Waspada! Begini Dampak Buruk Membiarkan Bayi Menonton Televisi
Terlalu banyak nonton televisi berakibat buruk pada kesehatan, termasuk bayi
10 Mei 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
American Academy of Pediatrics menyarankan para mama untuk menunda anak menonton televisi hingga usianya dua tahun. Karena hingga usia ini, bayi membutuhkan interaksi antarmanusia, baik dengan orangtuanya maupun dengan pengasuhnya.
Interaksi inilah yang akan membuat pemikirannya menjadi kritis, membuat perkembangan sosial, emosional, serta kepandaiannya terpenuhi. Walaupun program televisi untuk anak-anak juga bisa jadi mengandung pelajaran yang dapat diserap oleh bayi, namun hal itu tidak dipelajari oleh bayi melalui pengalaman secara langsung, atau dari eksplorasi yang melibatkan indranya, yang merupakan cara belajar terbaik.
Sebisa mungkin, jangan jadikan televisi pengganti "baby sitter" ya, Ma.
Tak bisa dipungkiri, televisi adalah salah satu cara bagi Mama untuk membebaskan diri saat mengurus rumah. Walaupun mungkin niat mama hanya bebeberapa menit sehari, selagi meninggalkan si Kecil saat Mama sibuk membereskan kamar, misalnya, namun lama-kelamaan yang ditakutkan adalah hal ini menjadi kebiasaan.
Jika sudah terbiasa menonton televisi, durasi menontonnya akan semakin panjang. Televisi akan menjadi candu sehingga kelak anak mama bisa mengalami dampak buruknya.
Berikut Popmama.com rangkum dampak buruk bila bayi menonton televisi.
Ini Dampak Buruknya, Ma!
Meski tayangan televisi ada yang bermanfaat untuk bayi, namun terlalu banyak menonton televisi memberi banyak dampak buruk. Ini beberapa dampaknya:
- Meningkatkan risiko terhadap obesitas,
- menyebabkan kesulitan belajar kelak,
- kurangnya fokus perhatian pada anak,
- menurut penelitian, televisi dengan jelas menghambat anak untuk bermain, belajar berbicara, juga tidur, hal-hal yang amat penting dalam perkembangan bayi,
- menyebabkan masalah komunikasi juga bisa terjadi karena anak lebih senang menonton televisi di kamar atau saat makan, ketimbang berbincang dengan anggota keluarga lainnya,
- merusak kemampuan psikososial anak. Sebuah penelitian di AS mengungkapkan, hingga tiba saatnya ia lulus SMA, maka anak akan telah menonton 18.000 kasus pembunuhan, perampokan, pemerkosaan, pemboman dan pemukulan.
Untuk mengurangi dampak buruk menonton televisi, lakukan hal ini:
Editors' Pick
1. Dampingi bayi dan anak saat mereka menonton televisi
Dengan mendampingi si Kecil menonton televisi, juga bersama keluarga misalnya, Mama bisa mengajarkan banyak hal dengan menjelaskan apa yang ditayangkan, menunjukkan gambar-gambar, memberikan pertanyaan dan jawaban.
Dengan aktif berdiskusi saat menonton televisi, Mama membangun kognitif si Anak dan akan mendapatkan manfaat dari sebuah tontonan.