5 Tips dan Trik Cara Membuat Bubur Bayi agar Nutrisinya Tetap Terjaga
Meski dibuat sendiri di rumah, Mama juga tetap harus memerhatikan prosesnya
4 Juli 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat bayi sudah memasuki usia di atas 6 bulan, tiba waktunya ia memulai fase makan makanan pendamping ASI alias MPASI. Berbagai pilihan sumber nutrisi tambahan pun bisa Mama mulai siapkan.
Jika Mama memutuskan untuk membuat makanan yang homemade alias dibuat sendiri di rumah, maka ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian utama.
Dikutip dari Web MD, banyak manfaat yang bisa didapat dari membuat bubur bayi sendiri. Salah satunya adalah bisa lebih memaksimalkan nutrisi yang diberikan pada bayi dan memastikan bahan pokok yang digunakan berkualitas baik.
Nah, apa saja tips dan trik cara membuat bubur bayi yang perlu diperhatikan agar nutrisinya tetap terjaga, ya? Berikut Popmama.com rangkum informasinya untuk Mama:
1. Siapkan peralatan yang dibutuhkan untuk memasak bubur bayi
Saat hendak memasak sendiri bubur bayi di rumah, salah satu hal utama yang perlu disiapkan adalah peralatannya. Untuk mengolah bubur, Mama bisa menyiapkan blender, food processor, atau slow cooker.
Dilansir What To Expect, Mama juga sebaiknya menyiapkan peralatan pelengkap lain seperti pisau dan talenan yang baru, khusus untuk memasak makanan bayi.
Hal ini guna menjaga kebersihan dari makanan atau bubur yang nantinya akan dikonsumsi oleh bayi. Jika pisau atau talenan yang digunakan kotor, maka benda-benda tersebut rentan menjadi tempat berkembangbiaknya kuman.
Jika Mama membeli baru, jangan lupa bersihkan secara keseluruhan terlebih dahulu. Cuci bersih dengan sabun, bilas dengan air dan keringkan sebelum disimpan.
Editors' Pick
2. Hindari masak terlalu lama agar nutrisi tak hilang berlebihan
Setiap bahan makanan memiliki cara masak sendiri-sendiri supaya kualitas dan nutrisinya tetap terjaga. Misalnya seperti sayuran, setelah dicuci bersih lebih baik jika diolah dengan cara dikukus.
Beberapa jenis sayur yang bisa dikukus misalnya seperti wortel, kentang dan labu. Tapi ingat ya, Ma. Sayuran tidak perlu dikukus terlalu lama karena justru bisa membuat kandungan nutrisinya berkurang.
Setelah dikukus, sayuran bisa dihancurkan menjadi bentuk puree atau dimasak sebentar bersama beras untuk dijadikan bubur.
Bubur yang sudah jadi dan terbuat dari beras putih bisa disaring untuk bayi yang usianya sekitar 7 bulan. Nantinya ketika bayi sudah mulai bisa belajar mengunyah, bubur tidak perlu disaring lagi, Ma.
Sama seperti sayuran, buah juga bisa diolah menjadi bubur bayi. Untuk buah, bisa dihaluskan dengan garpu atau blender, kemudian dicampur dengan air susu ibu (ASI).
Yang terpenting, perhatikan tekstur agar sesuai dengan kemampuan mengunyah bayi dan usahakan waktu saat mengukus/merebus tidak terlalu lama.
3. Tak perlu menambahkan garam atau gula
Dikutip dari Baby Centre, pakar gizi Sarah Schenker menyebutkan bahwa bubur bayi sebaiknya tidak diberikan tambahan rasa seperti garam.
Memberikan garam pada bubur bayi yang masih berusia sekitar 6-7 bulan justru akan mengganggu kerja ginjalnya, Ma. Ini karena ginjal bayi masih belum mampu mencernanya dengan baik.
Oleh sebab itu, Schenker pun tidak menganjurkan Mama menambahkan garam saat memasak bubur bayi, meskipun mungkin bagi Mama makanan tersebut terasa hambar.
Pada dasarnya, saat masih baru belajar makan makanan padat sistem indera perasa bayi masih dalam tahap berkembang juga. Jadi bayi belum perlu merasakan rasa yang terlalu kuat, Ma.
Untuk menambahkan cita rasa pada makanan, Mama bisa menambahkan kaldu sapi atau kaldu ayam homemade untuk memasak bubur. Mama juga bisa memberi rasa manis alami dengan rempah, misalnya seperti kayu manis.
4. Simpan bubur bayi di lemari es dengan cara yang tepat
Menyimpan bubur bayi juga tidak kalah pentingnya dibanding saat menyiapkan dan memasaknya, lho. Terlebih jika Mama terbiasa menyimpan stok makanan supaya lebih praktis.
Puree yang dibuat sendiri bisa disimpan di lemari es sampai maksimal 3 hari. Jika ingin disimpan di freezer, Mama bisa menyimpannya maksimal sampai 3 bulan. Namun demikian, tetap lebih baik bubur bayi diberikan secara fresh, ya.
Jika memang hendak disimpan di lemari es atau freezer, simpanlah bubur bayi di wadah satu porsi. Ini supaya tidak dibuka-tutup terlalu sering. Perubahan suhu yang terjadi terus-menerus bisa menurunkan kualitas nutrisi makanan.
Untuk proses menghangatkan, Mama bisa menggunakan steamer atau pemanas elektrik. Selain itu, Mama juga bisa meletakkan makanan dalam pinggan dan rendam dalam panci berisi air panas, kemudian panaskan dengan api kecil.
5. Hindari memberikan makanan yang diolah setengah matang
Jangan lupa untuk selalu mencuci tangan saat akan menyuapi bayi. Terutama jika sebelumnya Mama memasak dengan mengolah daging, ikan atau telur. Sebab pada dasarnya setiap bahan makanan mentah mengandung bakteri, Ma.
Oleh sebab itu, hindari menggunakan bahan makanan yang tidak matang sempurna alias setengah matang. Misalnya seperti telur setengah matang, yang kemungkinan besar mengandung salmonella.
Demikian informasi tips dan trik cara membuat bubur bayi yang sehat. Nah, sudah siapkah Mama memasak bubur untuk si Kecil?
Baca Juga:
- 5 Resep MPASI Berbahan Labu Kuning, Enak dan Tidak Membosankan
- Hati Ayam untuk MPASI: Manfaat dan Cara Pengolahannya
- 5 Menu MPASI Bayi Usia 7 Bulan, Variasi Rasa Manis dan Gurih