-tanya, apa sih yang dimaksud dengan mikrotia dan anotia?
Menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC), mikrotia dan anotia adalah kelainan pada telinga bayi, lebih tepatnya pada telinga bagian luar. Mikrotia merupakan kondisi telinga bayi berukuran lebih kecil dibanding bayi lainnya, atau telinganya tidak terbentuk sempurna. Sedangkan, anotia adalah bayi tanpa telinga sama sekali.
Banyak yang bertanya-tanya, apakah mikrotia turut memengaruhi pendengaran anak? Untuk mencari tahu jawabannya, simak beberapa info penting seputar dua kelainan di bawah ini yuk, Ma.
1. Berbeda dengan anotia
Selain mikrotia, Mama mungkin juga sering mendengar anotia. Apakah ini masalah yang sama? Mikrotia dan anotia memang agak mirip, namun tentu saja berbeda.
Mikrotia adalah bentuk telinga bagian luar yang tidak sempurna. Sedangkan, anotia adalah kondisi bayi lahir tanpa memiliki telinga sama sekali. Kondisi ini bisa terjadi pada satu atau kedua telinga bayi, namun menurut CDC ini biasanya hanya terjadi pada satu telinga saja.
Editors' Pick
2. Ada 4 tipe mikrotia
Pada intinya, mikrotia adalah kondisi bayi lahir dengan bentuk telinga kurang sempurna. Namun ketidaksempurnaan ini pun terbagi lagi menjadi 4 tipe.
Tipe 1 adalah tingkat yang paling ringan. Biasanya bayi mikrotia tingkat 1 memiliki bentuk telinga yang normal, namun ukurannya sedikit lebih kecil.
Sedangkan, mikrotia tipe 4 adalah tingkatan paling parah. Umumnya, bayi dengan mikrotia tipe ini sudah tidak memiliki telinga bagian luar sama sekali, atau bisa disebut dengan anotia.
Hingga saat ini belum diketahui mikrotia tipe berapa yang paling sering terjadi. Menurut CDC baru bisa mengestimasikan angka terjadinya mikrotia atau anotia pada anak di Amerika Serikat, yaitu sekitar 1 dari 10.000 kelahiran hingga 5 dari 10.000 kelahiran.
3. Diagnosis mikrotia
Menurut CDC, mikrotia atau anotia bisa dilihat saat anak lahir, yang biasanya terdeteksi dokter saat bayi sedang diperiksa.
Jika Mama mengkhawatirkan masalah lebih lanjut, maka dokter bisa melakukan CT Scan atau CAT Scan, yang memberi gambaran lebih jelas mengenai telinga bayi. Cara ini juga efektif agar dokter dapat mendiagnosis tulang telinga dan struktur lain di telinga anak.
Dengan pemeriksaan menyeluruh dan tepat, anak bisa mendapat perawatan terbaik untuk mencegah kemungkinan ia bermasalah dengan fungsi pendengaran.
Berita baiknya, walau mikrotia membuat bentuk telinga luar anak kurang sempurna, namun ternyata ini jarang mengganggu fungsi pendengaran anak.
4. Penyebab mikrotia dan anotia
Hingga kini, penyebab pasti terjadi mikrotia dan anotia masih belum diketahui. Beberapa anak mengalami kecacatan ini karena perubahan di gen mereka. Di lain kasus, mikrotia terjadi karena ketidaknormalan sebuah gen, yang dapat menyebabkan sindrom genetik.
Selain itu, beberapa hal yang bisa menyebabkan mikrotia dan anotia adalah:
- Konsumsi obat yang mengandung isotretinoin saat hamil,
- CDC mengatakan wanita yang mengalami diabetes sebelum hamil, dapat meningkatkan risiko melahirkan bayi dengan mikrotia atau anotia,
- wanita hamil yang diet rendah karbohidrat dan asam folat, maka memperbesar risiko untuk melahirkan bayi dengan mikrotia, dibanding wanita hamil lainnya.
5. Penanganan mikrotia dan anotia
Bicara mengenai penanganan mikrotia, semua bergantung pada tingkat yang dialami anak. Jika dibutuhkan, dokter mungkin akan memberikan hearing aids untuk anak. Ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mendengarnya, dan membantu perkembangan berbicaranya.
Bagaimana dengan operasi? Operasi bisa dilakukan untuk merekonstruksi telinga bagian luar anak. Namun tim dokter tidak akan buru-buru melakukannya, Ma.
Operasi harus dilakukan berdasarkan tingkat mikrotia yang dialami anak dan usia anak. Umumnya operasi mikrotia baru dilakukan ketika anak berusia 4 sampai 10 tahun.
Jika terdapat bentuk cacat lahir lainnya, anak mungkin akan butuh perawatan lebih lanjut setelah operasi. Namun jika tidak ada cacat lahir lainnya, maka anak mikrotia atau anotia dapat tumbuh normal dan sehat seperti anak lainnya.
Penting melakukan penanganan yang tepat dan sesuai usia anak ya, Ma.