Mengenal Gerakan Tutup Mulut pada Anak dan Tips Ampuh Mengatasinya

Solusi untuk si Kecil yang susah makan

12 Juli 2021

Mengenal Gerakan Tutup Mulut Anak Tips Ampuh Mengatasinya
Unsplash/life is fantastic

Proses makan merupakan hal yang penting untuk anak. Hal ini dikarenakan, nutrisi dari makanan yang dikonsumsi dapat membantu tumbuh kembang si Kecil. Namun, terkadang muncul beberapa masalah yang membuat anak tidak mau makan dan memilih untuk melakukan Gerakan Tutup Mulut.

Gerakan Tutup Mulut (GTM) merupakan masalah yang kerap membuat Mama bingung dan khawatir. Setiap anak mempunyai masalah yang berbeda lho, Ma. Jadi, tidak semua saran yang diberikan orang lain yang mengalami hal serupa, akan bermanfaat bagi Mama dan si Kecil. Lalu, kira-kira cara apa ya Ma yang paling ampuh untuk mengatasi GTM pada anak?

Melalui webinar yang diadakan Popmama.com berjudul “Tips Ampuh Atasi GTM dengan Stimulasi Oromotor” pada Jumat (9/7/2021), dr. Marlyn Cecillia Malonda, Sp.A, Dokter Spesialis Anak Mayapada Hospital Tangerang, mengatakan bahwa salah satu cara ampuh mengatasi GTM pada anak adalah melalui stimulasi oromotor.

Berikut Popmama.com rangkum informasi lengkap mengenai cara mengatasi GTM melalui stimulasi oromotor.

Penyebab dan Dampak GTM

Penyebab Dampak GTM
Freepik/gpointstudio

Pemberian makan yang tidak tepat menjadi penyebab umum anak mengalami GTM lho, Ma. Antara lain adalah pemberian makan yang tidak sesuai usia, dan jenis makanan yang diberikan keliru. Kesalahan tersebut apabila terjadi secara berulang-ulang, akan membuat anak semakin tidak mau makan.

“Jadi, kalau ada masalah tidak mau makan, apalagi kalau sudah lebih dari dua minggu, ada baiknya jangan tunda ke dokter. Kita akan melakukan evaluasi dan screening tentang gangguan makan yang dialami si Kecil,” ungkap dokter Marlyn.

Menurut dokter Marlyn terdapat beberapa faktor penyebab GTM, yaitu:

  • Anak bosan dengan makanan yang diberikan, baik variasi jenis makanan maupun teksturnya.
  • Orangtua secara tidak sadar merusak jadwal makan anak, misal dengan memberikan camilan atau susu yang akan membuatnya selalu kenyang.
  • Anak menjadi picky eater, yaitu anak hanya tidak mau makanan satu jenis saja. Jadi, masih ada jenis makanan lain yang dimakan oleh anak. Tapi, sebenarnya untuk anak usia 1-3 tahun, menjadi picky eater masih normal kok, Ma.
  • Anak menjadi selective eater, yaitu anak hanya mau makan satu jenis makanan saja. Misalnya, anak hanya mau makan protein saja, atau karbohidrat saja.
  • Kebiasaan orangtua yang menyajikan makanan yang mereka suka. Jadi, keinginan makan anak tidak diperhatikan.
  • Orangtua tidak paham dengan fungsi dan peran dalam pemberian makanan. Anak sendiri yang menentukan seberapa banyak porsinya dan kapan dia mau makan.
  • Anak menjadi neophobia, yaitu perasaan takut pada anak untuk menelan makanan baru karena belum pernah mencobanya. Hal ini dikarenakan pemberian variasi makanan yang kurang.

Apabila anak mengalami GTM, bisa menyebabkan beberapa dampak bagi kesehatan dan tumbuh kembangnya. Antara lain adalah gangguan pertumbuhan, kerentanan mengalami infeksi karena asupan nutrisinya kurang, berkurangnya kecerdasan anak, gangguan perilaku makan dalam jangka panjang, hingga kematian apabila terjadi gizi buruk.

Editors' Pick

Bolehkah Memberikan Suplemen saat Anak GTM?

Bolehkah Memberikan Suplemen saat Anak GTM
Dok. Popmama

Saat anak mengalami GTM, pasti Mama akan mencari berbagai macam solusi agar nafsu makan anak bertambah. Salah satunya adalah memberikan suplemen pada anak. Tapi, apakah suplemen dapat menolong anak saat GTM?

“Suplemen itu hanya untuk mencukupi kebutuhan harian yang tidak bisa ia dapatkan dari makanan utamanya. Terutama anak-anak dengan picky eater atau anak-anak dengan selective eater. Jadi, penambahan suplemen harus dikonsultasikan terlebih dahulu,” ujar Marlyn.

Selain itu, Mama juga harus mengetahui kandungan dari suplemen yang diberikan. Mulai dari angka kecukupan gizinya, hingga kesesuaian usia untuk mengonsumsi suplemen tersebut. Namun, secara umum suplemen memang dapat menolong anak saat GTM. Hal ini dikarenakan ada beberapa multivitamin dan mineral yang membantu memenuhi kebutuhan harian.

“Selama kita menilai anak cukup bagus, mungkin suplemen tidak perlu. Kalau anak menolak makan karena pemberian makan yang kurang benar, tentu saja tidak berguna suplemennya. Biasanya suplemen akan diberikan apabila GTM sudah berlangsung selama enam bulan,” imbuh Marlyn.

Mengatasi GTM melalui Stimulasi Oromotor

Mengatasi GTM melalui Stimulasi Oromotor
Unsplash/Tanaphong Toochinda

Oromotor merupakan dasar keterampilan makan, mencakup semua kegiatan yang menggunakan sistem gerak otot dari rongga mulut, seperti rahang, gigi, lidah, langit-langit, bibir, dan pipi. Termasuk juga koordinasi gerak antara organ-organ rongga mulut tersebut.

“Jadi, keterampilan oromotor tidak didapat secara instan. Tapi, harus dipelajari dan dilatihnya secara bertahap,” ujar Marlyn.

Ma, sebaiknya oromotor dilakukan sejak pemberian MPASI. Dilakukan dengan cara perangsangan pemberian makan, yaitu dengan mengetahui waktu yang tepat untuk memberikan MPASI, melatih keterampilan mengunyahnya, dan mengetahui gangguan makan pada anak serta segera mengatasinya.

Selain itu, Mama juga merangsang bayi dengan memberikannya alat bantu, seperti teether. Hal ini dapat membantu si Kecil mempertajam sensor oromotornya untuk belajar tentang ukuran, bentuk, tekstur, dan rasa.

Menurut Marlyn, terdapat beberapa tanda apabila anak mengalami gangguan oromotor, yaitu:

  • Belum bisa makan nasi saat usia satu tahun, dan makanan harus selalu dilembutkan pada usia di bawah dua tahun.
  • Anak tidak bisa makan sayur, buah, dan makanan tertentu. Bukan karena tidak menyukainya, tetapi karena anak tidak bisa mengunyah dan menelan makanan tersebut.
  • Anak lebih menyukai makanan garing dan renyah.
  • Anak tidak menyukai makanan yang lengket di mulut.
  • Bila muntah, akan terlihat nasi yang masih utuh, yang menunjukkan bahwa proses mengunyahnya tidak berlangsung dengan sempurna.
  • Gangguan koordinasi motorik mulut juga akan mengakibatkan tergigit sendiri bagian lidah atau bibir secara tidak sengaja oleh anak.
  • Mengalami keterlambatan bicara dan gangguan bicara, seperti cadel, gagap, atau bicara terlalu cepat sehingga sulit dimengerti.

Meningkatkan Stimulasi Oromotor

Meningkatkan Stimulasi Oromotor
Freepik/cookie_studio

Ma, untuk meningkatkan stimulasi oromotor si Kecil, sebaiknya Mama tidak melarang ketika ia sedang bereksplorasi dengan organ mulutnya. Misalnya, saat ia memasukkan tangan atau kakinya ke mulut. Namun, pastikan tangan dan kaki si Kecil selalu bersih ya, Ma!

“Gerakan tersebut juga merupakan gerakan koordinasi tangan dan mata. Jadi, harus melepaskan sarung tangan ya, karena sensori juga berperan penting terhadap terjadinya gangguan makan,” ungkap Marlyn.

Marlyn juga menambahkan, apabila tangan yang dimasukkan ke mulut, gerakan rahang untuk membuka mulut lebih kecil. Sedangkan apabila kaki yang dimasukkan, maka gerakan rahang yang membuka lebih lebar. Selain itu, hal ini juga bermanfaat untuk menguatkan otot perut sebagai persiapan tengkurap dan mengangkat kepala.

Selain menggunakan teether, stimulasi oromotor juga bisa dilatih di rumah menggunakan beberapa alat sederhana lho, Ma. Antara lain:

  • Memijat daerah wajah, bahu, lengan, dan leher. Pijat lembut juga pipi dan area sekitar mulut dengan gerakan melingkar dan naik/turun, guna merangsang kekuatan rahang. Pijatan lembut ini bisa dilakukan untuk bayi usia tiga bulan ke atas ya, Ma.
  • Menyedot menggunakan sedotan, dan Mama bisa memberikan cairan yang lebih kental seperti jus.
  • Meniup peluit, harmonika, atau belajar meniup menggunakan sedotan.
  • Menyikat gigi dan lidah.
  • Meniup gelas yang berisi air menggunakan sedotan, hingga memunculkan gelembung.
  • Meningkatkan tekstur makanannya secara bertahap, mulai dari halus hingga kasar sesuai pertambahan usianya.

Itulah informasi mengenai cara mengatasi GTM pada anak dengan stimulasi oromotor. Semoga bermanfaat ya, Ma! 

Baca juga:

The Latest