Kapankah Bayi Boleh Mengonsumsi Nasi Putih? Terlalu Cepat, Bahaya Lho!
Mama perlu mempertimbangkan berbagai risiko dan kandungan nutrisinya jika ingin memberi nasi putih
26 Maret 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Nasi putih merupakan makanan pokok bagi sebagian masyarakat Indonesia. Rasanya, tak lengkap makan jika tanpa adanya nasi putih di atas piring. Semua orang mengonsumsinya, tak terkecuali si Kecil.
Nasi memang mengenyangkan dan menyehatkan. Tetapi, apakah nasi putih boleh dijadikan sebagai makanan pendamping ASI bagi bayi? Di usia berapakah bayi boleh makan nasi dan bagaimana cara penyajiannya yang tepat? Berikut Popmama.com merangkum serba-serbinya, dilansir dari bellybelly.com.au:
Apakah Nasi Putih Mencukupi Gizi dan Nutrisi si Kecil?
Nasi putih merupakan makanan yang sangat umum dikonsumsi. Namun, nasi putih bersifat hanya sementara mengenyangkan perut. Sebetulnya, nasi putih saja bukanlah makanan yang disarankan sebagai MPASI bayi. Ini dikarenakan hanya sedikit nutrisi yang terkandung di dalamnya dan nasi putih dapat meningkatkan gula darah karena kandungan pati dan karbohidrat yang tinggi.
Karena bayi masih tergantung pada susu atau ASI, untuk itu ia perlu makanan yang kaya akan zat besi dan seng. Ini penting untuk perkembangan otak dan produksi sel darah merahnya. Oleh karena itu, sebaiknya sajikan nasi putih bersamaan dengan bahan makanan lain, seperti ikan, ayam, daging atau pun sayur-mayur.
Editors' Pick
Bahaya Arsenik pada Nasi
Dibalik rasanya yang nikmat dan mengenyangkan, terdapat risiko kandungan arsenik yang berbahaya. The American Academy of Pediatrics mengeluarkan pernyataan seputar kandungan arsenik pada nasi, "Nasi mengandung arsenik yang cukup tinggi. Pada elemen alami, arsenik dapat ditemukan di air, udara dan tanah. Arsenik terkait dengan kanker kulit, paru-paru, ginjal dan kandung kemih. Paparan arsenik juga dapat menyebabkan masalah selama kehamilan dan masalah perkembangan saat kelahiran."
Nasi menyerap arsenik yang terkandung dalam tanah dan air selama pertumbuhannya. Karena sistem imun tubuh bayi yang belum berkembang sempurna, sebaiknya Mama meminimalkan konsumsi nasi untuk si Kecil dan hindari mengandalkannya sebagai makanan pokok hingga ia cukup umur.
Kapankah Bayi Siap Makan Nasi?
Sebelum memberikan nasi untuk si Kecil, Mama harus memastikan si Kecil telah memiliki kemampuan-kemampuan ini:
- Dapat duduk tegak tanpa bantuan,
- sudah tidak memiliki refleks tongue-extrusion (refleks yang membuat lidah bayi terjulur ke luar karena makanan dimasukkan ke dalam mulutnya),
- memiliki kemampuan meraih makanan dan memasukkannya ke dalam mulut,
- sudah siap mengunyah.
Umumnya kemampuan ini telah dimiliki bayi sekitar usia enam bulan.
Bisakah Bayi Tersedak Gara-gara Makan Nasi?
Sebagai orangtua, tentu sangat khawatir bila si Kecil tersedak karena bisa berujung fatal. Walau bayi Mama telah memenuhi kriteria kesiapan di atas, Mama perlu memperhatikan makanan-makanan yang tampaknya remeh, tapi berisiko tinggi membuat anak tersedak, terutama makanan baru.
Untuk nasi, selama bayi sudah siap makan makanan padat, nasi seharusnya tidak menjadi makanan yang tinggi risiko tersedak. Pastikan nasi telah ditanak benar-benar empuk. Terkadang bukan nasinya yang membuat tersedak, melainkan bahan makanan lain yang disertakan, misalnya kacang polong, potongan wortel dan sayuran lainnya. Untuk itu, selalu awasi bayi Mama selama waktu makan, dan jika ragu, tanyakan kepada dokter atau ahli gizi anak.
Baca juga:
- Kapankah Bayi Boleh Mengonsumsi Biskuit Bayi? Ini Jawabannya!
- Kapankah Bayi Boleh Mengonsumsi Bawang Bombay? Ini Jawabannya!
- Kapankah Saat yang Tepat Bayi Mengonsumsi Stroberi? Lihat Jawabannya!