Perkembangan Bayi Usia 4 Bulan 3 Minggu: Senang! Ia Semakin Lucu!
Seperti apa perkembangan bayi usia 4 bulan 3 minggu? Melihat kertas disobek saja ia bisa terpingkal!
11 September 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Selamat datang tawa! Meskipun menangis adalah cara bayi berkomunikasi dengan orang dewasa di sekitarnya, di usia ini bayi mulai memiliki rasa humor. Ia senang diajak main cilukba dan tertawa-tawa karenanya. Sesuatu yang mengejutkan, merupakan hal yang lucu dan menyenangkan baginya.
Selain rasa humor yang mulai berkembang, si Kecil juga senang mendengarkan berbagai macam suara yang unik. Misalnya: suara decakan, siulan, atau pun suara menyerupai binatang.
Di usia ini, si Kecil senang bereksperimen dengan berbagai obyek bersuara dan berwarna terang. Tak perlu memberikan benda-benda mahal, karena kenyataannya suara gemerisik kantong plastik pun sudah membuatnya terkagum-kagum dan bahagia. Mama bisa memperkaya khazanah pengetahuan si Kecil terhadap suara melalui mainan-mainan yang mengeluarkan suara gemerincing atau pun benda-benda dalam keseharian yang mengeluarkan suara.
Editors' Pick
Kehidupan Orangtua: Memompa ASI saat Bekerja
Banyak mama yang bekerja mendapati kenyataan sulitnya memompa ASI di sela-sela pekerjaan. Entah itu karena kesibukan atau pun belum terbiasa melakukannya di kantor. Padahal, ASI perlu dikelola agar tidak membuat payudara bengkak dan juga menyediakan si Kecil asupan yang cukup.
Untuk mengatasi masalah ini, Mama bisa berlatih memompa ASI di rumah dengan pompa ASI yang dimiliki, alih-alih menyusui si Kecil langsung dari payudara saat di rumah. Selain itu, beritahu atasan Mama tentang kondisi Mama yang sewaktu-waktu perlu memompa ASI saat jam kerja. Sebaiknya, ASI dipompa setiap tiga jam sekali dan pastikan Mama minum banyak air putih agar tetap terhidrasi.
Bisa Terjangkit! Respiratory Syncytical Virus (RSV)
Semakin seringnya bayi keluar rumah, maka serangan berbagai virus semakin menghantui.
RSV merupakan virus pernapasan yang menyebabkan gejala menyerupai pilek di musim dingin, misalnya saat musim hujan. Meski tidak berbahaya, virus ini dapat menyebabkan infeksi telinga, bronchiolitis, pneumonia dan masalah pernapasan lainnya.
Umumnya RSV dialami bayi sebelum usia 2 bulan. Tetapi RSV bisa jadi berbahaya pada bayi di bawah usia 6 bulan, bayi dengan masalah kesehatan sejak lahir dan bayi prematur dengan sistem kekebalan tubuh lemah.
Gejala RSV pada bayi menyerupai demam ringan. Namun beberapa hari setelahnya, muncul batuk dan napasnya terdengar berat. Ini diakibatkan virus telah menginfeksi bronkiolus, menyebabkannya bengkak dan memproduksi banyak lendir. Lendir ini menyumbat saluran napas bayi sehingga bayi sulit bernapas. Jika sudah sampai tahapan ini, bayi Mama menunjukkan gejala lain: napas lebih cepat, masalah makan, otot perut kencang, tulang rusuk melebar berlebihan, mendengus atau mengi, bibir atau kuku kebiruan.
Segera bawa ke dokter atau rumah sakit untuk mendapatkan penanganan sebelum terlambat.
Baca Juga:
- Bahaya Gigitan Kutu pada Bayi, Bikin Gatal Hingga Henti Napas
- Napas Bayi Grok-Grok, Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya
- 5 Hal yang Membuat Bayi Kesulitan Bernapas Normal. Waspada ya, Ma!