5 Tips Membawa Si Kecil Berenang dan Bermain Air di Kolam Renang
Pastikan kolam aman dan suhu airnya sesuai sehingga meminimalisir risiko bahaya
23 Juni 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Salah satu olahraga yang bisa Mama dan Papa kenalkan sejak dini untuk si Kecil adalah berenang. Namun, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan.
Terutama, mengenai usia aman anak untuk dibawa bermain air di kolam renang. Melansir laman Healthline, anak-anak sudah bisa diajak berenang setelah usia mereka menginjak enam bulan. Selain itu, di masa transisi PSBB saat ini, Mama sebaiknya hanya membawa si Kecil berenang ke kolam renang yang sepi atau kolam renang pribadi.
Berikut Popmama.com rangkum dari berbagai sumber, tips membawa si Kecil berenang dan bermain air di kolam renang:
1. Perhatikan suhu air dalam kolam
Bayi yang telah berusia lebih dari enam bulan memang telah cukup aman untuk berenang, tetapi tubuh mereka mungkin mengalami kesulitan untuk mengatur suhu tubuh sehingga Mama perlu memeriksa suhu air kolam sebelum mengizinkan bayi masuk ke dalamnya.
Sebagian besar bayi sangat sensitif terhadap perubahan suhu. Rasio luas permukaan kulit dengan berat badan lebih tinggi daripada orang dewasa, sehingga bayi lebih sensitif terhadap air dan bahkan suhu kamar.
Jika air terasa dingin untuk Mama, itu berarti air juga pasti terlalu dingin untuk si kecil, Ma. Selain itu, bak air panas dan kolam air panas dengan suhu lebih dari 100 ° F (37,8 ° C) juga tidak aman untuk anak di bawah tiga tahun.
Editors' Pick
2. Cermati kandungan bahan kimia pada kolam
Banyak bahan kimia yang digunakan untuk menjaga kolam bebas bakteri. Jika kadarnya tidak dikelola dengan baik, bakteri dan ganggang dapat tumbuh di kolam.
Menurut sebuah studi 2011, paparan klorin yang digunakan di kolam renang, dapat menyebabkan peningkatan risiko bronchiolitis pada bayi. Anak-anak yang menghabiskan lebih dari 20 jam di kolam selama masa bayi juga berada pada risiko yang lebih tinggi untuk mengalami kemungkinan alergi asma dan pernapasan di masa kanak-kanak.
Meskipun ini menimbulkan kekhawatiran tentang keselamatan saat bayi berenang, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi hal ini.
Jadi, sebaiknya Mama mengawasi jumlah air kolam yang mungkin saja tidak sengaja tertelan bayi. Lalu, cermati juga kebersihan air sehingga bakteri dapat diminimalkan saat si Kecil akan berenang.
Sebagai catatan, kolam air asin memiliki kadar klorin yang lebih rendah daripada kolam tradisional, tetapi tidak bebas bahan kimia. Selain itu, air di kolam air asin lebih lembut untuk kulit sensitif bayi, tetapi sebaiknya Mama tetap memerhatikan panduan keselamatan untuk terhindar dari risiko bahaya.
3. Selalu awasi bayi saat berada di kolam
Jangan pernah meninggalkan bayi sendirian, meskipun diawasi anak kecil lainnya di dalam atau dekat kolam renang ya, Ma. Hal ini untuk menjauhkan bayi dari risiko tenggelam dalam kolam karena tenggelam merupakan cedera yang paling banyak terjadi saat anak-anak berenang.
Maka, sebaiknya orangtua harus selalu berada dalam jangkauan satu tangan setiap kali bayi berada di dekat kolam. American Academy of Pediatrics (AAP) bahkan menyarankan untuk melakukan pengawasan yang ketat.
Ini berarti bayi harus selalu berada dalam jangkauan lengan mama sehingga Mama dapat menjangkau dan menyentuh mereka dengan cepat. Cara seperti ini mungkin melelahkan, tetapi tidak ada yang lebih penting dari keselamatan buah hati.
Sayap air, pelampung, atau mainan tiup lainnya memang menyenangkan, tetapi jangan mengandalkannya untuk menjaga bayi tetap aman di dalam air. Pilihlah jaket pelampung yang memang telah memenuhi standar keamanan sehingga tidak berisiko bagi keselamatan anak, ya.
4. Lindungi bayi dari sinar matahari langsung
Saat berenang bersama buah hati, pasti Mama akan terpapar sinar matahari langsung. Namun, usahakan untuk tetap melindungi anak dari sinar matahari. Meskipun saat hari sedang berawan dan tidak terlalu panas karena tetap bisa menyebabkan kulit terbakar.
Menurut AAP, bayi di bawah usia enam bulan harus dijauhkan dari sinar matahari langsung. Maka, tetaplah berada di tempat teduh selama mungkin dan membatasi paparan sinar matahari selama jam-jam terpanas, yaitu antara jam 10 pagi hingga 4 sore.
Selain itu, gunakan juga tabir surya sebagai pelindung kulit bayi. Pilihlah tabir surya yang memiliki SPF lebih dari 15 PA ya, Ma. Pastikan tabir surya yang digunakan dapat menutupi area yang lebih kecil, seperti wajah, telinga, leher, kaki, dan punggung tangan bayi.
Pilihlah tabir surya yang memiliki kandungan aman untuk kulit bayi sehingga tidak menyebabkan alergi atau Mama bisa melakukan uji coba terlebih dahulu di punggung tangan bayi.
Mama bisa meneruskan penggunaan tabir surya jika tidak timbul gejala alergi atau iritasi. Ingatlah untuk menggunakan kembali tabir surya setelah berenang, berkeringat, atau setiap dua jam, ya.
Jika kulit bayi terbakar karena sinar matahari, lakukan kompres dingin ke kulit yang sakit. Apabila kulit terbakar, lepuh, terasa menyakitkan, atau jika memengaruhi suhu tubuh bayi, hubungi dokter anak segera untuk mendapatkan perawatan.
5. Keamanan kolam renang sangat penting
Keamanan kolam renang adalah hal yang paling penting. Selalu pastikan kolam telah terpasang pagar setinggi empat kaki dengan dilengkapi kunci gerbang di keempat sisi kolam. Hal ini berguna untuk mencegah anak masuk ke kolam secara tiba-tiba karena sangat berbahaya.
Selain itu, jangan membawa bayi ke kolam jika penutup salurannya rusak atau hilang. Jadi, lakukanlah pemeriksaan keamanan terlebih dahulu di kolam setiap kali sebelum masuk bersama si Kecil, Ma.
Itulah beberapa tips yang bisa Mama terapkan jika ingin membawa buah hati berenang atau bermain air di kolam renang. Tetap perhatikan keselamatan dan kesehatan anak.
Jangan lupa untuk membilas tubuh anak dengan air bersih setelah berenang untuk membantu mencegah kemungkinan iritasi dan infeksi kulit, ya.
Baca juga:
- 7 Jenis Olahraga yang Bisa Bikin Bayi Mama Sehat dan Kuat
- 6 Tips Aman Membawa Bayi Ke Luar Rumah setelah Masa PSBB
- 5 Tips Mengasuh Bayi yang Baru Lahir di Tengah Pandemi Covid-19