Perkembangan Bayi Usia 6 Bulan 2 Minggu: Mari Pelajari Bahasa Isyarat
Seperti apa perkembangan bayi usia 6 bulan 2 minggu? Perhatikan! Ia bisa membuat bahasa isyarat
16 September 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Menapaki usia 6 bulan 2 minggu, ada satu pelajaran baru lagi yang bisa Mama ajarkan pada si Kecil, yaitu bahasa isyarat. Di usia ini, bayi Mama sudah mengerti bahasa dan kemampuan motoriknya berkembang lebih pesat ketimbang kemampuan bicaranya. Kebanyakan bayi, sebagai contoh, menemukan cara melambaikan tangan dan menunjuk suatu obyek di usia sembilan bulan. Jauh sebelum mereka bisa benar-benar mengatakan "halo" atau "lihat itu!"
Berikan si Kecil alat untuk mengekspresikan apa yang ada dalam pikirannya. Bisa lewat mainan yang mengeluarkan suara gemerincing. Selain itu, Mama bisa membiasakan si Kecil mengerti bahasa isyarat setiap kami bercakap-cakap. Misalnya: "lapar" (mengisyaratkan tangan menjumput ke arah mulut) atau "buku" (membuka kedua telapak tangan bersama-sama). Nantinya bayi akan menirukan ekspresi yang lebih kompleks lewat gestur sederhana.
Sambil mengajarkannya bahasa isyarat, di momen ini bayi Mama senang bermain permainan yang melibatkan suara dan kata-kata. Biarkan ia jadi 'pemimpin' dalam permainan dan giliran Mama yang menirukan suara yang diciptakannya. Saat tiba giliran Mama 'memimpin' permainan, ini jadi kesempatan bagus untuk mengajarkan anak suara binatang yang lucu. Misalnya: harimau, bebek, domba atau kodok.
Editors' Pick
Kehidupan Orangtua: Membandingkan Perkembangan Bayi
Pasti ada kalanya terbesit dalam pikiran Mama tentang normalkah perkembangan bayi mama. Adalah hal yang wajar jika Mama mengkhawatirkannya sekedar ingin tahu apakah si Kecil baik-baik saja. Tetapi ingat, Ma, tiap bayi tumbuh dan berkembang dengan kecepatannya masing-masing. Apalagi bagi bayi dari usia nol hingga enam bulan. Keterlambatan pertumbuhan fisik dan bicara bisa saja terjadi dan berbeda-beda tiap anak.
Bila Mama memang memiliki perhatian khusus tentang perkembangan si Kecil, sebaiknya jadikan grafik pertumbuhan dan perkembangan sebagai patokannya. Bukan pertumbuhan dan perkembangan bayi lain sebagai referensi. Meskipun begitu, grafik pertumbuhan dan perkembangan pun hanyalah patokan umum. Bayi Mama bisa jadi tak mengikuti grafik yang ada karena secara temporer ia sedang berfokus pada satu kemampuan sehingga membutuhkan sedikit waktu ekstra untuk mengasahnya.
Mama tak perlu khawatir berlebihan jika bayi Mama tampak terlambat di suatu hal. Tetapi percayalah pada insting Mama. Jika merasa ada hal yang perlu diperhatikan lebih, konsultasikan pada dokter.
Perlukan Bayi Mengonsumsi Vitamin dan Suplemen Tambahan?
Banyak orangtua yang mengkhawatirkan asupan gizi dan nutrisi bayinya tak cukup. Apakah terlalu dini memberikan vitamin dan suplemen untuk bayi mama?
Pada beberapa bayi dengan kondisi khusus, dokter akan memberikan vitamin dan suplemen. Misalnya: bayi prematur, lahir dengan berat badan rendah, kurang minum ASI atau susu formula atau yang memiliki masalah kesehatan kronis yang berdampak pada kemampuannya makan.
Namun, pada bayi normal yang mampu makan dengan baik, biasanya dokter tidak akan memberikan tambahan vitamin dan suplemen. Apalagi jika bayi Mama mengonsumsi berbagai makanan. Gizi dan nutrisinya sudah bisa didapatkan dari makanan-makanan tersebut.
Yang perlu diingat, jangan sesekali mencoba memberikan vitamin tambahan pada bayi tanpa pengawasan dokter ya, Ma. Memberi bayi vitamin tambahan yang tak diperlukan dapat menyebabkan penyerapan yang tidak maksimal. Hal ini bisa berdampak pada kesulitan penyerapan nutrisi lainnya, sehingga pertumbuhan bayi pun terhambat.
Baca Juga:
- Apakah Anak Mama Membutuhkan Multivitamin? Cek Faktornya Disini!
- Waspada! Efek Buruk Kekurangan Vitamin K pada Bayi, Bisa Fatal Lho!
- Perlukah Suplemen Vitamin untuk Penambah Nafsu Makan Anak?