Ketahui Penyebab Bayi Demam dan Kapan Harus ke Dokter, Ma!
Bayi mama mungkin saja tiba-tiba demam. Kita cek penyebabnya, yuk!
29 Agustus 2018
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tahukah Mama, kalau demam merupakan alasan konsultasi tersering ke dokter anak dan dokter umum?
Ini fakta, Ma. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), sekitar 30 persen dari seluruh total kunjungan, datang dengan keluhan anak demam. Demam memang mengkhawatirkan, karena umumnya terjadi secara mendadak atau tiba-tiba.
Kapan anak dikatakan demam?
Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), ketika dicek menggunakan termometer rektal (yang dimasukkan ke dalam dubur) diketahui suhu tubuh anak 38° Celsius, maka suhunya normal. Lebih dari itu, baru anak dikategorikan demam.
Namun jika Mama mengukur suhunya menggunakan termometer oral (yang dimasukkan ke mulut) dan diketahui suhunya 37.2° Celsius, maka suhu tubuhnya normal. Lebih dari itu, anak disebut demam.
Perlu Mama ketahui, suhu tubuh normal anak bergantung pada usianya, aktivitas, dan jam berapa Mama mengukur suhunya. Suhu tubuh anak bayi cenderung lebih tinggi dibanding anak yang lebih besar. Dan suhu tertinggi semua orang (baik bayi, anak, remaja, dewasa, maupun lansia) ada di siang dan awal sore hari, kemudian menurun di tengah malam dan pagi hari.
Ada lagi nih info penting yang perlu Mama ketahui: Demam bukanlah penyakit, melainkan tanda atau gejala dari penyakit. Apa saja sih yang sering jadi penyebab demam pada bayi? Kapan anak harus dibawa ke dokter? Simak penjelasannya di bawah ini yuk, Ma.
Editors' Pick
Penyebab Demam
Menurut IDAI, demam merupakan reaksi normal tubuh yang bermanfaat melawan kuman. Maka, yang perlu diobati adalah penyakit yang menyebabkan anak demam, bukan demamnya. Demam menstimulasi beberapa bentuk pertahanan tubuh, misalnya sel darah putih yang siap melawan dan membunuh bakteri jahat. Walau membuat anak tidak nyaman, namun demam ternyata penting untuk melawan infeksi yang dialami anak. Penyakit apa saja sih yang sering membuat anak demam? Menurut AAP, beberapa penyakit itu adalah:
- Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA),
- Pneumonia,
- Infeksi telinga,
- Influenza,
- Sakit tenggorokan,
- Infeksi pencernaan,
- Infeksi saluran kemih,
- Meningitis,
- Beberapa penyakit lain akibat virus.
Kapan Harus ke Dokter?
Menurut IDAI, anak yang demam harus dibawa ke dokter jika:
- Usianya kurang dari 3 bulan, tanpa memandang keadaan anak secara umum.
- Usia anak 3 sampai 36 bulan, yang demamnya sudah lebih dari 3 hari atau tampak tanda-tanda bahaya.
- Anak berusia 3 sampai 36 bulan dengan demam tinggi (lebih dari 39° Celcius).
- Anak semua usia dengan suhu hampir 40° Celcius.
- Anak semua usia dengan kejang demam.
- Anak semua usia yang demam berulang selama lebih dari 7 hari.
-Anak semua usia yang demam, dengan penyakit kronik.
-Anak yang demam disertai ruam.
Baca juga: Pertolongan pertama yang bisa dilakukan saat bayi demam
Kenali Tanda-tanda Bahaya
Mama juga perlu mengenali beberapa tanda bahaya di bawah ini. JIka tanda-tanda bahaya ini muncul, anak juga harus segera dibawa ke dokter ya, Ma. Menurut IDAI, tanda tersebut adalah:
- Tidak merespons Mama ketika dipanggil,
- Susah dibangunkan,
- Tidak bisa bergerak,
- Kesulitan bernapas,
- Bibir, lidah, dan kuku tampak kebiruan,
- Leher sedikit kaku,
- Nyeri kepala hebat,
- Nyeri perut hebat,
- Muntah-muntah,
- Ada ruam atau bintik berwarna keunguan (seperti memar),
- Kehilangan napsu makan dan minum (dan terlihat terlalu lemah untuk minum),
- Sering menangis,
- Gelisah,
- Posisi tubuh condong ke depan dan tidak dapat mengontrol air liur,
- Buang air kecil sedikit atau jarang.
Dengan mengenali penyebab dan tanda-tanda anak perlu dibawa ke dokter, maka Mama bisa mengatasi demam dengan tepat.
Semoga si Kecil selalu sehat ya, Ma!