Bayi secara bertahap akan belajar duduk sendiri antara usia sekitar 3-9 bulan. Bahkan, bayi yang berusia 8-9 bulan cenderung sudah bisa duduk tegak tanpa sokongan. Namun, beberapa bayi bisa jadi mengalami keterlambatan perkembangan.
Keterlambatan ini bahkan bisa terlihat ciri-cirinya sejak dini. Oleh sebab itu, Mama perlu memperhatikan beberapa tanda yang bisa menjadi indikasinya. Jika sudah menemukan ciri-ciri anak terlambat duduk, apa yang sebaiknya dilakukan? Bagaimana cara untuk mencegahnya?
Nah, berikut Popmama.com rangkum tentang ciri-ciri anak terlambat duduk.
1. Ciri-ciri anak terlambat duduk
Pexels/Ca Mốc
Tidak semua anak memiliki proses tumbuh kembang yang ideal. Beberapa dari mereka mengalami keterlambatan yang dipengaruhi banyak faktor. Namun, jangan sampai hal ini membuat Mama patah semangat, ya.
Salah satu kemampuan tumbuh kembang bayi yang dapat mengalami keterlambatan adalah kemampuan untuk duduk. Secara umum si Kecil sudah mempelajari hal ini sejak mereka berusia 3-4 bulan tetapi mereka bisa duduk dengan baik saat memasuki usia 7 bulan.
Lalu, bagaimana cara mengetahui si Kecil mengalami keterlambatan atau tidak? Melansir Healthline, berikut beberapa ciri yang perlu diperhatikan jika si Kecil mengalami keterlambatan:
Otot kaku atau tegang.
Gerakan terkulai.
Bayi meraih hanya dengan satu tangan di atas tangan lainnya.
Kurangnya kontrol kepala yang kuat atau tidak mampu menahan kepala tanpa penyangga.
Bayi tidak meraih atau membawa benda ke mulut.
Tidak menggulingkan badan.
Tidak mengangkat kepala dalam posisi tengkurap.
Tidak menahan berat badan dengan tangannya.
Tidak menekan dengan kaki saat kaki diletakkan di permukaan yang keras.
Editors' Pick
2. Beragam penyebab anak mengalami keterlambatan perkembangan
Freepik/freepik
Kondisi bayi yang belum mampu mencapai tonggak perkembangannya, terutama untuk kemampuan menopang dirinya maupun untuk duduk dengan baik, tentu tidak terjadi begitu saja. Masih melansir Healthline, dikatakan terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebabnya.
Seperti misalnya faktor keturunan, komplikasi kehamilan, atau kelahiran prematur. Selain beberapa hal tersebut, penyebab keterlambatan ini juga tidak selalu diketahui.
3. Kapan waktu yang tepat bayi belajar untuk duduk?
freepik/freepik
Mengutip laman Momlovesbest, saat bayi berusia 3-5 bulan bayi mungkin sudah bisa duduk sambil ditopang oleh Mama Papa atau berada di tempat duduk. Namun, mereka akan jatuh jika dilepaskan.
Menginjak usia 4 bulan, bayi mulai menunjukkan minat untuk belajar duduk dengan mencoba mengangkat kepala dan bahunya sambil berbaring telentang. Ini adalah saat yang tepat untuk orangtua memberikan stimulasi.
Selanjutnya di usia 5 bulan, sebagian besar bayi belajar bagaimana meletakkan tangannya di depan untuk menahan diri. Setelah itu, mereka akan mulai duduk sendiri antara usia 6 dan 7 bulan.
4. Pentingnya tummy time untuk menstimulasi bayi untuk duduk
Learningtime.com
Untuk membantu memberikan stimulasi pada si Kecil saat ia belajar duduk, Mama bisa mengajarkannya melakukan tummy time setiap hari.
Kembali melansir Momlovesbest, tummy time merupakan latihan penting untuk membantu melibatkan bayi sedini mungkin. Latihan ini terdiri dari menempatkan si Kecil dalam posisi tengkurap selama beberapa menit setiap kali.
Dengan membiasakan si Kecil melakukan tummy time akan membantu mengembangkan otot leher dan bahu bayi sekaligus mendorong perkembangan keterampilan motoriknya. Ini akan membangun fondasi yang dibutuhkan si Kecil untuk berguling, duduk, dan merangkak.
5. Hal penting yang perlu dipersiapkan saat bayi belajar duduk
Freepik
Melansir Healthline, walaupun si Kecil sudah diberi penyangga atau bantal kepala saat ia tengah belajar duduk, ada baiknya orangtua tidak meninggalkan bayi tanpa pengawasan.
Mobilitas bayi memang masih terbatas, namun berikan keamanan untuk si Kecil dengan melakukan beberapa hal ini:
Letakkan bayi di atas matras atau alas yang empuk.
Gunakan penutup stopkontak di semua ruangan.
Amankan barang-barang yang dapat menyebabkan cedera pada bayi. Misalnya dengan menempatkan barang-barang di lemari terkunci hingga memberikan pembatas atau gerbang bayi.
Jauhkan bayi dari bahaya tersedak, bahan beracun, dan benda berbahaya lainnya yang dapat dijangkau dengan mudah. Cobalah untuk melihat dari sudut pandang bayi dan temukan hal berbahaya yang dapat dijangkau bayi saat ia duduk atau merangkak.
Atur tinggi kasur boks ketika si Kecil sudah mulai bisa duduk. Pasalnya, dengan cepat ia akan mudah beradaptasi dengan tahao perkembangan selanjutnya.
Kencangkan sabuk pengaman pada kursi tinggi dan perangkat duduk lainnya. Duduk mandiri membutuhkan banyak tenaga, sehingga si Kecil mungkin memerlukan dukungan ekstra dari tali pengikatnya.
Hindari untuk meletakkan tempat duduk di permukaan yang terlalu tinggi atau di dalam atau di dekat air.
Nah, itulah tadi rangkuman informasi tentang ciri-ciri anak terlambat duduk. Semoga informasi ini bisa membantu Mama untuk mendeteksi apakah si Kecil mengalami keterlambatan di usianya saat ini, ya.
Jangan ragu untuk melakukan konsultasi dengan tenaga ahli jika menemukan kejanggalan di masa tumbuh kembang si Kecil.