Mama pernah dengar istilah overstimulasi? Pada bayi, overstimulasi terjadi ketika ia mengalami stimulus baru yang terlalu besar melampaui kemampuannya untuk memproses dan mengendalikan respon. Hal ini normal terjadi dan merupakan bagian dari proses adaptasi bayi terhadap kehidupan di luar rahim.
Meski begitu, bayi sangat frustrasi ketika overstimulasi terjadi. Karena belum mengerti cara memproses stimuli berlebih, ia akan menunjukkan ketidaknyamanannya dengan menangis lebih kencang dan lama, menjadi rewel dan manja, banyak bergerak atau betul-betul diam, hingga tantrum.
Selain membuat bayi lelah, tentu saja gejala di atas sangat merepotkan Mama. Untuk mencegahnya, Mama harus mengetahui penyebabnya. Apa saja hal yang memicu overstimulasi pada bayi? Simak informasi lengkapnya dari Popmama.com berikut ini yuk, Ma!
1. Lingkungan yang tidak nyaman
Pixabay/pichaichin0
Sebagian bayi kesulitan untuk memproses terlalu banyak hal bersamaan. Salah satunya adalah seperti ketika dibawa ke tempat yang ramai, berisik, terlalu terang dan berwarna-warni. Apalagi ketika Ia melihat banyak orang dengan wajah dan pakaian yang berbeda-beda bergerak bersamaan.
Segalanya bergerak dan bersuara dengan sangat cepat, jauh berbeda dengan keadaan tenang selama di dalam rahim mama. Jadi jangan terkejut jika bayi rewel saat awal-awal dibawa bepergian ke tempat ramai seperti mal atau restoran ya, Ma.
2. Terlalu lelah beraktivitas
Pixabay/pinkpig0416
Selain mengamati cepat dan berisiknya lingkungan sekitar, bayi juga dapat mengalami overstimulasi ketika terlalu lelah berkegiatan, lho!
Si Kecil mungkin dapat terlihat senang dan menikmati keseruan pesta ulang tahun teman atau bermain di taman berjam-jam. Tapi ketika kegiatan selesai, Ia baru akan merasa sangat kelelahan dan bereaksi karena tidak mengerti cara memproses rasa lelah berlebih.
Editors' Pick
3. Penggunaan gadget berlebih
Unsplash/AlexanderDummer
Mirip dengan lingkungan yang tidak nyaman, penggunaan gadget berlebih untuk anak usia di bawah 18 bulan akan sangat mudah memicu overstimulasi. Hal ini disebabkan berbagai tayangan di layar memberikan terlalu banyak stimuli untuk diproses otak bayi pada usia dini.
Meski sudah di atas 18 bulan pun, Mama tetap disarankan untuk membatasi paparan gadget pada si Kecil maksimal satu jam saja setiap harinya dan di bawah pengawasan penuh.
4. Suhu yang tidak tepat
Freepik/cookie_studio
Pemicu lain overstimulasi adalah suhu udara sekitar bayi yang terlalu dingin atau terlalu panas. Suhu dalam rahim selalu hangat dan cenderung stabil. Ketika bayi harus menyesuaikan tubuhnya dengan berbagai perubahan suhu ekstrem, ia akan mengalami overstimulasi.
Seringkali faktor ini terjadi dalam aktivitas sehari-hari seperti saat bayi kegerahan berada di ruangan tertutup dalam waktu lama tanpa pendingin ruangan atau kedinginan saat terkena pendingin ruangan bersuhu rendah langsung setelah mandi.
5. Perubahan jadwal rutinitas
Pixabay/publicdomainpictures
Tahukah Mama? Bayi adalah manusia yang sangat teratur. Perubahan jadwal dapat membuat mereka kesal dan memicu overstimulasi lho, Ma!
Contohnya adalah ketika Mama tertidur pada jam makan bayi sehingga ia telat makan dan tidur siang atau Mama bangun kesiangan saat bayi harusnya sudah mandi dan bermain. Rasa kesal yang bayi rasakan masih terlalu besar untuk diproses, hingga seringkali disalurkan dalam bentuk tantrum atau tangisan yang berlarut-larut.
6. Tumbuh gigi
Freepik/Prakasit Khuansuwan
Salah satu rasa sakit tak terelakkan pertama yang harus dilalui bayi pada tahun pertama kehidupannya di luar rahim adalah sakit karena gigi yang tumbuh. Rasa sakit asing seperti ini hampir selalu membuat bayi terkejut dan kesal hingga mengalami overstimulasi.
Karena tumbuh gigi terjadi cukup lambat dan tersembunyi, Mama harus jeli memerhatikan perkembangan bayi, ya!
Itulah enam hal yang memicu overstimulasi pada bayi. Selain keenam faktor di atas, kondisi medis seperti autis yang menajamkan berbagai indra tubuh bayi juga dapat membuat overstimulasi lebih cepat dan sering terjadi. Jika bayi menunjukkan gejala overstimulasi Mama harus tetap tenang, cari tahu pemicunya, dan tangani dengan tenang juga ya, Ma!