14 Fakta Penyakit Kuning pada Bayi Baru Lahir

Menjemur bayi tidak disarankan untuk menghilangkan kuning, lho Ma!

8 September 2023

14 Fakta Penyakit Kuning Bayi Baru Lahir
Unsplash/Tim Bish

Mama pastinya sedih jika si Kecil tak boleh segera pulang bersama Mama setelah dilahirkan. Bisa jadi, kuning pada bayi baru lahir adalah salah satu penyebab ia harus tinggal lebih lama di rumah sakit. Istilah ini berasal dari kata jaundice yang berasal dari bahasa Prancis, jaune, yang berarti kuning.

Di Indonesia, istilah kedokteran untuk kasus ini adalah ikterus. Warna kuning akan dimulai dari kepala, menjalar hingga ke jempol kaki, bahkan membuat bagian putih di mata bayi menjadi berwarna kekuningan. 

Mengapa hal ini bisa terjadi dan haruskah Mama khawatir?

Yuk, ketahui 14 fakta tentang bayi kuning yang ber hasil Popmama.com rangkum berikut ini:

1. Lebih dari setengah bayi baru lahir mengalami kuning

1. Lebih dari setengah bayi baru lahir mengalami kuning
Flickr/Tamaki Sono

Ternyata, Mama tidak sendirian lho. 

Menurut laman Centers for Disease Control and Prevention (CDC), AS, Sekitar 60 persen dari seluruh bayi yang baru lahir mengalami kuning. Bahkan pada 8 dari 10 bayi prematur (yang lahir sebelum usia 37 minggu), mengalami kuning.

Artinya, separuh dari seluruh bayi yang ada di ruang bayi rumah sakit, mengalami kuning.

2. Sel darah merah bayi berumur pendek

2. Sel darah merah bayi berumur pendek
Pixabay/Qimono

Menurut laman IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), sel darah merah pada bayi baru lahir memiliki umur sekitar 70-90 hari, lebih pendek dibandingkan kita orang dewasa, yang memiliki umur sekitar 120 hari.

Laman ini memaparkan, secara normal, pemecahan sel darah merah menghasilkan heme dan globin. Heme akan diubah menjadi bilirubin indirek yang akan diangkut ke hati. Dalam hati, bilirubin indirek ini akan dibubah menjadi bilirubin direk, yang akan dikeluarkan melalui feses dan urine. 

Hal yang terjadi pada bayi adalah, bilirubin yang dihasilkan lebih banyak dibandingkan dengan yang bisa diolah oleh hati bayi. Padahal sebelumnya, saat masih dalam rahim, bilirubin ini dikeluarkan melalui plasenta mama. Akibatnya, bilirubin menumpuk di dalam darah, menyebabkan kulit, telapak, dan mata bayi menjadi kekuningan. 

3. Bayi perlu beradaptasi

3. Bayi perlu beradaptasi
Pixabay/Darkmoon1968

Biasanya, kuning pada bayi dimulai pada hari kedua atau ketiga setelah ia lahir. Kuning mencapai puncaknya pada hari kelima, dan menghilang dengan sendirinya saat usianya mencapai tujuh atau sepuluh hari.

Laman IDAI menuliskan, bahwa bayi memerlukan waktu adaptasi untuk dapat mengolah bilirubin yang berlebih ini, kurang lebih satu minggu.

4. Bayi-bayi ini rentan terhadap kuning

4. Bayi-bayi ini rentan terhadap kuning
Pixabay/Mojzabrebinfo

Ada beberapa bayi yang cenderung mengalami kuning. Salah satunya diungkapkan melalui penelitian yang dipublikasikan melalui BJOG, International Journal of Obstetrics. 

Mereka adalah:

  • Bayi yang lahir prematur akibat fungsi hati bayi belum sempurna. Keadaan kuning ini bisa berlangsung selama lebih dari dua minggu.
  • Bayi yang berat badannya turun drastis setelah kelahiran, akibat kurangnya asupan pada bayi.
  • Bayi yang lahir melalui metode induksi, akibat adanya tambahan oksitosin berlebih, yang menjadi pemicu kuning.
  • Bayi yang Mamanya menyandang diabetes.

5. Kuning akan hilang dengan sendirinya

5. Kuning akan hilang sendirinya
Freepik

Seiring usianya bertambah dan fungsi organ-organ tubuhnya semakin berkembang, pada usia dua minggu, fungsi hati bayi sudah bisa bekerja dengan baik.

Dalam keadaan normal, kuning akan menghilang dengan sendirinya karena bayi sudah bisa menghilangkan bilirubin berlebih yang ada di dalam tubuhnya.

6. Bisa merusak organ lainnya

6. Bisa merusak organ lainnya
Pixabay/Geralt

Hal ini amat jarang terjadi. Namun, jika kadar bilirubin yang amat tinggi pada bayi tidak ditangani, maka bisa jadi terdapat risiko kerusakan otak. Hal ini akibat bilirubin yang mengumpul, yang dikenal dengan kernikterus. 

Selain itu, bilirubin direk yang bertumpuk di hati juga akan merusak sel dan menyebabkan sirosis atau pengerutan hati.

Editors' Pick

7. Bisa jadi merupakan keturunan

7. Bisa jadi merupakan keturunan
Unsplash/Hollie Santos

Menurut laman CDC, keadaan kuning pada bayi ini bisa jadi merupakan hasil dari faktor genetik. Salah satu sebabnya adalah defisiensi G6DP yang memang dialami oleh keluarga tersebut, misalnya dari sang Mama.

8. Tak butuh air tambahan

8. Tak butuh air tambahan
Pixabay/ColiN00B

Salah satu penyebab timbulnya kuning adalah breastfeeding jaundiceBreastfeeding jaundice terjadi karena bayi kekurangan asupan ASI. Biasanya kuning timbul pada hari ke dua, saat ASI mama belum banyak.

IDAI menekankan, hal ini tidak memerlukan pengobatan dan bayi tidak perlu diberikan air putih bahkan air gula, karena hal itu tidak akan memberikan efek apa pun terhadap kuning. Apalagi, bayi yang sehat memiliki cadangan cairan dan energi yang cukup selama 72 jam atau tiga hari pertama hidupnya.

Pemberian ASI yang cukup setelah itu, dapat mengatasi keadaan kuning ini. Biarkan Si Kecil terus menerus menyusu ya Ma, karena dengan begitu ASI akan cepat keluar.

9. Kuning bisa jadi disebabkan oleh ASI

9. Kuning bisa jadi disebabkan oleh ASI
Freepik

Rata-rata, tingkat bilirubin darah yang ada pada bayi yang mendapatkan ASI, lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang mendapatkan formula. Hal ini terjadi karena terdapat zat di dalam ASI pada beberapa mama, yang menghambat pemecahan bilirubin. Namun, ini hanya terjadi pada sekitar dua persen bayi yang mendapatkan ASI. 

Walaupun penyebabnya belumlah jelas, menurut IDAI, salah satu dugaannya bisa jadi adalah terlambatnya pembentukan flora usus pada bayi yang menyusui. Keadaan kuning seperti ini mulai muncul saat usia bayi 4 hingga 7 hari, dan bisa jadi berlangsung selama tiga minggu.

Namun, IDAI menekankan bahwa hal ini tak membahayakan.

10. Perbedaan rhesus atau golongan darah

10. Perbedaan rhesus atau golongan darah
Pixabay/Geralt

Menurut laman University of Michigan CS Mott Children's Hospital, salah satu penyebab bayi kuning adalah perbedaan golongan darah yang dimiliki oleh bayi dan mama.

Bisa jadi pula, mama memproduksi antibodi yang menghancurkan sel darah merah bayi. Hal ini menyebabkan munculnya penumpukan bilirubin secara tiba-tiba dalam darah bayi.

Dokter tentunya akan dapat mendeteksi dan memantau perkembangan ini sebelum memperbolehkan bayi pulang.

11. Menjemur bayi bukanlah langkah yang aman

11. Menjemur bayi bukanlah langkah aman
Pixabay/Lordpeppers

Menurut laman CDC, menjemur bayi bukanlah langkah yang aman untuk menghilangkan kuning pada bayi. Sebab, pajanan sinar matahari dengan kandungan sinar ultraviolet dapat meningkatkan risiko berkembangnya melanoma dan kanker lainnya pada usia lanjut, loh Ma.

Walaupun sependapat bahwa sinar matahari membahayakan, IDAI tak memungkiri pula bahwa sinar matahari sangat penting untuk proses sintesis vitamin D pada kulit, asalkan tingkat pajanan sinar mataharinya rendah. Oleh karena itu, jangan lupa gunakan tabir surya ya, Ma. Lagipula, bayi hanya bisa dijemur pada pagi hari, kan. Padahal, ia butuh bantuan untuk menghilangkan bilirubih lebih lama dari itu.

Jadi, sinar matahari pagi saja tak cukup untuk mengatasi bayi kuning.

12. Fototerapi adalah yang terbaik

12. Fototerapi adalah terbaik
Wikimedia Commons/Jeremy Kemp

Jika kuning yang dialami anak Mama memiliki tingkat rendah hingga menengah, biasanya dokter akan memperbolehkan si Kecil pulang. Namun, jika kadar kuning bayi tinggi, maka dokter akan menyarankan bayi untuk menjalani fototerapi di bawah sinar fluorescents.

Sinar berona biru ini digunakan untuk menghilangkan bilirubin pada darah. Sinar akan diserap oleh kulit dan darah bayi, dan mengubah bilirubin sehingga bisa dikeluarkan dengan mudah oleh tubuh bayi.

Jangan khawatir, Mama, bayi akan tetap merasa nyaman dalam hangatnya sinar ini.

13. Bayi butuh banyak ASI

13. Bayi butuh banyak ASI
Pixabay/Seeseehundhund

Setelah cadangan energi bayi menipis setelah 72 jam atau tiga hari, bayi butuh banyak ASI. Jika tak minum ASI, frekuensi buang air bayi akan berkurang. Hal ini akan menyebabkan ia cenderung mengalami kuning.

The American Academy of Pediatrics menganjurkan, ASI harus terus menerus diberikan, minimal 8-10 kali dalam 24 jam.

Mama juga perlu ingat, bayi akan kehilangan cukup banyak cairan saat menjalani penyinaran yang hangat. Oleh karena itu, Mama harus memberinya lebih banyak ASI setiap dua jam sekali.

Jika bayi dimasukkan ke ruang terpisah untuk menjalani fototerapi, Mama harus rajin memompa ASI untuk kemudian diberikan kepada si Kecil, ya.

Jadi, Mama jangan cemas menghadapi keadaan kuning si Kecil. Karena jika Mama tidak cemas, ASI pun akan melimpah dan ia akan dengan cepat sembuh dari sakit kuningnya.

14. Kuning bisa berlangsung 2 minggu

14. Kuning bisa berlangsung 2 minggu
Unsplash/Sharon Mccutcheon

Menurut laman situs Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia, sakit kuning pada bayi baru lahir bisa berlangsung 1-2 minggu pertama usia anak. Ada yang langsung membaik setelah fototerapi tetapi ada juga yang perlu ditangani lebih lanjut. 

Penanganan sakit kuning atau jaudince ini tergantung dari kadar jaudince yang menimpa si Kecil. Jika tidak terlalu parah, bayi boleh pulang dan Mama bakal mendapat panduan perawatan di rumah. Jadi, tidak semua kasus jaudince harus dirawat di rumah sakit, ya Ma!

Nah, itulah 14 fakta mengenai bayi kuning. Tetap semangat dalam merawat si Kecil ya, Ma!

Baca juga:

The Latest