Pernahkah Mama merasa bingung saat menyiapkan susu formula untuk si Kecil? Takaran yang tepat dalam membuat susu formula sering kali menjadi dilema bagi para orangtua baru, dan seringkali melakukan kesalahan saat menyajikan susu formula pada si Kecil.
Kesalahan yang paling umum terjadi adalah membuat susu formula yang terlalu kental atau terlalu encer. Padahal, kedua takaran susu formula ini bisa sangat berbahaya bagi kesehatan bayi.
Oleh karena itu, penting bagi para orangtua untuk selalu mengikuti petunjuk yang tepat dalam menyiapkan susu formula agar kesehatan bayi tetap terjaga. Nah, beriku ini Popmama.com telah merangkum informasi mengenai bahaya susu formula salah takaran. Yuk, disimak!
Bahaya Susu Formula Salah Takaran
1. Gangguan pencernaan
Freepik
Susu formula yang terlalu kental cenderung sulit dicerna oleh sistem pencernaan bayi yang masih dalam tahap perkembangan. Konsistensi yang lebih padat membuat lambung dan usus bayi harus bekerja lebih keras untuk memecah susu, yang sering kali menyebabkan sembelit.
Selain itu, tekstur yang terlalu kental juga bisa memperlambat proses pencernaan secara keseluruhan, menyebabkan makanan lain yang dikonsumsi bayi tidak dicerna dengan baik. Akibatnya, bayi mungkin tidak mendapatkan cukup nutrisi dari makanan lain, yang bisa berdampak negatif pada pertumbuhan dan perkembangan mereka.
2. Dehidrasi
Freepik/netrun78
Susu yang terlalu kental memiliki kandungan air yang lebih sedikit, yang dapat menyebabkan bayi kekurangan cairan. Pada bayi, dehidrasi adalah kondisi serius yang bisa berakibat fatal jika tidak segera diatasi.
Ketika tubuh bayi kekurangan cairan, ini dapat memengaruhi fungsi organ vital seperti ginjal, yang bertugas mengatur keseimbangan air dan elektrolit di dalam tubuh.
Dehidrasi pada bayi bisa tampak melalui tanda-tanda seperti mulut kering, mata cekung, dan berkurangnya frekuensi buang air kecil. Dalam jangka panjang, dehidrasi bisa memicu komplikasi serius seperti gangguan ginjal dan ketidakseimbangan elektrolit yang berbahaya bagi kesehatan bayi.
Editors' Pick
3. Risiko masalah ginjal
Freepik/sewcream
Ginjal bayi masih sangat sensitif dan belum sepenuhnya berkembang untuk menangani cairan dengan konsentrasi tinggi. Susu formula yang terlalu kental meningkatkan beban kerja ginjal, karena harus menyaring zat yang lebih pekat dari biasanya.
Beban kerja yang terlalu berat pada ginjal bayi dapat meningkatkan risiko terjadinya masalah ginjal di kemudian hari. Kondisi ini juga dapat menyebabkan akumulasi zat-zat berbahaya dalam tubuh bayi, yang seharusnya dikeluarkan melalui urin.
Jika ginjal tidak mampu mengatasi peningkatan beban ini, bayi bisa mengalami kondisi medis serius yang memerlukan penanganan medis segera.
Bahaya Menyajikan Susu Formula Terlalu Encer pada Bayi
1. Malnutrisi
Freepik/rawpixel-com
Susu formula yang terlalu encer mengandung lebih sedikit nutrisi dibandingkan takaran yang tepat, sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan gizi harian bayi. Bayi yang sering mengonsumsi susu terlalu encer berisiko mengalami malnutrisi, karena mereka tidak mendapatkan kalori, protein, vitamin, dan mineral yang cukup untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangannya.
Malnutrisi pada bayi bisa menghambat pertumbuhan fisik, menyebabkan berat badan yang rendah, serta mempengaruhi perkembangan otak dan sistem kekebalan tubuh mereka. Bayi yang mengalami malnutrisi juga cenderung lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit.
2. Ketidakseimbangan elektrolit
Freepik/jcomp
Konsistensi susu yang terlalu encer berarti proporsi air yang lebih tinggi, yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit di tubuh bayi. Elektrolit seperti natrium, kalium, dan klorida adalah zat penting yang diperlukan untuk menjaga fungsi normal otot, saraf, dan organ tubuh lainnya. Ketidakseimbangan elektrolit bisa mempengaruhi fungsi ginjal, jantung, dan sistem saraf.
Salah satu kondisi serius yang bisa terjadi akibat ketidakseimbangan elektrolit adalah hiponatremia, di mana kadar natrium dalam darah menjadi terlalu rendah. Hiponatremia dapat menyebabkan gejala seperti kejang, penurunan kesadaran, hingga koma jika tidak segera ditangani.
3. Gangguan pertumbuhan
Freepik/zurijeta
Bayi yang mendapatkan susu formula terlalu encer tidak hanya berisiko mengalami malnutrisi, tetapi juga bisa mengalami gangguan pertumbuhan. Nutrisi yang tidak memadai dari susu yang encer tidak cukup untuk mendukung pertumbuhan tulang, otot, dan jaringan tubuh lainnya. Hal ini bisa mengakibatkan pertumbuhan yang lambat atau bahkan stunting, di mana tinggi badan anak berada di bawah rata-rata usianya.
Gangguan pertumbuhan ini tidak hanya mempengaruhi penampilan fisik, tetapi juga kesehatan jangka panjang bayi. Anak-anak yang tumbuh dengan stunting berisiko lebih tinggi mengalami berbagai masalah kesehatan di masa dewasa, termasuk penyakit kronis dan masalah perkembangan kognitif.
Tips Membuat Susu Formula dengan Takaran yang Tepat
Freepik/pixelshoots
Agar bayi terhindar dari berbagai bahaya akibat dalah takaran susu formula. Berikut beberapa tips membuat susu formula dengan takaran yang tepat dan aman untuk si Kecil:
Pastikan Mama selalu mengikuti petunjuk takaran dengan teliti. Gunakan sendok takar yang disediakan dan hindari menambah atau mengurangi takaran air tanpa arahan medis. Mengubah takaran tanpa petunjuk bisa mengubah konsistensi dan nutrisi susu formula, yang berpotensi menimbulkan risiko bagi bayi.
Pastikan untuk menggunakan air yang telah direbus dan didinginkan hingga suhu yang sesuai sebelum mencampur susu formula. Penggunaan air yang terlalu panas atau dingin bisa mempengaruhi konsistensi dan kualitas nutrisi dalam susu. Air yang tidak tepat suhu juga bisa mengubah tekstur susu, membuatnya terlalu kental atau encer.
Setelah mencampur susu, periksa konsistensinya. Susu yang baik harus memiliki tekstur yang halus tanpa gumpalan dan tidak terlalu pekat atau encer. Jika Mama melihat perbedaan pada konsistensi susu, periksa kembali takaran yang digunakan dan buat ulang jika perlu.
Nah, demikianlah informasi mengenai bahaya susu formula salah takaran. Menakar susu formula dengan tepat adalah langkah penting untuk memastikan bayi mendapatkan nutrisi yang optimal dan terhindar dari risiko kesehatan di masa depan.