Ini 4 Alasan Susu Sapi Segar Bisa Berbahaya untuk Bayi Mama
Niatnya ingin mencukupi gizi, nyatanya tindakan ini justru berisiko tinggi
2 April 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Selama ini kita mengenal susu sapi merupakan pelengkap nutrisi harian, terutama bagi anak-anak. Susu sapi dikonsumsi dalam bentuk segar atau melalui proses sterilisasi, misalnya di-pasteurisasi atau UHT.
Dikemas dalam berbagai rasa dan penyajian, susu sapi memang kaya akan protein dan kalsium yang baik untuk tumbuh-kembang anak. Akan tetapi, makanan yang baik tidak selamanya menjadi baik jika dikonsumsi pada saat yang salah. Tak terkecuali susu sapi murni dalam bentuk cair yang berbahaya jika dikonsumsi bayi baru lahir. Mengapa?
Berikut Popmama.com serba-serbinya yang dilansir dari livestrong.com:
Kapankah Saat yang Aman Bayi Minum Susu Sapi?
Menurut American Academy of Pediatrics, bayi semestinya tidak mengonsumsi susu sapi setidaknya hingga usianya mencapai 12 bulan. Terutama pada bayi yang baru lahir, susu sapi segar yang tidak diproses terlebih dahulu dapat mengakibatkan penyakit serius, diantaranya diare, anemia, dan ketidakseimbangan elektrolit.
Konsekuensi ini sangatlah serius Ma, karena dapat menyebabkan kerusakan permanen dan mengancam nyawa bayi yang baru lahir. Dalam kondisi bayi apapun, susu sapi murni bukanlah pengganti yang dapat dicerna tubuh bayi. tidak seperti ASI atau susu formula bayi yang sudah disesuaikan. Jika tetap diberikan, bayi dapat mengalami beberapa masalah kesehatan berikut ini:
Editors' Pick
1. Kekurangan gizi
Sebuah penelitian di tahun 1992 oleh American Academy of Pediatrics Committee on Nutrition menemukan bahwa bayi yang minum susu sapi yang tidak diolah, justru menderita kekurangan zat besi, asam linoleat dan vitamin E. Kekurangan zat besi merupakan masalah yang paling umum tetapi cukup parah dialami, terkait konsumsi susu sapi pada bayi baru lahir. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat mengakibatkan gangguan belajar seumur hidup dan keterlambatan perkembangan motorik.
Meski AAP mencatat bahwa bayi baru lahir yang diberi suplemen zat besi dengan susu sapi ternyata dapat mempertahankan kadar zat besi normal, tetapi hal ini tidak mengatasi kecukupan gizi keseluruhan yang dibutuhkan bayi.