Waspada! 5 Gejala Serangan Virus Pernapasan RSV pada Bayi Baru Lahir
Virus berbahaya ini menyerang pernapasan dan bisa sebabkan kematian pada bayi
11 Maret 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kondisi sistem imun tubuh bayi yang masih berkembang, memungkinkan ia lebih mudah terserang berbagai virus yang tak kasat mata tersebar di sekitarnya. Tak terkecuali virus yang menyerang pernapasan. Salah satunya adalah respiratory syncytial virus (RSV).
RSV adalah virus yang gejalanya menyerupai flu berat pada bayi yang lebih besar dan anak-anak. Tetapi, tidak seperti flu, RSV menyerang saluran pernapasan kecil di sistem pernapasan bawah, mengakibatkan bayi kesulitan bernapas. Sayangnya, hingga kini belum ada obat yang bisa menyembuhkan RSV pada bayi dengan cepat.
Berikut Popmama.com merangkum lima gejala RSV pada bayi baru lahir yang harus diwaspadai orangtua, dilansir dari parents.com:
1. Kesulitan bernapas hingga tulang rusuk tertarik (retraksi)
Jangan pernah mengabaikan tanda-tanda bayi kesulitan bernapas, seperti ritme napas yang sangat cepat, tampak berusaha keras untuk bernapas, menarik leher, lubang hidung keluar-masuk, atau tulang rusuk tampak menonjol saat bernapas (retraksi).
Ini semua adalah pertanda bayi sedang berjuang mendapat asupan oksigen yang cukup, yang merupakan situasi darurat yang harus segera ditangani.
Editors' Pick
2. Mengalami dehidrasi
Bayi yang tidak buang air selama 6-8 jam merupakan tanda nyata ia mengalami dehidrasi.
Tidak seperti penyakit bayi dan anak-anak lainnya, dehidrasi akibat RSV tidak disebabkan oleh demam tinggi atau muntah. Sebaliknya, dehidrasi merupakan efek samping dari kesulitan menyusu yang dialami bayi akibat hidung tersumbat yang dideritanya.
3. Bibir dan kuku kebiruan karena kurang asupan oksigen
Menurut Dr. Allysa Silver, M.D., dokter anak dari Montefiore, New York, setiap perubahan warna kebiruan yang tampak di kulit adalah kondisi yang mengkhawatirkan.
"Ini bisa jadi merupakan tanda bahwa bayi membutuhkan oksigen atau dukungan pernapasan buatan, dan harus segera dilarikan ke IGD," ujarnya memperingatkan.
4. Apnea atau berhenti napas saat tidur
Apnea adalah suatu periode di mana bayi tidak bernapas. Kondisi ini merupakan gejala kritis pada bayi di bawah 6 bulan.
Apnea merupakan gejala yang paling umum pada bayi baru lahir dan menyebabkan bayi berhenti napas lebih dari 20 detik jika ia menderita RSV. Bila hal ini terjadi, segera larikan bayi ke IGD agar mendapatkan evaluasi.
5. Kesulitan makan
RSV yang diderita bayi membuatnya merasa sangat sesak sehingga tidak sanggup menyusu. Jika Mama kesulitan membuat bayi tetap menyusu dalam beberapa menit, yang harus dilakukan pertama kali adalah mengecek frekuensi dan volume buang airnya.
Jika bayi hanya sedikit buang air, bahkan jika tidak sama sekali, mungkin ia tidak mendapatkan cukup minum. Tentunya hal ini sangat berbahaya karena bayi bisa mengalami dehidrasi hingga kekurangan gizi. Bila hal ini terjadi, bayi memerlukan suplementasi makanan melalui selang nasogastri (dari hidung ke perut), atau cairan intravena (IV).
Jika Mama mendapati gejala-gejala di atas, jangan ditunda lagi, segera bawa bayi ke rumah sakit agar mendapatkan diagnosis yang tepat dan penanganan sesegera mungkin. RSV yang terlambat ditangani dapat menyebabkan kematian, terutama pada anak di bawah usia 5 tahun.
Baca juga:
- Penting, Inilah Jadwal Imunisasi Bayi Usia 7-12 Bulan
- Jangan Terlewat! Inilah Jadwal dan Jenis Imunisasi Bayi Usia 0-6 Bulan
- Tachypnea, Penyebab Napas Bayi Pendek dan Cepat. Bisa Berbahaya, Nih!