Waspada Tachypnea, Penyebab Napas Bayi Pendek dan Cepat
Ritme napas bayi ini seringali membuat orangtua khawatir akan masalah kesehatan yang dihadapinya
28 Juni 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bagi para orangtua baru, ritme napas bayi yang cepat dan pendek mungkin menjadi perhatian tersendiri, tak jarang menimbulkan kekhawatiran. Dalam bulan-bulan pertama kehidupannya, bayi banyak mengalami penyesuaian ritme organ tubuhnya. Termasuk dalam hal perubahan kecepatan dan kedalaman pernapasannya.
Dilansir dari motherhood.com, Dr. William Sears, dokter anak kenamaan dunia, pernapasan bayi yang cepat dan pendek adalah hal yang umum terjadi. Meskipun begitu, orangtua perlu mengetahui penyebab napas bayi pendek dan indikasi apa saja yang menunjukkan bila adanya masalah seputar pernapasan bayi. Salah satunya adalah masalah tachypnea. Apakah itu?
Berikut Popmama.com merangkum informasinya:
Berapa Kecepatan Normal Napas Bayi?
Bayi baru lahir secara alami bernapas lebih cepat ketimbang orang dewasa. Menurut The National Institutes of Health (NIH), bayi baru lahir bernapas hingga 44 kali per menit, sementara kecepatan bernapas orang dewasa sekitar delapan hingga 16 kali per menit.
Karena alasan inilah, orangtua seringkali menduga bahwa bayi bernapas tersengal-sengal dan dalam. Padahal sesungguhnya kecepatan napas bayi tergolong normal. Jika bayi bernapas dengan kecepatan 60 kali napas per menit, dokter mungkin akan mendiagnosis bayi mengalami tachypnea atau napas cepat.
Editors' Pick
Masalah Medis yang Melatarbelakangi Bayi Bernapas Pendek
Jika bayi bernapas cepat tetapi masih dalam laju yang wajar, kemungkinan kondisi kesehatannya normal. Tetapi, beberapa kondisi medis menyebabkan pernapasan bayi pendek dan cepat. Penyebabnya pun beragam, dalam tingkat keparahan bervariasi.
Pada bayi yang masih sangat muda dengan usia kurang dari dua hari, pernapasan pendek mungkin merupakan gejala awal dari tacyhpnea. Tachypneamerupakan kondisi ringan yang disebabkan adanya cairan di paru-paru bayi.
Bayi prematur mungkin juga mengalami pernapasan pendek karena apnea prematuritas. Masalah ini menyebabkan adanya interval lima hingga 10 detik di mana bayi berhenti bernapas atau mengalami pernapasan yang sangat pendek.
Kondisi lain yang menyebabkan pernapasan pendek pada bayi adalah asma, pneumonia, dan bronkiolitis.
Kapan Kondisi Napas Pendek Bayi Perlu Mendapat Perhatian Khusus?
Kondisi pernapasan pendek pada bayi seringkali tidak menimbulkan bahaya, terutama pada bayi yang masih sangat muda. Namun, sangat penting bagi orangtua memerhatikan gejala-gejala yang menunjukkan 'bendera merah' karena bisa menjadi masalah pernapasan yang lebih serius.
Kondisi pernapasan bayi yang pendek dianggap serius jika terjadi setelah usia bayi menginjak minggu kedua atau berlangsung lebih dari 20 detik. Segera bawa bayi ke rumah sakit jika ia mengalami napas pendek dan cepat disertai dengan demam, perubahan warna kulit, mengi, lesu, dan batuk menggonggong.
Penanganan pada Bayi dengan Kondisi Napas Pendek
Penanganan dalam masalah pernapasan bayi ini bervariasi, tergantung penyebab dan tingkat keparahannya. Jika bayi mama didiagnosis mengalami infeksi pernapasan, dokter akan memberikan antivirus, antibiotik atau bronchiodilator.
Bila bayi mengalami apnea singkat, disarankan agar orangtua memantau dan menempatkan posisi tidur bayi dengan hati-hati. Bayi yang mengalami apnea prematur mungkin memerlukan bantuan tambahan oksigen, pengisapan, dan kafein dalam dosis kecil.
Efek Jangka Panjang
Untungnya, pernapasan pendek pada bayi umumnya dapat membaik tanpa menyebabkan masalah jangka panjang pada perkembangan bayi. Menurut NIH, bayi yang mengalami tachypnea sementara dan apnea prematur jarang mengalami masalah jangka panjang terkait kondisi ini.
Namun, bayi yang bernapas pendek akibat adanya infeksi pernapasan dapat menderita komplikasi jangka panjang jika tidak segera mendapatkan perawatan intensif. Jika tidak diobati, penyakit parah seperti pneumonia, dapat menyebabkan kerusakan organ secara permanen, bahkan kematian.
Itulah informasi mengenai tachypnea, yang menyebabkan napas bayi pendek dan cepat. Untuk itu, jika Mama melihat adanya gejala pernapasan bayi cepat dan pendek, segera konsultasikan kondisinya pada dokter agar mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
Baca juga:
- Waspada! 5 Gejala Serangan Virus Pernapasan RSV pada Bayi Baru Lahir
- Berbahayakah jika Bayi Baru Lahir Tampak Berhenti Napas Saat Tidur?
- 5 Cara Mengetahui Penyebab dan Mengatasi Sesak Napas pada Bayi