Penyebab Bayi Sering Menggeretakkan Gigi dan Cara Mengatasinya
Berikan tether yang tepat untuk membantu meredakan rasa kurang nyaman si Kecil
6 Maret 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Di awal kehidupannya, bayi akan mengalami banyak hal yang kadang memberikan rasa tidak nyaman. Masalahnya, mereka tak bisa mengeluh secara verbal sehingga hanya bisa menunjukkannya lewat gestur tubuh.
Di antara banyak gejala, salah satu yang cukup krusial dan sering ditemui adalah kecenderungan menggeretakkan gigi. Sebenarnya hal ini cukup normal, terutama jika bayi sedang mengalami proses tumbuh gigi.
Mereka akan menggeretakkan gigi sebagai reaksi dari rasa gatal atau tidak nyaman yang muncul. Meski demikian, Mama harus mulai waspada jika kebiasaan ini terjadi secara terus-menerus. Ada kemungkinan si Kecil sedang mengalami kondisi bernama bruxism.
Berikut ini Popmama.com merangkum serba-serbi tentang penyebab bayi sering menggeretakkan gigi, dan bagaimana cara mengatasinya.
Bruxism: Bayi Sering Menggeretakkan Gigi
Dilansir dari Healtline, bruxism adalah kondisi medis di mana seseorang terus menggeretakkan gigi secara rutin. Siapapun bisa mengalami, mulai dari bayi, anak-anak, hingga dewasa.
Hal ini bisa terjadi baik siang maupun malam. Jika terjadi pada malam hari, maka kondisi ini dikenal dengan istilah sleep bruxism.
Kabar baiknya, bruxism bukan kondisi yang berbahaya. Tidak ada treatment medis yang perlu dilakukan jika hal ini terjadi.
Adapun tanda-tanda umum yang muncul antara lain adalah:
- Terus-menerus menggertakkan gigi atau mengatupkan rahang,
- suara gertakan terdengar cukup keras,
- adanya gigi yang rusak atau aus, jika bayi sudah memiliki gigi,
- muncul rasa nyeri pada rahang,
- rasa sakit di telinga atau sakit kepala di dekat pelipis.
Rasa sakit bisa diketahui jika bruxism terjadi pada orang dewasa atau anak-anak yang sudah bisa berkomunikasi. Gejala ini mungkin takkan dengan mudah diketahui pada bayi karena mereka belum bisa menjelaskan apa yang dirasakan.
Namun jika bayi tidak menunjukkan tanda-tanda gelisah dan rewel, atau jika bunyi geretak tidak terlalu keras, maka kemungkinan mereka masih baik-baik saja.
Editors' Pick
Penyebab Bayi Sering Menggeretakkan Gigi
Bruxism pada bayi umumnya disebabkan oleh tumbuh gigi. Bayi menggeretak sebagai respon atas rasa sakit yang muncul saat gigi akan erupsi.
Proses ini bermula paling cepat di usia empat bulan, namun kebanyakan bayi mengalaminya sejak usia tujuh bulan. Hal ini akan terus berlangsung hingga si Kecil berusia satu tahun. Pada usia inilah Mama akan mulai menyadari adanya bruxism.
Bukan tanpa alasan, pada usia tersebut bayi telah memiliki beberapa gigi sehingga dapat mengeluarkan suara ketika gigi beradu. Padahal bruxism bisa saja terjadi jauh sebelum itu tanpa disadari.
Hal ini akan terus berlangsung hingga proses tumbuh gigi susu berakhir. Namun Mama tak perlu khawatir karena gejala ini umumnya akan menghilang saat anak beranjak remaja.
Walau umumnya berkaitan, namun bruxism tidak selalu disebabkan oleh tumbuh gigi. Kadang hal ini muncul karena penyebab lain, antara lain:
- Sleep apnea, yaitu kondisi di mana otot rahang membuka tanpa sadar saat tidur
- Gangguan psikologis saat si kecil sedang cemas, takut, tegang, dan lain-lain
- Struktur rahang yang kurang baik
Meski demikian, ada beberapa kasus bruxism berlanjut hingga usia yang lebih tua. Beberapa orang bahkan mulai mengalaminya sejak remaja atau dewasa.
Jika hal ini terjadi, kemungkinan penyebabnya adalah stress, kemarahan, gangguan kepribadian, atau akibat paparan kafein dan tembakau.
Potensi Bahaya Bruxism pada Bayi
Sebagaimana disebutkan di atas, bruxism pada dasarnya adalah proses normal. Kondisi ini jarang menimbulkan komplikasi jika terjadi pada bayi.
Namun Mama perlu waspada jika gejalanya tak kunjung hilang hingga anak melewati masa balita. Pasalnya, hal ini akan berakibat sebagai berikut:
- Berpotensi merusak gigi dewasa
- Terancam mengalami TMJ (temporomandibular joint disease) karena terlalu sering mengatupkan rahang.
- Gangguan pada telinga dan rahang
- Gigi mudah retak, longgar, dan lepas
- Muncul nyeri pada beberapa titik di wajah
- Mengubah bentuk wajah
Cara Mengatasi Bayi Sering Menggeretakkan Gigi
Jika Mama mulai melihat si Kecil menggeretakkan gigi, jangan panik dulu. Hal pertama yang perlu dilakukan demi menghindari komplikasi adalah memberikan teether atau mainan gigitan yang tepat.
Ada berbagai macam bahan yang bisa Mama pilih, namun pastikan tidak ada kandungan BPA di dalamnya. Salah satu yang populer untuk bruxism adalah ice teether yang mengandung liquid di dalamnya.
Rasa dingin dipercaya akan membantu meringankan rasa sakit akibat tumbuh gigi. Namun agar lebih hemat, Mama juga bisa menggantinya dengan waslap yang telah dibekukan di dalam kulkas.
Pada dasarnya bruxism atau kebiasaan menggeretakkan gigi adalah hal normal pada bayi. Hal ini biasanya merupakan bentuk respon bayi akibat rasa tidak nyaman saat tumbuh gigi.
Hal yang perlu Mama lakukan adalah memberikan teether yang tepat untuk membantu meredakan rasa kurang nyaman tersebut.
Meski demikian, jika bayi menggeretakkan gigi berlanjut hingga lewat usia balita, Mama perlu memeriksakan buah hati ke dokter untuk mencegah komplikasi yang mungkin terjadi.
Baca juga:
- Ini Lho, Fase Tumbuh Gigi pada Bayi yang Perlu Mama Ketahui
- Kista Erupsi pada Bayi yang Sedang Tumbuh Gigi
- 5 Cara Menyembuhkan Luka pada Puting akibat Gigitan Bayi