Dua bayi kembar berusia 5,5 minggu awalnya menderita batuk dan pilek. Namun sang Mama, Stephanie Elderton, merasa ada yang berbeda dengan penyakit bayi-bayinya itu. Memang ia sempat menyangka bahwa yang dialami bayinya adalah penyakit biasa, Stephanie tak pernah mengira bahwa salah satu dari mereka ternyata akhirnya harus dirawat secara intensif di rumah sakit.
Kepada situs BBC, Stephanie mengungkapkan bahwa bayinya menderita bronkiolitis. Gejalanya sangat mirip flu biasa. Hmmm, apakah sebenarnya bronkiolitis itu? Berikut fakta yang dikumpulkan oleh Popmama.com.
1. Apakah sebenarnya bronkiolitis itu?
Pixabay/kai kalhh
Bronkiolitis adalah infeksi pada saluran pernapasan, yang menyebabkan terjadinya peradangan dan penyumbatan dalam bronkiolus. Bronkiolus adalah saluran pernapasan berukuran kecil, merupakan percabangan dari saluran pernapasan lebih besar di dalam paru-paru. Brokiolitis pada bayi menyebabkan saluran udara di paru-paru menjadi bengkak, menyempit dan tersumbat oleh lendir.
2. Siapa saja yang bisa terkena bronkiolitis?
Pixabay/usaman zahoor
Menurut Francis Gilchrist, dokter ahli pernapasan di British Lung Foundation, infeksi ini umumnya dialami oleh anak-anak yang berusia di bawah satu tahun.
3. Seperti apa gejala bronkiolitis?
Pixabay/moise gh-marian
Awalnya, anak yang terkena bronkiolitis akan terlihat seperti mengalami flu biasa, yang disertai oleh batuk ringan dan hidung yang berair.
Beberapa hari setelah itu, ia akan akan sering mengalami batuk kering dan biasanya demam pun melanda tubuhnya. Seperti penyakit lainnya, hal ini pun membuatnya susah makan.
Editors' Pick
4. Apa penyebab bronkiolitis?
Pixabay/qimono
Virus flu biasa seperti rhinovirus, bisa jadi menjadi sebab munculnya bronkiolitis. Dokter Gilchrist mengatakan, "bronkiolitis biasanya terjadi akibat virus yang umumnya menyebabkan orang dewasa mengalami pilek ringan."
Akan tetapi, virus yang paling sering menyerang anak-anak yang berusia kurang dari setahun, adalah RSV atau Respiratory Syncytial Virus.
5. Bagaimana cara penularannya?
Pixabay/Luisella Planeta Leoni
Bayi biasanya tertular oleh virus ini saat berada di dekat penderita dan terkana percikan air liur yang berasal dari batuk dan bersin.
Selain itu, mainan juga bisa menjadi perantara penyakit ini. Jika ada anak sakit yang memegang mainan setelah mengusap hidung atau mulutnya misalnya, maka saat mainan tersebut dipegang oleh anak lain, virus itu pun bisa menular.
6. Bayi seperti apa yang mudah tertular virus seperti ini?
Pixabay/engin akyurt
Walaupun Dokter Gilchrist masih belum bisa memastikan apa yang menyebabkan satu anak bisa menderita lebih parah dibandingkan anak lainnya, namun inilah beberapa kondisi bayi yang rentan oleh virus RSV:
Memiliki kekebalan tubuh yang rendah,
bayi yang lahir prematur,
usia bayi kurang dari tiga bulan,
tinggal di lingkungan yang padat penduduknya,
memiliki penyakit paru-paru atau jantung,
sering terpajan asap rokok,
tidak diberi ASI.
"Namun, ada pula beberapa anak yang tidak memiliki faktor risiko tersebut dan tetap saja mengalami sakit yang parah, dan kami belum bisa menjelaskan mengapa hal ini terjadi," ujar Gilchrist.
7. Perlukah Mama khawatir?
Pixabay/StockSnap
Sebenarnya, kebanyakan kasus bronkiolitis adalah kasus yang ringan. Bahkan, biasanya penyakit ini akan mereda dengan sendirinya dengan waktu kurang du hingga tiga minggu untuk anak yang dirawat di rumah, menurut Gilchrist.
8. Jadi, apa yang harus Mama perhatikan?
Pixabay/StockSnap
Walaupun umumnya tak memerlukan pengobatan, ada juga sebagian kecil kasus bronkiolitis yang memiliki akibat cukup serius. "Sekitar dua hingga tiga persen anak penderita kasus ini membutuhkan perawatan di rumah sakit," ungkap Dokter Gilchrist.
Jadi, jika si Kecil flu, segera cari pertolongan dokter jika Mama menemukan tanda-tanda berikut ini ya Ma:
Napas bayi menjadi berat
terdengar suara saat bayi bernapas, cuping hidung mengembang, dan dada di sekitar tulang iga atau dada bagian atas di bawah bagian tenggorokan, cekung saat menarik napas.
Tidak mau minum atau makan
Bayi hanya mau minum atau makan setengah dari yang biasa ia telan. Untuk bayi yang meminum ASI, cara menakarnya mudah, Mama harus waspada jika ia tidak buang air kecil selama 12 jam atau lebih.
Demam tinggi
Bayi secara terus menerus mengalami demam di atas 38 derajat Celsius.
Jeda napas teralu lama
Mama harus khawatir jika bayi menunjukkan jeda penarikan napas yang terlalu lama.
Sesak napas
Kulit menjadi pucat dan bibir serta lidah membiru akibat sesak napas, bayi berkeringat akibat sesak napas.
Lemas
Si Kecil terlihat lemas, seperti kelelahan, atau sulit untuk bangun.
Pada kasus bayi Stephanie, salah satu dari si kembar yang bernama Luca, bahkan sempat terhenti napasnya hingga harus diberikan CPR dan masuk ke perawatan intensif, akibat terlalu lama menderita bronkiolitis.
9. Ini cara untuk mencegahnya, Ma
Pixabay/_Alicja_
Cara termudah untuk menjadi sehat adalah tentu saja mencegah terjadinya penularan. Inilah cara yang perlu Mama perhatikan agar si Kecil terbebas bahkan dari penyakit:
Jauhkan dari orang sakit
Jauhkan si Kecil dari orang-orang yang menunjukkan gejala penyakit saluran napas di mana pun Mama dan si Kecil berada.
Cuci tangan
Cucilah tangan si Kecil secara teratur, apalagi jika ia sudah sering memasukkan tangannya ke mulut. Cuci juga tangan Mama sebelum menyentuh si Kecil. Mintalah pengertian si Kakak untuk mencuci tangannya sebelum bermain dengan adik bayi, dan jangan sungkan untuk menyuruh orang lain mencuci tangannya pula sebelum menggendong si Kecil.
Jauhkan si Kecil dari asap rokok
Hindari bayi dari asap rokok di mana pun ia berada ya Ma.
Zat antibodi
Jika si Kecil memang memiliki imunitas yang rendah, konsultasikan pada dokter. Biasanya dokter akan memberikan zat antibodi secara berkala.
Jadi walaupun pilek tampak sepele, untuk si Kecil yang berusia di bawah satu tahun Mama harus tetap waspada ya. Segera bawa ke dokter jika kondisinya semakin tidak wajar.