Mama tentu bahagia dengan kelahiran si Kecil. Namun, beberapa hari setelah kelahirannya, tiba-tiba kulitnya tampak memerah atau mengelupas? Atau muncul biang keringat di lipatan kulitnya? Tampilan kulit yang ruam dan gatal bisa jadi membuatnya rewel.
Mama perlu teliti dulu sebabnya lebih jauh, dan berkonsultasi ke dokter sebelum memberinya obat-obatan dalam bentuk salep, krim, atau losion.
Masalah Kulit Bayi yang Wajar
Pixabay/Tawny van Breda
Sejatinya, pada tahun pertama, lapisan kulit bayi belum terbentuk dengan sempurna, sehingga kulitnya rentan terhadap pajanan segala hal yang menerpanya dari luar, seperti debu, virus atau bakteri, dan bahkan sinar matahari.
Bernard A Cohen M.D., penulis buku Pediatric Dermatology dan Professor of Dermatology and Pediatrics dari John Hopkins Medicine, AS, menuliskan bahwa kulit bayi adalah organ tubuh yang berfungsi sebagai benteng pertahanan dari berbagai ancaman yang datang dari luar.
Wajar saja jika Mama khawatir saat kulit si Kecil bermasalah, karena dalam laman hopkinsmedicine.org, Kate Püttgen, M.D. seorang ahli dermatologi, mengungkapkan bahwa, "Masalah kulit yang ada pada anak yang baru lahir bisa muncul secara tiba-tiba, dan mudah sekali membuat orangtua baru ketakutan."
Bisa jadi, munculnya kemerahan dan peradangan pada kulit yang tiba-tiba merupakan salah satu gejala dari reaksi alergi pada tubuh bayi.
Biasanya, Gangguan Tidak Parah
Pixabay/Lisa Rigoni
Mama juga perlu berhati-hati dalam menghadapi masalah kulit si Kecil. Kebanyakan dokter kulit berpendapat bahwa semakin sedikit campur tangan yang dilakukan Mama terhadap gangguan kulit yang diderita si Kecil, maka akan semakin baik. "Untungnya kebanyakan masalah kulit ini kebanyakan tak parah," jelas Kate. Karena sejatinya, kulit bayi adalah organ yang tangguh.
Editors' Pick
Kapan Harus ke Dokter?
Pixabay/Rawpixel
Namun menurut Kate, tak menutup kemungkinan jika masalah kulit ini semakin lama semakin parah. Misalnya masalah ruam tak membaik dalam hitungan beberapa hari, semakin melebar, dan bernanah. Atau bahkan membuat bayi demam—yang merupakan pertanda infeksi. Jika Mama memperhatikan bahwa hal ini terjadi pada bayi, maka Mama harus membawa si Kecil ke dokter.
Untuk mengurangi penderitaan bayi, biasanya dokter merekomendasikan salep, atau krim serta losion berikut ini:
1. Salep yang mengandung kortikosteroid
Wikimedia Commons/Mech-Dutch Wikipedia
Obat ini diberikan untuk menangani beragam gangguan, termasuk reaksi alergi pada kulit. Cara kerja obat ini ialah dengan memasuki dinding sistem sel imun, untuk mematikan zat yang bisa melepaskan senyawa-senyawa yang menjadi pemicu peradangan.
Oleh karena itu, pemakaian salep yang mengandung kortikosteroid ini wajib melalui rekomendasi dari dokter. Apalagi terdapat dosis tertentu dalam pemakaian obat ini. Jika tak sesuai dosis, salep ini bisa merusak kulit si Kecil kesayangan Mama yang masih sensitif. Apalagi, obat ini melemahkan sistem imun sehingga penggunanya dianjurkan untuk menghindari penderita infeksi.
Salep yang mengandung kortikosteroid ini biasanya digunakan untuk mengobati eksim. Eksim yang memiliki nama lain ruam kulit, eksema, atau dermatitis ini adalah peradangan pada kulit yang menyebabkan terbentuknya lepuh atau gelembung kecil. Nantinya, gelembung ini akan pecah dan mengeluarkan cairan, bahkan bisa jadi bernanah. Eksim terjadi antara lain karena alergi terhadap sesuatu.
Salem ini juga bisa digunakan untuk mengobati biang keringat yang terjadi di lipatan kulit si Kecil, akibat kelembapan tinggi, serta kurangnya sirkulasi udara di kulit, seperti di lipatan leher atau lipatan tubuh lainnya.
2. Salep berbahan zinc oxide
Pixabay/ReadyElements
Zinc bekerja pada kulit dengan cara membentuk lapisan pelindung, serta menjaga kelembapan yang ada pada kulit. Selain itu, salep atau losion yang mengandung zinc oxide juga memiliki sifat antibakteri dan mengurangi peradangan dan rasa gatal.
Zat ini akan merangsang tumbuhnya kulit baru dan baik untuk mengobati ruam popok pada si Kecil. Ruam popok adalah peradangan yang pada kulit bayi, yang terjadi di area yang tertutup oleh popok. Kulit yang menderita ruam popok ini akan terlihat kemerahan, terjadi karena kulit terpajan oleh feses serta urine bayi dalam waktu yang lama.
3. Petroleum jelly
Pixabay/Saponifier
Petroleum jelly atau petrolatum dibuat dari campuran minyak mineral serta lilin. Zat semipadat ini berguna untuk kulit kering, karena bisa menahan air agar tidak keluar dari kulit, sehingga melembapkannya.
Salah satu fungsi petroleum jelly adalah mencegah risiko gangguan pada kulit. Jadi, zat ini justru digunakan agar kulit si Kecil tidak terkena eksim, sebagai pelindung terhadap alergen atau penyebab alergi. Selain itu, petroleum jelly juga bisa mencegah terjadinya ruam popok, karena sifatnya yang mampu menahan air dari luar, dalam kasus ini urine serta kotoran bayi.
Namun, Mama perlu konsultasikan terkait jenis kulit si Kecil, dan pastikan bahwa kulit bayi benar-benar bersih sebelum pengolesan petroleum jelly. Jika tidak, bisa jadi bakteri serta patogen lainnya malah terjebak di permukaan kulit bayi dan menyebabkan gangguan kulit.
4. Krim pelembap
Pixabay/qwer6695571
Selain petroleum jelly yang lebih padat, krim pelembap juga bisa digunakan untuk menjaga kelembapan dan kekenyalan kulit bayi. Terutama jika kulit si Kecil bermasalah akibat terpajan sabun mandi atau penggunaan pendingin ruangan yang menyebabkan kulitnya kering.
Biasanya, lapisan kulit terluar bayi yang melindunginya ketika ia masih berada dalam kandungan Mama, akan mengelupas pada beberapa minggu pertama setelah ia lahir, membuat kulitnya seperti bersisik. Walaupun ini adalah hal yang wajar, namun Mama bisa memberinya krim pelembap di bagian kulit yang benar-benar kering. Pastikan membeli krim pelembap yang bebas pewangi.
Jangan lupa ya Ma, konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter terkait obat-obatan kulit yang dibutuhkan si Kecil, apalagi mengingat kulitnya yang masih tipis dan sensitif.