Salah satu gangguan kesehatan yang seringkali tidak disadari orangtua pada anak adalah masalah pendengaran. Ya, masalah pendengaran anak memang tak mudah dideteksi sampai akhirnya semakin menjadi parah.
Oleh karena itu, tes pendengaran anak perlu rutin dilakukan sejak bayi baru lahir. Walaupun masalah pendengaran serius termasuk jarang terjadi, tes pendengaran anak sejak dini dapat membantu dokter melakukan perawatan dan penanganan yang cepat dan tepat.
Berikut ini Popmama.com merangkum serba-serbi informasi tes pendengaran anak yang penting diketahui orangtua, dilansir dari NHS:
1. Mengapa tes pendengaran anak penting dilakukan?
Pexels/Spencer Selover
Tes pendengaran anak sebaiknya dilakukan segera setelah bayi lahir. Hal ini dapat membantu mengidentifikasi apabila adanya gangguan pendengaran yang signifikan. Identifikasi dini dapat mendeteksi masalah apapun yang mungkin terlewatkan atau memburuk seiring waktu apabila tidak segera diketahui.
Editors' Pick
2. Masalah pendengaran anak bukan sekadar tidak bisa mendengar
Pexels/Becerra Govea
Yang penting diketahui, masalah pendengaran anak bukan sekadar mempengaruhi bagaimana anak dapat mendengar suara. Lebih dari ini, masalah pendengaran yang tidak tertangani dengan baik akan mengganggu perkembangan bicara dan bahasa, keterampilan sosial, dan pendidikan anak di kemudian hari.
3. Penyebab masalah pendengaran anak
Pexels/Pixabay
Terdapat berbagai faktor penyebab masalah pendengaran anak, termasuk kehilangan pendengaran sementara akibat demam. Beberapa hal yang menyebabkan masalah pendengaran anak, antara lain:
Penumpukan cairan di telinga akibat infeksi yang berkembang di dalam rahim, seperti rubella
Kerusakan koklea atau saraf pendengaran
Cedera kepala yang parah
Paparan suara yang keras
Penyakit seperti meningitis dan ensefalitis
4. Kapan sebaiknya tes pendengaran anak dilakukan?
Pexels/Burst
Ada tiga fase tes pendengaran anak sesuai perkembangan usia, yaitu:
Setelah lahir: Tes pendengaran ini dikenal dengan istilah skrining pendengaran bayi baru lahir, yang dilakukan segera setelah bayi lahir
Usia 9 bulan - 2,5 tahun: Orangtua akan ditanya apabila memiliki kekhawatiran tentang pendengaran anak sebagai bagian dari tinjauan kesehatan dan perkembangan anak. Apabila dirasa perlu, tes pendengaran akan dilakukan.
Usia 4-5 tahun: Beberapa anak akan menjalani tes pendengaran ketika mulai bersekolah.
Pendengaran anak juga dapat dicek kapan pun anak mengeluhkan adanya masalah dengan pendengarannya atau ketika orangtua merasa ada gangguan dengan pendengaran anak.
5. Metode tes pendengaran bayi hingga usia balita
Pixabay.com/jasmin82
Aku lagi menikmati musik klasik nih, Ma.
Ada beberapa cara untuk mengetahui apakah pendengaran anak berfungsi normal atau tidak. Umumnya tes pendengaran anak dilakukan lewat beberapa metode, yaitu:
Visual reinforcement audiometry (VRA)
Tes VRA biasanya digunakan untuk mengecek pendengaran anak mulai usia 6 bulan hingga 2,5 tahun. Anak diajari mengasosiasikan suara dan visual, kemudian volume dan nada suara yang bervariasi diperdengarkan.
Bermain audiometri
Tes bermain audiometri biasanya diterapkan pada anak usia 1,5 tahun hingga 5 tahun. Tes ini akan mengajak anak menyelesaikan tugas sederhana, seperti memasukkan bola ke ember, sembari volume dan nada suara bervariasi diperdengarkan.
Audiometri nada murni
Pada anak yang lebih besar, tes audiometri nada murni bisa dilakukan untuk menyaring kemampuan pendengaran anak sebelum mulai sekolah.
Berbagai jenis suara diperdengarkan melalui headphone. Anak diminta merespons ketika mereka mendengarnya dengan menekan sebuah tombol.
Tes konduksi tulang
Tes konduksi tulang dilakukan menggunakan alat getar kecil yang dipasang di belakang telinga.
Timpanometri
Timpanometri adalah tes untuk menilai seberapa fleksibel gendang telinga anak.
Itulah beberapa hal penting seputar pendengaran anak dan tes yang perlu dilakukan terkait dengannya. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Ma.