22 Juta Bayi Tidak Vaksin Campak di 2020, Muncul Wabah Baru?
Wabah campak telah menyerang 26 negara di dunia, pastikan anak mama sudah melakukan vaksinasi, ya!
16 November 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sama halnya seperti Covid-19 yang sedang menjadi topik utama saat ini, campak juga merupakan infeksi virus akut yang menular. Penularan virus campak yang bernama Paramyxovirus ini ternyata melalui udara (airbone) juga loh, Ma.
Persentase penularan campak sudah lebih dari 90 persen dari mereka yang terinfeksi, mulai dari 4 hari sebelum, hingga 4 jam setelah munculnya ruam. Sementara, masa inkubasinya berlangsung sekitar 7-18 hari.
Nah, belum lama ini, WHO merilis informasi mengejutkan dari laporan yang diterimanya. Pada 2020 silam, tercatat 22 juta bayi di dunia tidak melakukan vaksin campak pertama mereka.
Padahal, peran vaksin sangat penting, yaitu sebagai perlindungan diri dari virus berbahaya. Apa ini ada hubungannya dengan laporan penurunan kasus campak sebelumnya? Bagaimana tanggapan WHO dan CDC mengenai hal ini?
Yuk, kita simak bersama, Ma! Berikut Popmama.com rangkumkan informasi terkait vaksin campak dan keterangan resmi dari WHO.
Keterangan Resmi dari WHO Terkait Campak
Berdasarkan laporan dari World Health Organization (WHO) dan U.S. Centers for Disease Control and Prevention (CDC), ada lebih dari 22 juta bayi di dunia yang tidak melakukan vaksin campak pertama mereka.
WHO mengatakan, angka tersebut adalah peningkatan terbesar dalam dua dekade dan merupakan tanda bahaya akan terjadinya wabah penyakit. Belum usai wabah Covid-19, haruskah kita berhadapan dengan wabah baru yang juga sangat menular?
Sebelumnya, memang ada laporan campak yang menurun hingga 80 persen di tahun 2020. Namun menurut WHO, angka tersebut menyesatkan publik, karena pengawasan campak justru memburuk setelah munculnya kasus Covid-19.
Dr. Kate O'Brien, direktur Departemen Imunisasi, Vaksin, dan Biologi WHO, menyampaikan bahwa risiko wabah campak ini terus meningkat di seluruh belahan dunia. Menurutnya, fokus pada vaksin Covid-19 memang perlu, tapi bukan berarti tidak melakukan imunisasi penting seperti campak.
"Imunisasi rutin harus dilindungi dan diperkuat. Jika tidak, kita justru berisiko menukar satu penyakit mematikan dengan yang lainnya," kata Dr. Kate O'Brian.
Editors' Pick
Wabah Campak di 26 Negara
WHO mengatakan bahwa ada wabah campak yang cukup serius di 26 negara. Wabah ini mewakili 84 persen dari kasus yang dilaporkan di tahun 2020. Dr. Kevin Cain, Direktur Imunisasi Global dari CDC, pun ikut mengungkapkan pendapatnya.
Dr. Kevin Cain berpendapat bahwa semua harus bertindak bersama-sama menghadapi wabah baru ini. Penanganan wabah campak ini bisa diatasi jika sistem pengawasan penyakit diperkuat dan semua harus sadar tentang pentingnya vaksin.
Menurutnya pula, semua upaya harus segera dilakukan sebelum perjalanan dan perdagangan kembali seperti sebelum pandemi, untuk mencegah wabah campak yang mematikan.
Kenali Gejala Campak Yuk, Ma
Campak adalah salah satu dari sekian virus yang paling menular. Persentase penularan yang sudah lebih dari 90 persen tentu membuat wabah campak akan cepat menyebar di berbagai belahan dunia.
Jika sudah terinfeksi, penderita campak harus melalui masa inkubasi selama 7-18 hari. Lalu, apa saja tanda-tanda seseorang terinfeksi campak?
- Demam dengan suhu lebih dari 38°C selama tiga hari atau lebih dan akan berakhir setelah 4-7 hari. Demam muncul 10-12 hari setelah tertular.
- 3C (Cough, Coryza, Conjunctivitis) atau batuk, pilek, dan mata merah atau berair.
- Koplik's spot atau ditemukannya bercak putih keabuan dengan dasar merah di pipi bagian dalam.
- Ruam makulopapular ditemukan di wajah, leher, dan menyebar ke seluruh bagian tubuh. Ruam ini muncul saat demam mencapai puncaknya.
Jadwal Imunisasi Campak Menurut IDAI
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), campak bisa menjadi masalah serius untuk semua kelompok umur loh, Ma. Namun, anak balita dan dewasa di atas 20 tahun lebih rentan mengalami komplikasi.
Komplikasi yang sering ditemui adalah infeksi telinga yang bisa mengganggu pendengaran, diare, pneumonia, dan ensefalitis yang bisa berakhir dengan kematian, serta menyebabkan ibu hamil melahirkan sebelum waktunya, atau dengan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR).
Demi mencegah campak di masa depan, IDAI merekomendasikan bayi mendapatkan suntikan vaksin MR pada usia 9 bulan, serta booster saat 18 bulan dan rentang usia 5-7 tahun.
Jadi, pastikan bayi Mama mengikuti jadwal vaksin campak ya, Ma. Jangan lupa juga untuk melakukan imunisasi penting lainnya, baik di Posyandu, Puskesmas, bidan, ataupun langsung ke Dokter Spesialis Anak (DSA).
Baca juga:
- Kenali 3 Jenis Campak yang Bisa Menyerang Bayi
- Efek Imunisasi Campak Bayi 9 Bulan
- 7 Fakta dan Aturan untuk Imunisasi Campak Rubella