Pemakaian Bedak Bayi Tiap Hari, Boleh atau Nggak Ya?
Sudah jadi kebiasaan para orangtua memakaikan bedak bayi setelah mandi dan ganti popok. Amankah?
13 Desember 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sudah menjadi kebiasaan para orangtua, dari zaman dahulu hingga sekarang, menaburkan bedak ke sekujur tubuh bayi sehabis mandi. Selain agar tubuh bayi wangi, pemakaian bedak bayi dipercaya akan menjaga kulitnya tetap kering dan bebas dari gatal.
Tetapi, beberapa penelitian menemukan bahwa sebetulnya pemakaian bedak bayi tidak memiliki dampak signifikan. Malahan, banyak ahli berpendapat bahwa partikel-partikel bedak dapat menyebabkan masalah pernapasan jika dihirup bayi. Lalu, sebetulnya boleh tidak sih bedak bayi tetap dipakai? Berikut Popmama.com merangkum informasinya, dilansir dari verywellfamily.com:
Bedak Bayi dan Masalah Pernapasan
The American Academy of Pediatrics (AAP) melaporkan bahwa kandungan talc atau tepung jagung dalam bedak bayi dapat berbahaya jika masuk dalam saluran pernapasan. Partikel yang sangat kecil pada bedak bayi bisa menimbulkan masalah pada paru-paru mereka.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dan Occupational Safety and Health Administration (OSHA) menyatakan bahwa menghirup bedak, apalagi jika bayi menggunakan bedak setiap kali ganti popok dan mandi, berdampak pada kesehatan paru-paru bayi. Pada bayi yang lebih sensitif, kebiasaan ini bisa memunculkan gejala asma atau radang paru-paru jika digunakan dalam jangka waktu panjang.
Editors' Pick
Apakah Bedak Bayi Berpotensi Menyebabkan Kanker?
Masih belum jelas apakah ada kaitan langsung antara pemakaian bedak bayi dengan kanker. Sebuah studi dalam Journal of National Cancer Institute menemukan bahwa sementara ini belum ditemukan hubungan yang membuktikan antara efek penggunaan bedak di daerah genital dengan risiko kanker ovarium keseluruhan.
The World Health International Agency for Research on Cancer menggolongkan bedak sebagai bahan yang "berpotensi karsinogenik terhadap manusia", termasuk bedak bayi dan ekstrak murni daun lidah buaya.
Diperlukan penelitian lebih lanjut dan komprehensif untuk mendapatkan kesimpulan yang dapat dibuktikan secara medis tentang potensi bahaya ini.
Tanda Bayi Mengalami Alergi Terhadap Bedak Bayi
Meskipun formulasinya lembut, tetapi penggunaan bedak bayi tidak menutup kemungkinan risiko alergi. Biasanya bayi mengalami alergi dermatitis kontak terhadap bedak bayi, dengan gejala-gejala seperti:
- Daerah yang mengalami kontak dengan bedak bayi melepuh,
- kulit kering dan bersisik,
- gatal,
- kulit memerah, bisa muncul berupa bercak,
- kulit terasa terbakar walau tidak ada luka yang terlihat,
- menjadi lebih sensitif terhadap sinar matahari.
Jika Mama melihat tanda-tanda di atas, sebaiknya hentikan penggunaan bedak bayi dan konsultasikan dengan dokter untuk pengobatannya.
Menggunakan Bedak Bayi Secara Aman
Dunia kesehatan masih belum menemukan faedah penting dari penggunaan bedak bayi meski telah digunakan oleh para orangtua di seluruh dunia selama bertahun-tahun. Tetapi, jika Mama tetap memilih menggunakannya karena sudah menjadi kebiasaan, sebaiknya tetap berhati-hati. Terutama jika digunakan pada bayi perempuan karena partikel bedak bisa masuk ke vagina.
Gunakan bedak bayi seperlunya dan secukupnya saja. Untuk menghindari taburan bedak yang menyerbuk kemana-mana, tuangkan terlebih dahulu ke tangan Mama, bukan langsung ke permukaan kulit bayi. Jauhkan dari area mata, hidung, pantat dan alat kelamin.
Jangan mengocok botol bedak di dekat bayi dan selalu simpan di tempat yang aman dari jangkauan anak-anak.
Semoga informasi ini bermanfaat!
Baca Juga:
- Banyak yang Salah, Begini Perbedaan Minyak Telon dan Minyak Kayu Putih
- Fakta Penggunaan Minyak Kayu Putih untuk Bayi, Amankah?
- Rekomendasi 10 Merek Minyak Telon untuk Bayi dan Anak