Jangan Salah, 3 Hal ini Bukan Tanda Bayi Siap Mulai MPASI
Jangan sampai salah kaprah agar tidak fatal akibatnya
13 Juli 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Memasuki usia enam bulan merupakan fase baru dalam kehidupan si Kecil, di mana ia mulai boleh makan makanan padat atau MPASI. Tetapi, bukan hanya berpatokan pada usia saja lho, Ma. Kesiapan bayi makan makanan padat juga dilihat dari tanda-tanda fisiknya.
Namun, seringkali para orangtua, terutama orangtua baru, belum memahami seperti apa tanda bayi siap mulai MPASI. Apa yang tampak seperti sebuah kesiapan bayi menginjak milestone baru ini, ternyata bukan lah tanda yang sebenarnya.
Berikut ini Popmama.com merangkum tiga hal yang bukan merupakan tanda bayi siap mulai MPASI, dilansir dari Today's Parents:
1. Berat badan dua kali berat lahir
Banyak orangtua yang mendengar 'petuah' bahwa jika berat badan bayi telah mencapai dua kali lipat dari berat lahirnya, berarti itulah saatnya ia bisa mulai MPASI atau makan makanan padat.
Memang, banyak bayi yang berat badannya dua kali lipat dari berat lahirnya di rentang usia empat hingga enam bulan. Tetapi, bayi prematur yang lebih kecil berat lahirnya, dapat menggandakan berat lahirnya pada usia yang jauh lebih awal padahal sistem tubuhnya belum siap untuk makan makanan padat.
Selain itu, tiap bayi punya laju pertambahan berat badan yang berbeda-beda. Bisa jadi ia lahir besar (lebih dari 3,5 kg) sehingga kemungkinan ia akan mencapai berat badan dua kali lipat lebih cepat ketimbang kesiapan sistem pencernaannya.
Editors' Pick
2. Pertambahan berat badan yang melambat
Setiap kali pemeriksaan rutin, dokter akan melihat tabel apakah bayi mama tumbuh sesuai dengan pola pertumbuhan yang diharapkan. Untuk bayi yang menyusu ASI eksklusif, kenaikan berat badan di dua hingga tiga bulan pertama cenderung lebih cepat ketimbang bayi yang minum susu formula. Tetapi, pada usia sekitar empat bulan, kenaikan berat badannya biasanya mulai melambat. Kondisi ini biasanya akan lebih melambat lagi selama paruh kedua tahun pertama.
Hal yang berbeda terlihat pada bayi yang minum susu formula. Bayi yang minum susu formula cenderung mengalami kenaikan berat badan yang lebih konsisten. Mungkin ada sedikit perlambatan, tetapi tidak seperti bayi yang minum ASI. Namun, kenaikan berat badan pada bayi yang minum susu formula ini sangat berkaitan erat dengan obesitas di masa kanak-kanak dan dewasa kelak.
Namun, pertambahan berat badan yang melambat tidak selalu berarti bayi siap mulai MPASI. Dokter lah yang dapat menentukan kapan saatnya bayi siap dan membutuhkan makanan padat.