Sleep Regression, Penyebab Bayi Terbangun di Tengah Tidurnya
Sering terbangun tiba-tiba dan tak bisa tidur lagi, apakah berbahaya bagi perkembangan bayi?
12 Agustus 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tidur merupakan bagian penting dalam proses tumbuh kembang bayi. Saat bayi tidur, hormon-hormon perkembangannya bekerja dengan aktif. Oleh karena itulah, bayi tidur lebih lama ketimbang orang dewasa.
Namun, meski seharusnya bayi tidur sekitar 13 jam hingga 16,5 jam per hari hingga usia satu tahu, kebanyakan bayi sering terbangun tengah malam. Kondisi ini dinamakan sleep regression.
Apa itu sleep regression? Berikut Popmama.com merangkum informasinya untuk Anda.
Editors' Pick
Sleep Regression Terjadi Beberapa Minggu, Tapi Hanya Sementara
Istilah sleep regression mengacu pada suatu kondisi bayi tiba-tiba terbangun dan sulit tertidur kembali. Kondisi ini biasanya terjadi berulang dalam kurun waktu dua sampai enam minggu.
Sleep regression bisa terjadi saat tidur siang, tidur malam, dan pada beberapa kasus bisa terjadi pada dua waktu tidur tersebut. Hal ini akan menyebabkan penurunan kualitas tidur pada bayi sehingga perasaannya lebih sensitif dan lebih rewel daripada biasanya. Umumnya, sleep regression hanya bersifat sementara dan terjadi saat bayi berusia empat bulan, sembilan bulan, dan 18 bulan.
Sleep Regression, Bagian dari Tahapan Perkembangan Bayi
Dilansir dari nestedbean.com, sleep regression yang terjadi pada usia berbeda-beda, merupakan bagian dari tumbuh-kembangnya. Pada bayi usia empat bulan, sleep regression bisa terjadi karena bayi mengalami perubahan pola tidur di mana tubuhnya bergerak tanpa sadar dan membuatnya terbangun secara tiba-tiba.
Pada bayi berusia sembilan bulan, sleep regression terjadi saat bayi memasuki tahapan pertumbuhan dan perkembangan. Misalnya berusaha duduk, berguling, merangkak, saat sedang tumbuh gigi, atau dalam tahapan mengembangkan keterampilan barunya.
Sedangkan pada bayi 18 bulan, sleep regression bisa disebabkan oleh faktor eksternal. Seperti mengalami kecemasan, stres, akan tumbuh gigi, sakit, perubahan aktivitas atau saat ia sedang dalam perjalanan jauh.
4 Cara Mengatasi Sleep Regression
Meskipun sleep regression bukan kondisi yang menyenangkan, baik bagi bayi maupun orang tua, tetapi kondisi ini dapat diatasi kok, Ma. Berikut tipsnya:
1. Tetap tenang
Walau sleep regression mengganggu waktu tidur, baik untuk Mama maupun si Kecil, ingatlah bahwa kondisi ini hanya berlangsung sementara. Tetaplah tenang dan tepuk-tepuk lembut tubuhnya agar dia kembali tidur dengan nyenyak dengan sendirinya.
2. Terapkan jadwal tidur yang teratur
Salah satu cara yang dapat Mama lakukan untuk mengatasi sleep regression adalah menerapkan jadwal tidur. Segera letakkan bayi di tempat tidur jika sudah tiba waktu tidur siang atau malam. Cara ini akan membuat kebiasaan bayi segera mengantuk dan teratur dengan pola idurnya
3. Matikan lampu ketika tidur
Selain membuat bayi lebih tenang dan cepat tertidur, kondisi kamar yang gelap dapat meminimalisir sleep regression pada bayi. Di pagi hari saat bayi bangun, jangan lupa menyalakan lampu atau membiarkan cahaya sinar matahari masuk ke dalam kamar secara alami. Cara ini akan membantu memberi sinyal pada otak bayi memahami siklus tidurnya.
4. Penuhi kebutuhan asupan makanannya
Bayi yang sedang dalam tahapan perkembangan dan mengalami sleep regression biasanya akan mudah lapar karena nafsu makannya meningkat pesat. Karenanya, pastikan bayi kenyang sebelum tidur agar ia tidak terbangun tiba-tiba di malam hari.
Sleep regression merupakan fase yang umum terjadi pada bayi. Namun, jika kondisi ini terjadi berlarut-larut dan membuatnya kurang tidur, apalagi sampai menyebabkan gangguan kesehatan, jangan ragu untuk segera memeriksakan si Kecil ke dokter anak.
Baca Juga:
- Perhatikan! Posisi Tidur Bayi untuk Mencegah Sindrom Kematian Mendadak
- 5 Tips agar si Kecil Mudah Tidur Siang
- Si Kecil Sering Tidur Tengah Malam, Harus Bagaimana?