Jangan Sembarangan! Ini Fakta Seputar Pemberian Obat Demam pada Bayi
Perlukah segera memberikan obat penurun panas saat anak demam? Simak fakta-fakta berikut ini!
17 Agustus 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Siapa diantara Mama yang sering memberikan obat penurun panas saat anak demam?
Memberikan obat penurun panas atau antipiretik merupakan antisipasi pertama yang seringkali dilakukan oleh orangtua dalam memerangi demam pada anak.
Sebagian besar orangtua menganggap bahwa antipiretik, seperti parasetamol atau ibuprofen, mampu menurunkan panas dengan cepat. Sementara faktanya, tujuan pemberian antipiretik pada anak bukanlah untuk menurunkan panas, melainkan agar anak merasa lebih nyaman.
Nah, berikut ini adalah sejumlah fakta tentang obat penurun panas atau antipiretik yang jarang diketahui oleh orangtua. Popmama.com bahas khusus untuk Mama!
1. Demam bukanlah penyakit
Hal pertama yang perlu Mama ingat adalah demam bukanlah penyakit. Munculnya demam pada anak menandakan bahwa sistem kekebalan tubuhnya bekerja dengan baik dalam memerangi virus dan bakteri yang masuk ke dalam tubuh.
Demam merupakan “perintah” dari otak dimana peningkatan suhu tubuh ini berguna untuk mengarahkan sel-sel darah putih dalam melawan virus dan bakteri. Dengan kata lain, demam merupakan tanda bahwa tubuh anak mama sedang berusaha melawan penyakitnya.
Apakah setiap kali anak demam harus diberikan obat penurun panas? Ternyata jawabannya tidak. Menurut dokter Arifianto, Sp.A indikasi utama pemberian obat penurun panas adalah membuat anak merasa nyaman serta mengurangi kekhawatiran orangtua, bukannya menurunkan demam dengan cepat.
Lebih lanjut dokter yang akrab disapa dokter Apin ini mengatakan tanpa diberikan antipiretik apapun, tubuh sebenarnya akan menurunkan sendiri suhu tubuhnya.
“Tubuh manusia memiliki thermostat di hipotalamus yang mampu mengatur suhu tubuh agar tidak ‘bablas’ ketinggian. Pada suhu maksimal tertentu, tubuh akan menurunkan suhu dengan sendirinya”.
Baca disini: Penyebab Demam pada Bayi dan Tanda Ia Harus ke Dokter
Editors' Pick
2. Obat demam tidak mampu mencegah kejang demam
Banyak orangtua yang khawatir jika anak demam tidak segera diobati akan menimbulkan gejala kejang atau kejang demam. Dalam bukunya yang berjudul Berteman dengan Demam, dokter Apin menjelaskan tidak ada kaitannya antara demam dengan risiko kejang demam.
Kejang demam (KD) hanya dialami oleh anak yang memang memiliki riwayat kejang demam. Bila tidak, maka hingga suhu tubuh anak mencapai 40° Celcius sekalipun tidak berisiko menyebabkan terjadinya kejang demam.
Jadi, pemberian obat penurun panas saat anak demam tidak dapat mencegah terjadinya kejang demam ya, Ma.
3. Obat demam lewat dubur menimbulkan trauma pada anak
Apakah Mama mengalami kesulitan saat membujuk si Kecil minum obat? Tenang, Mama tidak sendirian kok. Ada tipe anak yang memang cenderung menolak diberikan obat.
Lalu bagaimana cara mengatasi demam yang dideritanya? Apakah perlu memberikan antipiretik melalui dubur?
Perlu dipahami bahwa indikasi pemberian antipiretik supositoria (obat demam yang dimasukkan melalui dubur) diberikan pada anak-anak dengan kecurigaan infeksi susunan saraf pusat atau adanya kontradiksi pemberian obat minum, padahal tingginya suhu harus segera diatasi.
Selain kondisi di atas, dokter Apin menganjurkan untuk memberikan obat minum saja atau menyamankan anak dengan cara menggendong atau memeluknya. Pasalnya, antipiretik supositoria tidak lebih efektif menurunkan suhu tubuh dibandingkan dengan obat minum.
Pemberian obat demam melalui dubur malah berisiko menimbulkan trauma psikologis pada anak, karena merasa sangat tidak nyaman.
4. Ibuprofen berpotensi mengiritasi lambung
Fakta lain yang harus Mama ketahui tentang obat penurun panas adalah perbedaan antara parasetamol dan ibuprofen.
Nah, pada kasus ini banyak orangtua yang menduga bahwa ibuprofen lebih efektif dan cepat meredakan demam dibandingkan parasetamol. Padahal sebenarnya tidak juga.
Ibuprofen justru berisiko menimbulkan iritasi pada lambung, meskipun parasetamolpun memiliki efek samping dapat merusak hati (liver) jika digunakan secara berlebihan atau overdosis.
5. Dosis obat demam disesuaikan dengan berat badan anak
Perlu Mama ingat bahwa dosis obat, termasuk parasetamol, diberikan sesuai berat badan anak, bukan dari usianya. Sebab, anak-anak memiliki berat badan yang beragam pada rentang usia tertentu.
Misalnya saja, belum tentu usia bayi satu bulan memiliki berat 4kg. Bisa saja dengan usia yang sama, ada bayi yang mengalami overweight atau sebaliknya underweight, sehingga dosis obat yang diberikan pun tidak sama. Pahami cara menghitung dosis obat yang tepat ya, Ma.
Menghadapi anak sakit memang tidak mudah, Ma. Saat anak demam, Mama tak perlu buru-buru memberikan obat penurun panas.
Cobalah mengatasi kondisi tidak nyaman si Kecil dengan cara memeluk atau menggendongnya dan pastikan anak cukup minum untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Sebab, cairan tubuh mudah hilang saat suhu tubuh meningkat.
Baca juga: Pengobatan Demam dengan Cara Alami. Apa Saja yang Bisa Jadi Obat?