Mana yang Lebih Baik, MPASI Baby Lead Weaning atau Konvensional?
Apa sih perbedaan baby lead weaning dan MPASI konvensional?
24 Agustus 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat Si Kecil mulai masuk masa MPASI, Mama tentu bertanya-tanya mana metode yang terbaik. Memberi makan secara konvensional, dalam arti disuapi, atau memakai metode Baby Led Weaningalias BLW?
BLW adalah metode yang membiarkan bayi memimpin seluruh proses, menggunakan naluri, dan kemampuan mereka dalam hal menangani makanan.
Sejak awal mendapat MPASI, bayi dibiarkan mengeksplorasi makanannya, termasuk memutuskan sendiri seberapa banyak yang akan ia makan dan berapa lama waktu ia makan.
Perlu digarisbawahi dalam metode BLW ini tidak ada aktivitas suap-menyuap. Makanan yang diberikan pada si Kecil pun tidak berupa bubur/puree, melainkan langsung dalam bentuk yang bisa dipegang oleh tangan bayi (finger food).
Hal itu tentu sangat berbeda dengan pemberian MPASI konvensional yang biasa kita tahu, dimana si Kecil akan diperkenalkan dengan makanan lunak, kemudian perlahan-lahan teksturnya dinaikkan tingkat kekasarannya bersamaan dengan makin bertambahnya umurnya.
Kapan Waktu Memulai MPASI?
MPASI konvensional biasa dimulai saat usia bayi menginjak 6 bulan atau lebih. Makanan yang diberikan bertahap dimulai dari bubur halus, bubur saring, kemudian makanan padat. Di beberapa negara, MPASI dimulai sebelum usia anak menginjak 6 bulan. Akibatnya, banyak anak terdeteksi obesitas dan dugaan utama, hal itu terjadi karena MPASI yang terlalu dini.
Ketika obesitas pada anak meningkat, BLW diharapkan bisa mengatasinya. BLW biasa dimulai saat anak menginjak usia 6 bulan dan lebih. Dengan BLW diharapkan anak dapat melatih self-control anak untuk menentukan jumlah makanan yang dibutuhkan anak.
Alasan lain, BLW juga dianggap bisa membuat anak menjadi lebih dekat dengan keluarga dan membuat proses makan lebih menyenangkan. Sebab Si Anak akan duduk bersama anggota keluarganya dan makan bersama. Ia akan makan, apa yang ia ingin makan.
Kondisi ini kelak membuat anak jadi tidak sulit makan dan bisa mengontrol asupan makan sesuai kebutuhannya.
Editors' Pick
Bagaimana Menghitung Kalori MPASI Konvensional dan BLW?
Untuk mengetahui BLW apakah metode yang tepat untuk si Kecil, yuk kita ulas BLW dari hitungan energi dan zat besi yang dibutuhkan bayi mama!
Salah satu syarat MPASI yang baik menurut WHO adalah makanan yang mencukupi kebutuah anak, tak hanya makronutrien tapi juga memenuhi mikronutrien, termasuk zat besi.
Hal pertama untuk membuktikan apakah metode BLW merupakan metode yang tepat, dilihat dari jenis makanan pada metode BLW yang berbeda dengan MPASI konvensional, yakni finger food seperti potongan wortel brokoli, kentang, wortel dan sejenisnya apakah akan mencukupi kebutuhan makronutrien, mikronutrien serta zat besi bagi si Kecil? Mari kita hitung!
Sebagai contoh, anak laki-laki yang berumur 6 bulan yang memiliki berat badan 7 Kg, membutuhkan energi sebanyak 770 Kkal dan zat besi 11 mg/hari.
Asupan ASI menyumbang energi sebesar 539 Kkal. Jadi, sisa energi yang harus tercukupi dari MPASI adalah 231 Kkal.
Jika memakai metode BLW dengan menu finger food 30 gram baby carrot (mengandung 10,5 Kkal energi dan 0.1 mg zat besi), 30 gram kentang kukus (mengandung 14.6 kkal energi dan 0.1 mg zat besi), serta 30 gram brokoli kukus (mengandung 10,5 kkal energi dan 0.2 mg zat besi). Maka saat mendapat 3 kali porsi makan, maka:
Energi yang tercukupi = (3×10,5kkal) + (3×14,6 kkal) + (3×10.5 kkal) = 108.8 kkal
Zat besi yang tercukupi = (3×0.1 mg) + (3×0.1 mg) + (3×0.2 mg) = 1.2 mg
Jika, dilihat dari hitung-hitungan di atas, kebutuhan energi dan zat besi si Kecil menjadi tidak terpenuhi. Namun, hal ini akan menjadi berbeda jika semua sumber energi itu bisa dipastikan habis dimakannya.