7 Ciri-Ciri Bayi Gagal Tumbuh Kembang, Orangtua Harus Waspada

Gagal tumbuh kembang pada bayi membutuhkan perawatan intensif, Ma

19 Oktober 2024

7 Ciri-Ciri Bayi Gagal Tumbuh Kembang, Orangtua Harus Waspada
Freepik

Pertumbuhan dan perkembangan bayi merupakan aspek penting yang perlu dipantau oleh setiap orangtua. Setiap bayi memiliki laju pertumbuhan yang berbeda, namun ada standar tertentu yang bisa dijadikan acuan untuk menilai apakah bayi tumbuh dan berkembang secara normal. 

Gagal tumbuh kembang atau failure to thrive tidak hanya berkaitan dengan pertambahan berat badan, tetapi juga mencakup tinggi badan, lingkar kepala, serta perkembangan motorik dan kognitif bayi. Ketika pertumbuhan atau perkembangan bayi mengalami hambatan, hal ini dapat menjadi tanda gagal tumbuh kembang yang memerlukan perhatian khusus.

Mengenali ciri-ciri awal dari kondisi ini sangat penting agar orangtua dapat segera mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut. Penanganan yang cepat dan tepat dapat mencegah dampak lebih lanjut yang mungkin terjadi pada kesehatan dan perkembangan anak.

Agar orangtua bisa menangani bayi yang mengalami gagal tumbuh kembang secara dini, Popmama.com telah merangkum informasi mengenai 7 ciri-ciri bayi gagal tumbuh kembang. Yuk, disimak!

Ciri-Ciri Bayi Gagal Tumbuh Kembang

Melansir Kementerian Kesehatan, tahap perkembangan bayi sendiri terdiri dari 4 aspek, yaitu aspek motorik kasar, motorik halus, bahasa, dan persona social. Jika pada keempat aspek tersebut tidak berkembang, maka orangtua harus waspada.

Oleh karena itu, penting bagi orangtua memahami ciri-ciri bayi gagal tumbuh kembang. Berikut ciri-cirinya:

1. Berat badan tidak bertambah

1. Berat badan tidak bertambah
freepik/freepik

Berat badan yang stagnan atau bahkan menurun selama periode waktu tertentu merupakan salah satu indikator utama bayi mengalami gagal tumbuh kembang. Bayi yang sehat biasanya menunjukkan kenaikan berat badan yang konsisten sesuai dengan grafik pertumbuhan yang dianjurkan oleh WHO. 

Menurut WHO, berat badan normal bayi laki-laki berusia 7-12 bulan adalah 6,7 kg hingga 11,8 kg. Sementara untuk berat badan normal bayi perempuan berusia 7-12 bulan adalah 6,1 kg hingga 11,3 kg.

Jika bayi tidak mencapai target kenaikan berat badan sesuai usia, ini bisa menjadi pertanda bahwa asupan nutrisi atau penyerapan nutrisi di tubuhnya tidak optimal.

Dalam beberapa kasus, penurunan berat badan juga dapat disebabkan oleh penyakit kronis atau infeksi berulang yang memengaruhi nafsu makan dan kemampuan bayi untuk mencerna makanan.

2. Panjang atau tinggi badan terhenti

2. Panjang atau tinggi badan terhenti
Freepik

Selain berat badan, panjang atau tinggi badan juga merupakan indikator penting dari pertumbuhan bayi. Jika bayi tidak menunjukkan peningkatan panjang badan yang sesuai dengan kurva pertumbuhan, ini bisa menjadi tanda gagal tumbuh. 

Normalnya, bayi akan mengalami peningkatan panjang badan yang stabil dalam tahun pertama kehidupannya. Seperti dalam grafik WHO bayi laki-laki yang berusia 7-12 bulan umumnya memiliki tinggi 65 cm hingga 80 cm, sementara bayi perempuan 62 cm hingga 79 cm.

Panjang badan yang tidak bertambah sesuai harapan bisa menunjukkan bahwa bayi tidak mendapatkan nutrisi yang cukup atau ada masalah dengan hormon pertumbuhan. Selain itu, beberapa kondisi medis seperti gangguan penyerapan nutrisi atau kelainan genetik juga dapat mempengaruhi pertumbuhan panjang bayi.

3. Lingkar kepala tidak bertambah

3. Lingkar kepala tidak bertambah
Freepik

Lingkar kepala yang tidak bertambah sesuai dengan pertambahan usia bisa menjadi indikasi adanya masalah pada perkembangan otak bayi. Pertumbuhan lingkar kepala yang normal menunjukkan bahwa otak bayi berkembang dengan baik dan mendapatkan nutrisi yang cukup. Oleh karena itu, lingkar kepala yang stagnan perlu menjadi perhatian khusus.

Berikut lingkar kepala normal untuk bayi berusia 7-12 bulan:

  • Usia 7 bulan: sekitar 44 cm
  • Usia 8 bulan: sekitar 44,5 cm
  • Usia 9 bulan: sekitar 45 cm
  • Usia 10 bulan: sekitar 45,4 cm
  • Usia 11 bulan: sekitar 45,8 cm
  • Usia 12 bulan: sekitar 46 cm

Lingkar kepala bayi yang tidak normal pada usia 12 bulan bisa kurang dari 44,5 cm atau lebih dari 46 cm. Pengukuran lingkar kepala bayi sangat penting karena ukurannya berpengaruh terhadap pertumbuhan otak anak.

Kurangnya pertambahan lingkar kepala bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kelainan pada otak, malnutrisi, atau gangguan pertumbuhan tulang tengkorak. Orangtua perlu berkonsultasi dengan dokter jika menemukan bahwa lingkar kepala bayi mereka tidak berkembang sesuai usia, karena ini bisa menjadi tanda masalah serius yang memerlukan evaluasi lebih lanjut.

Editors' Pick

4. Keterlambatan perkembangan motorik

4. Keterlambatan perkembangan motorik
Freepik/satura89

Perkembangan motorik merupakan salah satu aspek penting dalam tumbuh kembang bayi. Jika bayi mengalami keterlambatan dalam pencapaian tonggak motorik seperti berguling, duduk, merangkak, atau berjalan, hal ini bisa menjadi tanda bahwa mereka mengalami gagal tumbuh kembang. Tonggak motorik ini biasanya dicapai pada usia tertentu, dan keterlambatan yang signifikan dapat menunjukkan adanya masalah.

Keterlambatan dalam perkembangan motorik bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kurangnya stimulasi fisik, masalah neurologis, atau kelainan genetik. Orang tua sebaiknya selalu memberikan stimulasi yang sesuai dan berkonsultasi dengan dokter jika bayi mereka menunjukkan tanda-tanda keterlambatan dalam perkembangan motorik.

5. Tidak responsif terhadap lingkungan

5. Tidak responsif terhadap lingkungan
Freepik/EyeEm

Bayi yang gagal tumbuh kembang mungkin tampak kurang responsif terhadap stimulasi lingkungan, seperti kurang tertarik pada mainan, suara, atau wajah orang lain. Bayi yang sehat biasanya menunjukkan ketertarikan dan interaksi yang aktif dengan lingkungan sekitarnya. Ketidakresponsifan ini bisa menjadi tanda bahwa perkembangan kognitif mereka terhambat.

Perilaku yang tidak responsif dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk gangguan perkembangan, atau masalah pada sistem saraf pusat. Jika si Kecil tampak kurang responsif atau tidak menunjukkan minat terhadap lingkungan sekitarnya, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mengevaluasi kondisi ini.

6. Nafsu makan rendah

6. Nafsu makan rendah
Freepik/Stocking

Nafsu makan yang rendah atau sering menolak makan adalah salah satu tanda bahwa bayi mungkin mengalami masalah dalam tumbuh kembangnya. Bayi yang sehat biasanya memiliki nafsu makan yang baik dan menerima makanan dengan antusias. Penolakan makanan yang berkelanjutan bisa menyebabkan defisit nutrisi yang berdampak pada pertumbuhan bayi.

Penurunan nafsu makan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti masalah pencernaan, penyakit, atau bahkan stres. Orangtua perlu memperhatikan perubahan pola makan bayi dan segera mencari bantuan medis jika nafsu makan bayi tidak membaik, karena hal ini dapat mempengaruhi kesehatan secara keseluruhan.

7. Sering sakit

7. Sering sakit
freepik/krakenimages.com

Bayi yang sering sakit, seperti mengalami infeksi berulang atau masalah kesehatan lainnya, mungkin memiliki sistem imun yang lemah akibat gagal tumbuh kembang. Ketahanan tubuh yang rendah bisa menjadi salah satu tanda bahwa bayi tidak mendapatkan nutrisi yang cukup atau memiliki kondisi medis yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuhnya.

Seringnya bayi mengalami sakit bisa memperburuk kondisi gagal tumbuh kembang karena tubuh tidak memiliki cukup energi dan nutrisi untuk melawan infeksi dan juga untuk tumbuh dengan optimal. 

Orangtua harus memastikan bahwa bayi mendapatkan perawatan medis yang tepat dan nutrisi yang seimbang untuk mendukung sistem imun dan pertumbuhannya.

Perbedaan Gagal dan Terlambat Tumbuh Kembang pada Bayi

Perbedaan Gagal Terlambat Tumbuh Kembang Bayi
Pexels/DanieleReche

Ada perbedaan antaragagal dan terlambat tumbuh kembang pada bayi. Melansir National Institutes of Health, terlambat tumbuh kembang pada bayi mengacu pada situasi di mana bayi tidak mencapai tonggak perkembangan tertentu sesuai dengan usia yang diharapkan, namun masih ada kemungkinan untuk mengejar ketinggalan. 

Misalnya, jika seorang bayi lambat dalam mulai berbicara atau berjalan, tetapi kemudian menunjukkan kemajuan yang konsisten, hal ini dianggap sebagai keterlambatan. Biasanya, dengan intervensi yang tepat seperti stimulasi dan terapi, bayi dapat mengejar ketertinggalannya dan akhirnya berkembang sesuai dengan usianya.

Sementara gagal tumbuh kembang merupakan kondisi yang lebih serius di mana bayi mengalami hambatan signifikan dalam mencapai tonggak perkembangan dan menunjukkan tanda-tanda kekurangan dalam aspek-aspek pertumbuhan seperti berat badan, tinggi badan, dan perkembangan mental. 

Gagal tumbuh kembang biasanya diindikasikan oleh kegagalan bayi untuk mencapai atau mempertahankan pertumbuhan yang normal sesuai dengan kurva pertumbuhan standar, meskipun sudah diberikan nutrisi dan perawatan yang cukup. 

Ini bisa disebabkan oleh masalah medis, nutrisi, atau faktor lingkungan yang memerlukan perhatian medis dan intervensi khusus. Jika tidak ditangani dengan baik, gagal tumbuh kembang dapat berdampak jangka panjang pada kesehatan dan perkembangan bayi.

Kedua kondisi ini berbeda dalam tingkat keparahan dan pendekatan penanganannya. Keterlambatan tumbuh kembang biasanya dapat diatasi dengan dukungan yang tepat, sementara gagal tumbuh kembang membutuhkan evaluasi dan perawatan yang lebih intensif untuk mencegah dampak yang lebih serius.

Jadi, orangtua harus paham betul mengenai kondisi si Kecil. Jika perlu, lakukan konsultasi rutin dengan dokter anak, ya, Ma.

Tips Mengatasi Gagal Tumbuh Kembang pada Bayi

Tips Mengatasi Gagal Tumbuh Kembang Bayi
Freepik

Mengatasi bayi yang mengalami gagal tumbuh kembang memerlukan pendekatan yang terfokus pada kebutuhan spesifik bayi. Langkah pertama adalah melakukan evaluasi menyeluruh oleh tenaga kesehatan, termasuk dokter anak dan ahli gizi, untuk menentukan penyebab utama dari gagal tumbuh kembang tersebut. 

Jika penyebabnya bersifat organik, seperti gangguan kesehatan tertentu, penanganan medis akan menjadi prioritas utama. Pengobatan dan terapi yang sesuai dapat membantu memperbaiki kondisi kesehatan bayi sehingga mereka dapat menyerap nutrisi dengan lebih baik dan tumbuh sesuai dengan kurva pertumbuhan yang dianjurkan WHO.

Selain tindakan medis, perbaikan dalam pola makan dan pengasuhan juga sangat penting, terutama jika penyebabnya adalah faktor non-organik. Orangtua perlu memastikan bayi mendapatkan asupan nutrisi yang cukup dan seimbang, serta menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan fisik dan mental bayi.

Dukungan emosional, rutinitas yang konsisten, dan stimulasi yang tepat dapat membantu bayi untuk mengejar ketertinggalan dalam perkembangan mereka. Jika diperlukan, konsultasi dengan ahli psikologi atau konselor dapat membantu orangtua mengatasi stres dan tantangan dalam pengasuhan, yang akan mendukung proses tumbuh kembang bayi secara keseluruhan.

Nah, demikianlah informasi mengenai ciri-ciri bayi gagal tumbuh kembang. Deteksi dini sangat penting karena penanganan yang tepat sejak awal dapat mencegah dampak jangka panjang yang serius pada tumbuh kembang si Kecil.

Baca juga:

The Latest