Flu sampai Herpes, Ini 6 Bahaya Jika Bayi Sering Dicium Bibirnya
Sudah sering ya dengar cerita bayi yang sakit parah karena dicium bibirnya? Baca ini biar Mama paham
9 Februari 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Rasa gemas dan rasa sayang pada si Kecil membuat Mama tidak sadar menjadi sering menciuminya.
Mungkin Mama berpikir, mencium bibirnya adalah salah cara untuk menunjukkan rasa kasih sayang. Tapi tahukah Mama, jika mencium bibir sebenarnya sangat berisiko dan membahayakan kesehatannya? Pasalnya, banyak kuman atupun virus penyebab penyakit yang dapat ditularkan melalui percikan ludah dan masuk ke dalam tubuh si Kecil.
Jikalau pun Mama sehat, orang-orang di sekitar bayi juga harus dilarang untuk mencium si Kecil di area bibirnya. Mama tidak tahu kan bagaimana kondisi kesehatan orang yang mencium si Kecil.
Lalu, apa saja bahaya lain yang mengintai si Kecil jika sering dicium bibirnya? Popmama.com rangkum disini agar Mama mudah memahaminya.
1. Terkena flu, batuk, dan pilek
Perlu Mama ketahui saat menciumi si Kecil, kuman seperti batuk, flu, dan pilek ikut berpindah dari mulut Mama ke pipi atau bibirnya. Kuman, bisa segera masuk ke dalam tubuhnya dan menyebabkan tertular penyakit.
Popmama.com bahkan menyarankan agar Mama atau pengasuh si Kecil memakai masker jika sedang flu. Ini berguna untuk mengurangi risiko sakit karena virus flu sangat mudah menyebar lewat udara. Baca disini tata cara penggunaan masker menurut WHO.
Mama nggak mau kan anaknya sakit?
2. Ancaman penyakit radang paru dan infeksi darah
Perlu Mama ketahui kebiasaan mencium si Kecil berpotensi menyebabkan ia terkena penyakit Invasive Pneumococcal Disease (IPD), yaitu sekelompok penyakit infeksi pneumokokus seperti radang paru (pneumonia), infeksi darah (bakteremia), dan radang selaput otak (meningitis).
Serem ya!
Lebih bahaya lagi penyakit ini termasuk penyebab kematian tinggi yakni sebanyak 50 persen kecacatan pada balita. Banyak kasus ditemukan penyakit ini menyerang anak-anak di bawah usia 5 tahun. Selain itu, anak-anak yang dititipkan di tempat penitipan anak atau playgroup lebih berisiko tinggi terpapar penyakit ini, Ma.
Tak hanya itu, bayi yang lahir prematur, tidak mendapatkan ASI, tinggal di tingkat polusi, lingkungan asap rokok, serta tempat hunian padat termasuk di sekolah dan mal juga berisiko tinggi terpapar penyakit ini, Ma.