Kelahiran si Kecil memang menjadi berita paling membahagiakan di hidup Mama. Seluruh keluarga pasti langsung berkumpul karena sudah tak sabar ingin bertemu dengan anggota baru yang menggemaskan ini.
Namun di balik semua kebahagiaan itu, para Mama-baru tentu menyimpan banyak pertanyaan membingungkan, apalagi kalau bukan tentang cara merawat bayi baru lahir. Tak bisa dipungkiri, merawat bayi baru lahir memang tidak mudah, khususnya bagi Mama-baru. Kami mengerti, karena bayi memang terlahir tanpa buku manual kan, Ma?
Kalau Mama juga merasakan hal yang sama, maka Mama perlu membaca 7 panduan lengkap untuk merawat bayi baru lahir di hari-hari pertamanya. Mau tahu? Simak 7 info penting dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) berikut ini yuk, Ma.
1. Pola tidur bayi
Freepik/Freephoto
Bayi baru lahir bisa tidur hingga total 20 jam per hari lho, Ma. Ini terbagi dalam beberapa periode tidur, lamanya bisa 20 menit hingga 4 jam. Agar tidurnya nyenyak dan tanpa gangguan, maka usahakan suhu kamarnya sejuk dan ventilasinya juga baik.
Bayi baru lahir juga rentan mengalami sudden infant death syndrome (SIDS) atau sindrom kematian mendadak bayi. Untuk mencegahnya, bayi sangat dianjurkan untuk tidur dalam posisi terlentang, bukan tengkurap. Pastikan juga tempat tidurnya menggunakan alas yang rata, tidak terlalu lembut, dan terhindar dari benda-benda yang dapat menutupi kepala bayi.
Dengan kata lain, tidak perlu meletakkan terlalu banyak bantal, boneka, dan selimut di sekitar bayi saat tidur ya, Ma. Semua benda itu bisa menutupi saluran napas bayi, dan berakhir dengan kematian.
“Setelah dipotong, tali pusat mungkin akan diolesi cairan antiseptik klorheksidin atau antiseptik lain. Setelah itu tali pusat dibiarkan terbuka dan kering dan tidak perlu dikompres dengan kasa yang mengandung cairan antiseptik,” tulis dr. Nina Dwi Putri, SpA, dan dr. Amanda Soebadi, Sp.A, dalam tulisannya untuk IDAI.
Selanjutnya, langkah tepat untuk merawat tali pusat adalah:
- Cuci tangan terlebih dahulu.
- Jangan oleskan apapun pada tali pusat.
- Tidak perlu ditutup kasa.
- Jangan ditutup popok atau gurita.
- Pastikan tali pusat tidak basah dan tidak kotor.
- Jika kotor, bersihkan dengan air dan sabun, keringkan dengan kain bersih.
- Biarkan tali pusat lepas sendiri.
- JIka terlihat ada infeksi, bengkak, berbau, bernanah, segera ke dokter.
Editors' Pick
3. Memandikan bayi
Freepik/chainfoto24
Bayi tidak perlu dimandikan setiap hari, bahkan IDAI mengatakan bayi baru lahir belum perlu dimandikan karena masih memiliki lapisan pelindung yang menjaga suhu bayi. Setelah usianya sudah lebih dari 6 jam, ia bisa dilap dengan air hangat saja. Cara ini juga bisa dilakukan hingga tali pusatnya lepas.
Setelah tali pusatnya sudah terlepas, Mama bisa mulai memandikan bayi dengan dimasukkan ke dalam air dan diusap menggunakan lap atau spons. Ini membutuhkan perhatian ekstra ya, Ma, karena memasukkan air ke dalam air sangat berpotensi membuat bayi tenggelam.
Saat memandikan bayi, pastikan airnya suam-suam kuku, Mama juga perlu menggunakan sabun dan sampo yang diformulasikan khusus untuk bayi.
IDAI menyarankan untuk memilih pakaian bayi yang berbahan lembut, menyerap air, dan tidak kaku. Pakaian bayi juga sebaiknya minim dekorasi, agar mengurangi risiko tersedak jika manik-manik atau kancing kecilnya terlepas. Selain itu, Mama perlu mewaspadai iritan yang berpotensi membuat kulit bayi iritasi.
Bicara soal bahan, pakaian bayi yang terbuat dari 100% katun adalah pakaian paling ideal. Tidak hanya nyaman, ini juga tidak membuat bayi gerah, dan mudah dicuci. Hindari bahan poliester, nilon, dan wol, karena bahan-bahan dengan tekstur kasar seperti ini sering menjadi penyebab ruam kain atau textile rash.
“Bayi normal akan BAK dalam 24 jam pertama dan BAB paling telat dalam 48 jam pertama. Jika ini tidak terjadi, bayi perlu diperiksa lebih lanjut. Selanjutnya bayi akan BAK 5-6 kali per hari dan BAB 3-4 kali per hari,” tulis dr. Nina dan dr. Amanda di situs IDAI.
Mama juga perlu mengenali bentuk dan warna feses bayi, karena ini bisa mengindikasikan kesehatan si Kecil lho, Ma. Warna kotoran pertama bayi (mekonium) adalah hitam pekat dengan sedikit semburat hijau kekuningan. Perlu Mama ketahui, mekonium ini ternyata steril, tidak berkuman, dan tidak berbau. Mekonium juga sangat lengket, maka sebaiknya Mama mengoleskan petroleum jelly di sekitar anus bayi, agar Mama mudah membersihkan mekonium.
Saat bayi lapar dan butuh minum ASI, ia akan menunjukkan beberapa isyarat yang perlu Mama kenali sejak dini. Biasanya bayi lapar akan memasukkan tangan ke dalam mulut, menggenggam tangan, dan mengeluarkan suara seperti mengecap-ngecap.
“Jangan tunggu bayi menangis baru menyusuinya. Berikan ASI sesuai kemauan bayi, jangan dijadwal. Normalnya bayi akan menetek selama 5-30 menit, jika diluar itu, evaluasi proses menyusui,” saran dr. Nina dan dr. Amanda.
7. Membersihkan bayi
Freepik/Yanalya
Memandikan bayi mungkin lebih mudah dari membersihkan mata, telinga, dan hidung bayi. Untuk itu, IDAI menyarankan untuk membersihkan mata bayi dengan kapas bersih yang dibasahi air hangat.
Sedangkan kotoran telinga tidak perlu terlalu sering dibersihkan, karena sebenarnya telinga memiliki kemampuan alami untuk membersihkan bagian dalamnya sendiri tanpa bantuan tangan Anda.
Bagaimana dengan lubang hidung? Ini juga tidak perlu dibersihkan terlalu mendalam, karena Mama cukup mengelapnya saat mandi.
Ternyata merawat bayi baru lahir tidak sesulit yang Mama kira, kan? Semangat terus ya, Ma.