Transisi dari ASI ke Sufor, Bagaimana Caranya, Nih?
Perubahan ini perlu dilakukan bertahap agar bayi tidak kaget
9 November 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Di masa awal kehidupannya, bayi menggantungkan asupan nutrisinya dari ASI. Salah satu hal menakjubkan tentang ASI adalah produksinya yang mengikuti kebutuhan sang bayi. Tubuh Mama 'mempelajari' seberapa banyak bayi membutuhkannya dan akan memproduksinya sesuai jumlah yang diperlukan.
Namun, selain kemampuan mempelajari kebutuhan tersebut, ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi produksi ASI seorang ibu, misalnya genetik, diet, stres, atau penyakit yang diderita. Jika produksi ASI mama tidak mumpuni, dokter akan menyarankan mengombinasikannya dengan susu formula agar kebutuhan nutrisi bayi tetap terpenuhi.
Lalu, kapan dan bagaimanakah cara transisi ASI ke susu formula agar tetap berimbang dan menyehatkan, baik untuk bayi maupun sang Mama? Berikut Popmama.com merangkum informasinya, dilansir dari verywellfamily.com:
1. Utamakan menyusui ASI terlebih dahulu
Meskipun di kemudian hari Mama tahu akan membutuhkan bantuan susu formula, yang terbaik adalah memulai dengan menyusui eksklusif terlebih dahulu. Ini adalah cara yang baik mengajari bayi menyusu secara efektif. Selain itu, merangsang persediaan susu yang cukup untuk bayi Mama.
Jika terburu-buru mengombinasikan dengan susu formula, tubuh Mama akan segera menurunkan produksi ASI sehingga saat dibutuhkan dalam jumlah banyak lagi, persediaan ASI tidak bisa tercukupi.
Setidaknya ASI ekslusif bisa dilakukan sekitar 4-6 minggu awal untuk membangun persediaan dan melatih rutinitas menyusui dengan Si Kecil.
Editors' Pick
2. Kurangi asupan ASI secara bertahap
Setelah kebiasaan menyusui dirasa sudah cukup efektif dan Mama masih ingin menambahkan susu formula untuk si Kecil, lakukan secara bertahap. Jika dalam sehari Mama menyusui ASI 5-6 kali di siang hari, untuk malam hari barulah menggantikannya dengan botol susu formula.
Sebagian besar ibu merasa lebih nyaman mengganti rutinitas botol susu formula ini di malam hari. Tugas ini dapat digantikan oleh ayah si Bayi sehingga memberikan waktu istirahat lebih untuk Mama.
3. Variasikan cara memberi susu dengan mencoba berbagai botol dan susu
Di awal-awal transisi ASI ke susu formula, Mama mungkin harus bereksperimen dengan berbagai jenis botol dan susu formula. Pada waktu-waktu tertentu, bisa jadi bayi lebih suka menyusu langsung pada payudara Mama ketimbang botol susu formula. Atau pun sebaliknya.
Tak perlu terpaku pada satu cara. Amati perkembangan, jadilah lebih fleksibel sembari terus membangun rutinitas yang diharapkan.
4. Bersiaplah menghadapi perubahan pada si Bayi
Karena komposisi ASI dan susu formula yang sangat berbeda, transisi pemberian susu formula pada bayi ASI daat menyebabkan perubahan pada ususnya. ASI memiliki susunan mikroba yang berbeda daripada susu formula. Jadi jangan heran jika tinja bayi tiba-tiba berubah warnanya.
Jika bayi Mama terlihat tidak nyaman, lebih sering gumoh atau sembelit, konsultasikan dengan dokter anak tentang takaran dan teknik yang tepat dalam mengombinasikan susu formula dan ASI.
Semoga informasi ini bermanfaat ya, Ma!
Baca Juga:
- Apakah Anak Benar-Benar Butuh Susu Formula?
- Benarkah Susu Formula Memicu Batuk pada Bayi? Cek Faktanya Disini!
- Ada Banyak Jenisnya, Kenali Berbagai Tipe Susu Formula Untuk Bayi