Waspada! Ini 5 Dampak Buruknya jika Bayi Terlalu Lama Menangis
Banyak orangtua yang bingung dalam menenangkan bayinya saat menangis
29 Agustus 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sebagian besar bayi menggunakan tangisan untuk berkomunikasi dan akan terus menangis sampai orangtuanya merespons kebutuhan mereka.
Saat bayi menangis, ia pasti menginginkan sesuatu seperti lapar, haus, popoknya kotor, kepanasan, atau merasa tidak nyaman.
Tapi ketika bayi mulai menangis, ada orangtua yang terkadang membiarkannya dulu baru menolong atau menggendong sang Anak.
Padahal bayi yang sering dibiarkan menangis terlalu lama bisa memiliki masalah dalam perkembangannya.
Berikut Popmama.com informasikan lima dampak buruk jika bayi terlalu lama menangis yang perlu Mama ketahui. Yuk, cek ulasannya:
1. Bayi bisa tumbuh menjadi anak yang pemarah di kemudian hari
Menangis bagi bayi adalah suatu hal yang normal. Tapi apakah Mama tahu bahwa bayi yang menangis berlebihan bisa menjadi tanda masalah pada anak di kemudian hari?
Jika hal itu terjadi, maka dapat memiliki gangguan kesehatan jiwa anak yang berhubungan dengan perilaku menentang dan agresif di kemudian hari.
Ketika semua adrenalin masuk ke bagian otaknya, bayi akan tumbuh menjadi anak yang pemarah.
Padahal tugas orangtua adalah melakukan upaya pencegahan dengan memastikan sang bayi merasa nyaman dan terpenuhi kebutuhannya.
Editors' Pick
2. Bayi bisa mendapat tekanan yang sangat besar dan mengalami stres
Menangis adalah satu-satunya cara bayi memberi sinyal ketika merasa tidak nyaman.
Tapi perlu diingat, jika bayi dibiarkan menangis dengan keras secara terus menerus, maka jaringan saraf otaknya mendapat tekanan yang sangat besar dan membuatnya mengalami stres.
Hal ini disebabkan karena ketika menangis, tubuhnya mendapatkan hormon kortisol yang sangat tinggi dan berdampak buruk bagi perkembangan otaknya.