Bayi Hobi Merangkak, Cara Praktis Menciptakan Rumah Baby-Friendly
Rumah aman, bayi bebas eksplorasi
17 Juni 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Menginjak usia tujuh bulan, bayi mulai lebih giat bereksplorasi. Keterampilannya menjelajah mulai berkembang, salah satunya merangkak.
Ia bisa asyik bermain untuk waktu yang cukup lama sembari melihat-lihat lingkungan rumah dari sudut pandangnya.
Saat bereksplorasi di rumah, Mama perlu meningkatkan pengawasan. Apalagi jika ia aktif merangkak ke sana sini. Bahkan Mama harus berada di dekatnya terus menerus untuk memastikan si Kecil tetap aman beraktivitas.
Kali ini Popmama.com akan berbagi cara praktis menciptakan rumah baby-friendly supaya bayi bebas merangkak dengan aman. Yuk, simak sama-sama!
1. Simpan semua barang pecah belah di tempat tinggi
Bayi belum memiliki naluri yang cukup untuk membedakan mana barang yang mudah pecah dan mana barang yang tahan banting. Maka jangan heran bila bayi bisa saja meraih benda apapun yang ia lihat. Sebagai antisipasi, simpan semua barang pecah belah di tempat tinggi, seperti meja makan atau lemari.
Jauhkan dari jangkauan tangan mungilnya yang bisa meraih apapun secepat kilat. Ingatkan anggota keluarga lain untuk berhati-hati menaruh gelas, piring, atau mangkuk saat bersama bayi.
Editors' Pick
2. Tutup stop kontak
Mama bisa membeli penutup stop kontak khusus di toko perlengkapan rumah. Jika belum sempat, tutup stop kontak dengan benda seperti rak, lemari, atau sofa.
Lalu, cabut semua peralatan elektronik saat sedang tidak digunakan. Hal yang sama juga berlaku pada kabel charger HP. Jangan sesekali membiarkan kabel charger tidak terkoneksi ke HP padahal kepala charger sedang dicolokkan ke stop kontak.
Bila tidak berhati-hati, bayi bisa saja meraih kabel atau memasukkan jarinya ke lubang stop kontak yang bisa berisiko tersetrum. Hal ini tentu saja berbahaya bagi keselamatan bayi.
3. Cek apakah ada sudut meja yang tajam
Cari pengaman sudut meja untuk mengurangi risiko si Kecil terbentur sudut meja yang cenderung tajam. Apabila tidak ada, akali dengan menutupinya menggunakan lapisan kain dan lakban untuk sementara waktu.
Selain itu, pastikan di atas meja tidak ada benda berukuran kecil, mudah pecah, atau sobek. Meski agak mustahil untuk meniadakan isi meja, setidaknya Mama bisa menghias meja hanya dengan barang-barang yang aman.
4. Pagar playpen untuk tempat bermain si Kecil
Mama boleh menempatkannya di ruang keluarga supaya si Kecil bisa bereksplorasi dengan aman di bawah pengawasan Mama, Papa, atau anggota keluarga lain.
Letakkan berbagai mainan favoritnya di dalam pagar tersebut. Jadikan area itu sebagai area bermain anak sehingga ia bisa betah bermain dalam waktu cukup lama.
Apakah pagar ini wajib beli? Tentu tidak, tetapi bisa jadi pertimbangan jika Mama punya budget untuk itu. Kalaupun tidak membeli, Mama bisa menyewanya di tempat penyewaan peralatan bayi dengan harga sewa yang terjangkau.
5. Pastikan pintu selalu tertutup
Terutama pintu menuju ke luar rumah, pintu ke dapur (jika ada), dan pintu kamar mandi. Jika dirasa perlu, Mama dapat memasang gerbang atau gate pada beberapa bagian rumah seperti tangga.
Pertimbangkan juga pemakaian ganjalan pintu atau door step di beberapa pintu ruangan yang memang terbuka saat siang hari. Alat ini dapat mengurangi risiko tangan bayi terjepit pintu saat ia tak sengaja bermain di dekat pintu.
Bayi belum memahami arti bahaya karena ia sedang senang-senangnya bereksplorasi. Maka, menyiapkan lingkungan rumah yang ramah pada bayi jelas sangat penting. Namun, sesuaikan dengan kondisi rumah dan budget ya, Ma.
Itulah lima cara praktis menciptakan rumah baby friendly. Evaluasi secara berkala sesuai tumbuh kembang bayi. Misalnya, mengubah posisi beberapa furnitur, merotasi mainan si Kecil, hingga memastikan peralatan yang dipakai masih berfungsi baik.
Semoga tips tadi membantu ya, Ma!
Baca juga:
- 5 Ide Kegiatan Sederhana untuk Stimulasi Perkembangan Bayi 0 – 6 Bulan
- 8 Mainan Terbaik untuk Perkembangan Sensorik dan Motorik Newborn
- 5 Tips Mendorong Perkembangan Sosial dan Emosional Bayi