Seperti Apakah Pertambahan Berat Badan Bayi yang Normal?
Bayi gemuk memang lucu, tapi apakah kondisi ini membahayakan kesehatannya?
27 Oktober 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bayi yang berkembang dengan sehat dan aktif merupakan dambaan setiap orangtua. Melihatnya semakin bertumbuh dari hari ke hari, hati orangtua mana yang tak bangga. Apalagi jika si Kecil menunjukkan pertumbuhan yang pesat, tak terkecuali dari segi berat badannya.
Seperti orang dewasa, bayi dilahirkan dengan bentuk tubuh dan ukurannya masing-masing. Tetapi, jika melihat berat badan bayi mama, Mama mungkin bertanya-tanya, "Apakah ia terlalu gemuk untuk bayi seusianya?", atau "Apakah lemak-lemak di tubuhnya mengkhawatirkan?"
Berikut ini Popmama.com merangkum apa saja yang perlu Mama ketahui tentang pertambahan berat badan bayi, dilansir dari Healthline:
Seperti Apa Rata-Rata Pertumbuhan Bayi yang Normal?
Bayi baru lahir bertumbuh dengan sangat cepat, terutama di tahun pertama kehidupannya. Ketika lahir, rata-rata berat badan bayi laki-laki yang lahir tepat waktu adalah sekitar 3,3 kg. Sementara, pada bayi perempuan adalah sekitar 3,2 kg. Tetapi banyak bayi baru lahir dalam kondisi sehat yang dilahirkan dengan berat badan lebih ringan atau lebih berat daripada itu.
Pertumbuhan bayi bisa dua kali lipat dari berat lahirnya hanya dalam waktu enam bulan, dan berlipat ganda tiga kali lipat menginjak usia satu tahun. Normalnya, bayi baru lahir hingga usia enam bulan tinggi badannya bertambah sekitar 1,27 cm hingga 2,54 cm per bulan, dengan pertambahan berat badan sekitar 0,14 kg hingga 0,20 kg per minggu.
Sementara itu, untuk bayi berusia enam hingga 12 bulan, pertambahan tinggi badannya adalah sekitar 1,9 cm per bulan, dengan pertambahan berat badan sekitar 0,08 kg hingga 0,14 kg.
Editors' Pick
Kisaran Tinggi dan Berat Badan Bayi yang Sehat
Berat badan bayi yang sehat juga tergantung pada panjang bayi. Selama bayi mama berada dalam kisaran berat badan yang ideal untuk panjangnya, berat badannya tetap sehat, tidak peduli seperti apa penampilannya.
Jika si Kecil berada di atas kisaran normal, ia mungkin tergolong bayi yang besar, tetapi tetap dengan berat badan yang sehat. Oleh karenanya, dokter akan memeriksa panjang dan berat badan bayi pada grafik pertumbuhan dan mengukurnya berdasarkan persentil.
Misalnya, jika bayi laki-laki mama yang berusia 6 bulan berada dalam persentil ke-98 untuk berat badan dan panjang, ini artinya ia lebih berat ketimbang 98 persen bayi dengan jenis kelamin, usia, dan panjang yang sama. Selama bayi mama bertambah berat badan dan tumbuh di tahun pertama, ini artinya ia tergolong sehat.
Apabila Mama merasa si Kecil terlalu gemuk, jangan khawatir. Ketika nantinya ia merangkak dan belajar berjalan, ia mulai aktif dan berat badannya akan semakin seimbang.
Bayiku Punya Tumpukan Lemak di Tubuhnya, Apakah itu Tidak Berbahaya?
Sebagian besar bayi memiliki pipi yang tembem dan paha serta lengan yang berlipat-lipat menggemaskan. Bagaimana berat badan bayi bertambah itu bergantung pada banyak faktor lho, Ma.
Tergantung pada panjang tubuhnya, bahkan bayi yang lahir dengan berat yang sama dapat terlihat lebih gemuk dengan tumpukan lemak, atau lebih kurus dengan lemak yang lebih sedikit. Apakah si Kecil memiliki ciri-ciri sebagai bayi gemuk itu nyatanya tidak selalu hanya tentang berapa berat badannya. Tetapi, secara umum, adalah hal yang wajar jika bayi mama punya tumpukan lemak di tubuhnya.
Bayi menyimpan sejumlah lemak di bawah kulitnya karena tubuh dan otak mereka yang sedang berkembang membutuhkan energi yang cepat diolah setiap saat. Jangan khawatir, jenis 'lemak' ini normal dan sehat untuk bayi mama.
Mengapa Sebagian Bayi Lebih Gemuk Ketimbang yang Lain?
Ada berbagai faktor penyebab sebagian bayi lebih gemuk ketimbang yang lain. Tidak semua penyebabnya bisa dikontrol. Terkadang faktor genetik, termasuk tinggi dan berat badan orangtua juga berpengaruh terhadap pertumbuhan bayi.
Selain itu, apabila ketika hamil sang Ibu mengalami kelebihan berat badan, obesitas, seorang perokok, atau mengalami diabetes gestasional, maka besar kemungkinan sang Bayi memiliki berat badan lebih ketika dilahirkan atau berisiko kelebihan berat badan di kemudian hari.
Antara bayi yang disusui ASI dengan yang minum susu formula juga terlihat perbedaan kenaikan berat badan yang signifikan. Bayi yang mendapat ASI eksklusif akan mengalami kenaikan berat badan lebih lambat, dibandingkan bayi yang diberi susu formula atau minum keduanya.
Sebagai tambahan, sebuah penelitian di tahun 2019 menunjukkan bahwa bayi yang dilahirkan melalui operasi caesar memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kelebihan berat badan. Hal ini diduga karena bakteri usus yang berbeda dengan bayi yang dilahirkan melalui persalinan normal. Tetapi faktor ini bukan penyebab satu-satunya.
Mengapa Pertambahan Berat Badan Bayi Harus Mendapat Perhatian Khusus?
Ya, meski bayi yang gemuk selama ini dianggap bayi sehat, kenaikan berat badan berlebih pada bayi tetap harus mendapat perhatian khusus.
Para ahli di Universitas Harvard menemukan bahwa bayi yang mengalami kenaikan berat badan terlalu cepat dalam 2 tahun pertama, berisiko mengalami masalah kesehatan yang lebih tinggi di masa kanak-kanak hingga dewasa. Satu dari lima anak yang kelebihan berat badan atau mengalami obesitas pada usia enam tahun, ternyata mengalami kelebihan berat badan pada usia dua tahun.
Anak-anak dan orang dewasa yang kelebihan berat badan dan mengalami obesitas berisiko tinggi mengalami aneka masalah kesehatan kronis, seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan diabetes tipe 2.
Jika Mama merasa khawatir dengan pertambahan berat badan bayi mama, sebaiknya konsultasikan dengan dokter anak untuk dapat memastikan kondisi si Kecil. Bayi di bawah usia satu tahun memang tidak dianjurkan untuk menjalani diet penurunan berat badan. Apabila si Kecil memang terindikasi kelebihan berat badan, dokter akan mendiagnosis dan menerapkan perawatan yang aman sehingga tumbuh-kembangnya tetap terkontrol.
Itulah informasi lengkap mengenai pertambahan berat badan bayi. Semoga informasi ini bermanfaat.
Baca Juga:
- Timbunan Lemak di Kaki Bayi, Apakah Tanda Risiko Obesitas?
- Fakta Sains! Bayi yang Lahir Lewat Caesar Cenderung Obesitas
- Pentingnya Memantau Berat Badan Bayi yang Baru Lahir, Ini Alasannya!