Perkembangan Bayi Usia 5 Bulan: Sudah Siap Duduk!

Seperti apa perkembangan bayi usia 5 bulan? Jangan terkejut jika tiba-tiba ia duduk, Ma!

11 September 2019

Perkembangan Bayi Usia 5 Bulan Sudah Siap Duduk
Pexels.com/Victoria Borodinova

Perkembangan bayi mama di usia 5 bulan ini makin mengagumkan. Secara fisik, saat ia berbaring, ia telah mampu mengangkat kepala dan bahunya, seolah-olah minta diangkat. Jika Mama menaruhnya pada posisi tengkurap, tangan dan kakinya sudah bisa merentang. Hal ini baik untuk perkembangan otot leher dan membantunya berlatih mengontrol kekuatan kepala untuk posisi duduk.

Dari sisi perkembangan linguistik, di usia ini si Kecil sedang mengembangkan kemampuan berbahasanya lewat gumaman yang repetitif, misalnya "Ba .. ba .. ba .." Selama beberapa waktu ia akan terus-menerus menggumamkan kata yang sama sebagai cara untuk mengasah kemampuannya. Ia akan memperhatikan gerak bibir Mama secara seksama dan ingin menirukan cara Mama berbicara. 

Di waktu ini, Mama bisa membuat rutinitas malam sebelum tidur. Misalnya, mandi atau mendongeng. Cara ini akan membantu bayi lebih mudah tertidur pulas.

Beberapa rutinitas yang bisa Mama lakukan, antara lain: Menyusui, memandikan, memakaikan piyama tidur, mendongeng, menyanyikan lagu pengantar tidur kemudian membaringkannya di tempat tidur. Hal ini tampak sederhana, tetapi bermanfaat untuk meningkatkan ikatan Mama dengan si Kecil dan menenangkan. Mama bisa bergantian dengan Papa dalam menjalankan rutinitas sebelum tidur ini.

Editors' Pick

Kehidupan Orangtua: Menyeimbangkan Kehidupan Orangtua

Kehidupan Orangtua Menyeimbangkan Kehidupan Orangtua
Freepik/Kasipat

Setelah hampir lima bulan menyesuaikan kehidupan dengan hadirnya makhluk kecil dalam keluarga, banyak orangtua merasa jenuh dan lelah. Kegiatan merawat bayi yang repetitif dan seolah tak ada habisnya, belum lagi dengan urusan rumah tangga dan pekerjaan, memang melelahkan. 

Jangan biarkan stres mengendalikan hidup Mama. Berikut beberapa cara untuk kembali menyeimbangkan kehidupan Mama:

  • Bergabung dengan grup parenting. Umumnya grup-grup parenting ini memiliki kegiatan yang menarik untuk dilakukan, untuk sekedar melepas penat. Selain itu, melalui grup ini Mama bisa bertanya berbagai hal seputar parenting dan mendapatkan berbagai informasi. Yuk ikut di Popmama.com Community ini. 
  • Tetaplah berkomunikasi dengan teman-teman lama dan keluarga. Mengobrol adalah cara yang ampuh untuk melepaskan perasaan dan beban pikiran.
  • Ambil waktu untuk "me time". Tak harus keluar rumah kok, Ma. Mama bisa sekedar mengambil waktu sejenak untuk rileks, berfokus pada diri sendiri dan mencari inspirasi. Tiga puluh menit seminggu sekali saat si Kecil tidur siang, bisa mengembalikan semangat Mama.
  • Membaca buku favorit atau mendengarkan musik kegemaran.
  • Spa di rumah.

Saat Bermain, Hati-hati Shaken Baby Syndrome (SBS)

Saat Bermain, Hati-hati Shaken Baby Syndrome (SBS)
Freepik/v.ivash

Seiring dengan semakin besarnya si Bayi, bermain bersama mereka tentu lebih menyenangkan. Si Bayi sudah tidak terlalu lemah, ia sudah senang digendong dan mungkin dilempar ke udara. Tapi, Mama harus waspada tentang Shaken Baby Syndrome (SBS). 

SDS adalah cidera otak serius yang terjadi akibat goncangan pada bayi. Goncangan ini mengakibatkan otak bayi bergeser. Hal ini rentan dialami bayi usia muda karena otot leher yang belum begitu kuat menyokong kepalanya yang berat. Hal ini dapat berdampak serius, misalnya: kebutaan, kerusakan mata, keterlambatan perkembangan hingga kerusakan permanen otak. 

SBS dapat terjadi karena goncangan keras pada bayi. Entah itu karena gerakan yang disengaja maupun tidak. Oleh karena itu, disarankan bagi orang dewasa yang ingin bermain dengan bayi agar menghindari gerakan mengguncang, mengayun, melempar ke udara, mengangkat-turunkan secara cepat bahkan menggelitik.

Tanda-tanda bayi mengalami SBS antara lain: menangis terus-menerus, tampak selalu mengantuk, muntah, nafsu makan menurun drastis, rewel dan sulit bernapas. Jika Mama menemukan gejala ini setelah bayi mengalami goncangan, segera hubungi dokter agar mendapatkan pemeriksaan intensif untuk melihat adanya kejanggalan pada kepala dan otak bayi.

Baca juga:


 

The Latest