Pentingnya Mengevaluasi Kondisi Pendengaran Bayi Sejak Dini
Jika gangguan terjadi sebelum usia tiga bulan, akan semakin mudah ditangani
23 Maret 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Di tahun pertama kehidupannya, indera pendengaran berperan penting dalam perkembangan sosial, emosional, dan kognitif anak. Bahkan, gangguan pendengaran ringan atau parsial dapat memengaruhi kemampuan anak mengembangkan kemampuan bicara dan berbahasa yang baik.
Masalah pendengaran dapat diatasi sejak dini, terutama jika diketahui saat usia tiga bulan. Jadi penting memeriksakan kesehatan bayi sejak dini dan secara teratur. Berikut Popmama.com merangkum apa saja hal-hal seputar pendengaran bayi yang perlu dievaluasi, dilansir dari kidshealth.org:
Penyebab Hilangnya Pendengaran pada Bayi
Kehilangan pendengaran adalah cacat lahir yang umum, mempengaruhi sekitar satu hingga tiga dari setiap 1.000 bayi di seluruh dunia. Kehilangan pendengaran dapat terjadi jika seorang anak:
- Lahir prematur dan butuh dirawat di NICU (neonatal intensive care unit).
- Memiliki penyakit kuning saat baru lahir dengan kadar bilirubin yang cukup tinggi sehingga membutuhkan transfusi darah.
- Mengonsumsi obat-obatan yang berpotensi menyebabkan gangguan pendengaran.
- Memiliki riwayat keluarga dengan gangguan pendengaran di masa kecil.
- Mengalami komplikasi tertentu saat lahir.
- Menderita infeksi telinga.
- Menderita infeksi, seperti meningitis atau sitomegalovirus.
- Terkena paparan suara yang sangat keras, meski itu hanya sebentar.
Editors' Pick
Gejala Bayi Kehilangan Pendengaran
Meski bayi baru lahir telah melewati pemeriksaan pendengaran di awal, penting untuk terus memperhatikan tanda-tanda jika adanya gangguan, misalnya:
- Terbatas dalam berbicara,
- tidak merespon ketika dipanggil atau merespon adanya suara di sekitar,
- butuh volume suara yang tinggi untuk merespon sesuatu (panggilan, suara televisi atau lagu),
- mudah frustrasi ketika mendengar kebisingan di sekitar.
Pada balita dan anak yang lebih besar, anak yang mengalami gangguan pendengaran seringkali menjawab tidak sesuai pertanyaan, kesulitan belajar, dan tampak tidak fokus.
Tahapan Perkembangan Pendengaran Bayi
Pendengaran bayi pun mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Sebagian tonggak perkembangan pendengaran anak ini harus dilewati bayi di tahun pertama kehidupannya:
- Saat baru lahir, terkejut jika mendengar suara keras yang tiba-tiba terdengar.
- Di usia tiga bulan, bayi biasanya mengenali suara orangtuanya.
- Di usia enam bulan, bayi biasanya dapat mengikuti arah datangnya suara dengan menoleh atau melihat ke arah sumber suara.
- Di usia 8 bulan, bayi dapat menirukan beberapa suara dan mengoceh kata-kata seperti, "Ma-ma" atau "Da-da".
Menguji Pendengaran Bayi dan Anak-anak
Beberapa cara dapat dilakukan untuk menguji pendengaran bayi, tergantung dari usia bayi, perkembangan, dan status kesehatannya.
Melalui tes perilaku, ahli audiologi dengan cermat mengawati respon anak lewat suara seperti ucapan yang dikalibrasi (dimainkan dengan volume dan intensitas tertentu) dan nada murni. Nada murni merupakan suara dengan nada (frekuensi) yang sangat spesifik, seperti nada pada piano.
Ahli audiologi akan melihat respon bayi atau balita melalui respon gerakan matanya atau jika ia menoleh ke arah sumber suara. Pada anak prasekolah, mereka dapat memindahkan potongan mainan sebagai tanggapan terhadap suara. Anak sekolah dasar dapat mengangkat tangan dan merespons pembicaran dengan kegiatan, seperti mengidentifikasi gambar atau mengulangi kata-kata yang didengarnya.
Tipe-tipe Gangguan Pendengaran
Secara umum, ada beberapa tipe gangguan pendengaran yang mungkin dialami bayi, yaitu:
Konduktif
Gangguan pendengaran yang diakibatkan penyumbatan pada transmisi suara ke telinga bagian dalam. Infeksi telinga merupakan penyebab paling umum dari jenis gangguan ini.
Sensorineural
Sensorineural dapat terjadi ketika telinga bagian dalam yang sensitif, atau koklea, mengalami kerusakan atau pun masalah struktural. Kondisi ini biasanya merupakan cacat bawaan lahir, akan tetapi tidak menutup kemungkinan disebabkan karena masalah medis yang tidak diketahui.
Sentral
Kehilangan pendengaran terjadi saat koklea dapat bekerja dengan baik, akan tetapi bagian lain dari otak yang terhubung dengan pendengaran, bermasalah. Kasus ini cukup langka terjadi
Auditory processing disorder (APD)
APD merupakan kondisi di mana telinga dan otak tidak dapat berkoordinasi dengan baik. Orang dengan APD biasanya dapat mendengar dengan baik saat situasi tenang dan sepi, tetapi tidak bisa mendengar saat ada suara lain di sekitarnya. Pada sebagian besar kasus, terapi bicara-bahasa dapat membantu anak yang mengalami APD.
Selain keempat tipe gangguan tersebut, ada tipe lain yang merupakan gabungan antara konduktif dan sensorineural.
Bila Mama menemukan adanya gejala-gejala di atas, atau insting Mama berkata bahwa ada yang tidak beres dengan pendengaran si Kecil, jangan ragu membawanya berkonsultasi ke dokter. Semakin cepat didiagnosis, akan semakin baik dan lebih mudah ditangani. Semoga informasi ini membantu!
Baca juga:
- Bisa Deteksi Kelainan, Penting! Tes Fungsi Pendengaran Bayi Baru Lahir
- 7 Cara Menstimulasi Pendengaran Bayi Mama
- 4 Hal Penting yang Harus Diketahui Tentang Pendengaran Bayi Baru Lahir