Botol Susu Bayi Terbuat dari Plastik, Apa Dampaknya untuk Kesehatan?
Di Indonesia, botol susu yang terbuat dari plastik lazim digunakan
22 Desember 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Penggunaan botol susu oleh bayi adalah hal yang sangat umum dilakukan. Terutama bagi bayi yang mengonsumsi susu formula, tentu botol susu menjadi alat yang tak bisa dipisahkan dan digunakan setiap hari. Meski tampaknya sepele, nyatanya botol susu yang membantu proses makan bayi ini juga mengandung pro dan kontra.
Salah satu masalah yang banyak dikhawatirkan adalah penggunaan plastik sebagai bahan pembuatan botol susu bayi. Amankah botol susu bayi yang terbuat dari plastik? Apa dampak jangka panjang dari penggunaan plastik untuk botol susu bayi? Berikut Popmama.com merangkum informasinya, dilansir dari Made for Mums:
Apa Itu Mikroplastik?
Mikroplastik adalah potongan plastik yang sangat kecil dengan panjang kurang dari 5 mm. Mikroplastik ini terbentuk saat plastik terurai. Penelitian menemukan mikroplastik di seluruh dunia, termasuk di dalam makanan dan air minum kita.
Namun, diperkirakan sebagian besar mikroplastik dikeluarkan dari tubuh kita. Para ilmuwan menyerukan penelitian lebih lanjut untuk menyelidiki apakah mikroplastik dapat diserap ke dalam aliran darah manusia.
Editors' Pick
Mengapa Botol Bayi Berbahan Plastik Menjadi Masalah Khusus?
Masalah dengan botol bayi berbahan plastik lebih menjadi perhatian karena terkait dengan metode penggunaannya. Metode penggunaan ini berpengaruh pada tingkat dan jumlah mikroplastik yang dilepaskan. Ini adalah kombinasi dari dua faktor pemicu, yaitu:
- Suhu tinggi yang diperlukan untuk mensterilkan botol susu
- Mengocok botol untuk mencampurkan susu formula
Bayi Bisa Menelan Jutaan Mikroplastik dalam Sehari
Laporan yang diterbitkan oleh WHO pada tahun 2014 menyebutkan bahwa manusia mengonsumsi kurang lebih sekitar 300-600 mikroplastik per hari. Penelitian juga menemukan bahwa botol susu bayi dapat melepaskan jutaan mikroplastik dalam sehari.
Sebuah studi yang dipublikasikan pada jurnal Nature menemukan bahwa bayi yang minum susu dari botol plastik yang disterilkan, meminum jutaan partikel mikroplastik setiap hari. Ini adalah temuan yang sangat mengkhawatirkan bagi para orangtua.
Namun, masih belum diketahui efek kesehatan yang merugikan dari paparan mikroplastik tersebut. Profesor John Boland dari Trinity College, Dublin, salah satu penulis utama studi tersebut menjelaskan, "Belum ada studi definitif dalam hal implikasinya terhadap kesehatan."
Studi di atas menemukan bahwa botol yang terbuat dari polipropilen adalah bahan yang melepaskan mikroplastik. Namun, polipropilen adalah salah satu jenis plastik yang paling umum dan digunakan pada 82 persen produsen botol bayi di seluruh dunia.
Haruskah Berganti ke Botol Jenis Lain?
Di Indonesia, penggunaan botol susu plastik sangatlah lazim. Bahkan hampir 90 persen bayi menggunakan botol susu plastik untuk minum ketimbang botol kaca. Meskipun botol susu kaca tersedia di pasaran, para orangtua lebih jarang memilih botol kaca karena selain berat, juga berpotensi pecah jika terjatuh dan dapat melukai bayi.
Sisi positifnya, botol kaca lebih aman jika disterilisasi dalam suhu panas tinggi dan tidak mengandung mikroplastik.
Sedangkan untuk botol berbahan silikon dan stainless steel masih terbatas dijual di pasaran. Selain itu masih belum ada penelitian lebih lanjut tentang potensi bahaya yang ditimbulkan dari pemakaian kedua bahan botol susu tersebut, terutama jika dicuci dan dipanaskan menggunakan suhu tinggi.
Langkah yang Bisa Dilakukan untuk Mengurangi Paparan Mikroplastik
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi kadar mikroplastik yang dilepaskan, menurut Profesor Boland. Harap diperhatikan, sterilisasi masih merupakan bagian penting dari proses yang tidak boleh dihindari untuk mencegah bakteri dan kuman berkembangbiak:
- Ikuti petunjuk dari WHO untuk mensterilisasi botol bayi
- Jika membuat susu formula untuk bayi, gunakan wadah non plastik yang telah disterilkan untuk menyiapkannya. Bukan langsung menyeduhnya di botol susu plastik.
- Dalam proses pengolahan susu formula, tetap gunakan air yang telah dipanaskan hingga setidaknya 70 derajat celcius untuk memastikan kematangannya.
- Kocok campuran susu formula dan air matang dalam wadah non-plastik, atau aduk menggunakan sendok logam yang juga sudah disterilkan.
- Bilas botol susu plastik yang telah disterilkan sebanyak tiga kali dengan air yang telah disterilkan. Cara ini akan membantu menghilangkan mikroplastik yang terlepas, yang masih tersisa di botol susu.
- Wadah non-plastik yang digunakan bisa yang terbuat dari botol kaca, keramik, atau stainless steel.
Selain untuk botol susu, isu mikroplastik ini juga menjadi perhatian terutama jika Mama memanaskan makanan bayi dengan suhu tinggi menggunakan wadah makanan yang terbuat dari plastik. Sebaiknya dihindari ya, Ma.
Itulah informasi mengenai dampak penggunaan botol susu plastik bagi kesehatan bayi. Semoga informasi ini menambah wawasan dalam menjaga kesehatan bayi ya, Ma.
Baca Juga:
- Bolehkah Susu Formula Sisa Diminum Kembali? Ini Jawabannya
- Ayo Dicek! Susu Formula si Kecil Sudah Cocok atau Belum Ya?
- 9 Kesalahan Menyajikan Susu Formula, Awas Bayi Bisa Sakit lho Ma